Kaskus

News

letkoloidAvatar border
TS
letkoloid
SKENARIO PEMILU 2014
Apa yang akan terjadi pada Pemilu 2014 ? SBY sudah menyelesaikan dua masa jabatan Presiden dan tidak bisa dipilih lagi, sementara partai Demokrat menggelar konvensi untuk memilih calon presidennya meskipun oleh banyak kalangan hanya dianggap basa-basi untuk mendapatkan legitimasi ipar presiden Pramono Wibowo untuk maju sebagai capres demokrat. Mundurnya beberapa tokoh dari konvensi membuat bobot konvensi semakin rendah.
emoticon-Ngakak


Partai Golkar makin suram nasibnya dalam mengusung ARB. Iklan
pencalonan ARB yang bertebaran di TV dan berbagai program pencintraan yang dilakukan tidak banyak membantu. Meskipun pengurus DPP tampak kompak tetap mendukung ARB, tapi para sesepuh partai yang sudah tidak duduk dalam kepengurusan sudah menyuarakan kekuatiran bahwa ARB bukan hanya tidak akan terpilih jadi Presiden tapi juga bahkan akan membuat perolehan partai Golkar menurun di Pemilu 2014.

PDIP seperti biasanya masih tergantung kepada ketua umum dan formatur tunggal yaitu Megawati yang sudah menjadi ketua umum sejak1999 yang berarti sudah 14 tahun memimpin PDIP. PDIP awalnya tidak mendukung Jokowi untuk maju menjadi capres. Tapi setelah melihat hasil survey yang menempatkan Jokowi di tangga teratas dan desakan berbagai pihak maka PDIP mulai bersuara lain. Lewat Puan Maharani, PDIP membuka kemungkinan pencapresan Jokowi, meskipun Megawati menginginkan agar calon Presiden baru akan ditentukan setelah pemilu legislatif. Banyak pengamat mengatakan bahwa Megawati sengaja menunda pencalonan Jokowi untuk mencegah lawan politiknya mengobok-obok dan menjegal pencalonannya.

Meskipun alasan seperti itu terlihat naif karena tanpa diumumkan pencalonannya pun lawan politik PDIP sudah terus berupaya mengkulik-kulik dan mencari kelemahan dan blunder kebijakan Jokowi. Pada dasarnya lawan politik PDIP cenderung akan menyimpan amunisinya untuk melakukan kampanye hitam menjelang capres atau setelah pengumuman pencalonan capres oleh masing-masing partai. Ini disebabkan karena pada saat itu tak banyak waktu lagi bagi PDIP untuk melawan rongrongan lawan politiknya. Kampanye hitam dengan membuka aib Jokowi yang dilakukan seminggu menjelang pencoblosan pemilu presiden bisa memutar balik keadaan. Mengumumkan Jokowi jauh hari akan memaksa lawan politiknya mengeluarkan semua amunisinya sehingga tak ada lagi yang tersisa pada saat menjelang pemilu presiden. Selain itu jika diumumkan jauh hari maka akan banyak waktu bagi PDIP untuk menjawab dan melakukan serangan balik jika terjadi kampanye hitam.

Hari-hari ini Megawati banyak melakukan aktifitas bersama Jokowi, seperti kunjungan bersama, makan bersama dan lain sebagainya. Tidak diketahui siapa yang memanfaatkan siapa. Apakah Megawati yang mencoba memanfaatkan popularitas Jokowi dan berharap dia bisa maju bersama Jokowi ? Atau malah setelah pemilu legislatif Megawati malah nekat mencalonkan dirinya sendiri dan tidak mengikuti pendukung PDIP yang berharap Megawati mencalonkan Jokowi.

Partai Hanura yang mencalonkan Wiranto tanpaknya harus membayar mahal karena cawapresnya Hary Tanoesoedibjo dengan group MNC nya menjadi sponsor Missworld yang banyak mendapat tentangan dari sebagaian kalangan Islam. Wiranto yang sudah pernah kalah dalam pemilihan Presiden mungkin sudah menyadari bahwa dia tidak akan terpilih dan lebih memilih untuk menggandeng Hary Tanoe untuk menguatkan infrastruktur partainya dari pada serius untuk maju sebagai calon presiden karena biayanya akan sangat besar.

PKS meskipun didera skandal korupsi yang melibatkan pucuk pimpinan tertingginya tampaknya masih bisa menunjukkan gigi dengan memenangkan beberapa pilkada. Nampaknya bukan karena mesin partai yang bekerja baik dan menggerakkan pemilih, tapi PKS bisa mencuri kemenangan karena calon yang diusungnya nampak lebih baik dari pada calon yang diusung partai lainnya. Pemilih sepertinya memilih figur calon kepala daerah dan tidak lagi melihat siapa partai pengusungnya.

Prabowo dengan Gerindra masih berharap bisa mendapatkan cukup suara pada pemilu legislatif agar bisa melenggang mencalonkan Prabowo sebagai capres. Konon ada deal antara Gerindra dengan PDIP, dimana Gerindra akan mendukung Jokowi pada saat pilkada Gubernur DKI tapi PDIP akan balik mendukung Prabowo untuk pemilu presiden.

PKB yang suaranya diharapkan dari kaum Nahdiyin tapi suara NU sudah terpecah ke beberapa partai dan sudah tidak mendapatkan dukungan dari keluarga Gus Dur. PKB sekarang lebih banyak berharap dari koalisinya dengan demokrat dan mengharapkan bisa mendapatkan portofolio kabinet sebagai balas jasa dukungannya di koalisi. Tapi suramnya nasib demokrat ikut membuat nasib partai ini semakin suram.

Jika PDIP mencalonkan Jokowi dan beberapa partai akan mengusung calon lain maka kemungkinan Jokowi yang akan terpilih. Jokowi hanya bisa mendapatkan lawan sepadan jika seluruh partai yang tidak mendukung Jokowi kompak memajukan sepasang calon sehingga hanya akan terjadi satu putaran pilpres. Jika sampai terjadi dua putaran maka publik akan mempunyai waktu lama untuk menimang-nimang dan Jokowi lah yang akan keluar sebagai presiden.

Pemilihan wakil presiden yang akan mendampingi calon presiden juga bisa menjadi faktor yang amat menentukan. Nampaknya para kandidat capres yang ada sekarang hanya siap untuk menjadi calon presiden dan tidak menginginkan menjadi wakil presiden.


politik semakin panas warga semakin cemas siapa yg akan menggantikan lord beye, yg bisa menurunkan harga sembako, sekolah gak mahal, ekonomi merata, kenejangan tidak ada serta aman makmur, gemah ripah loh jinawi, sindang kasih sugih muktiemoticon-KissSKENARIO PEMILU 2014


#yang mau ngasih bata silahkan, ane lagi ngumpulin bata buat bikin rumah, yang mau ngasih cendol boleh juga, kebetulan ane lagi laperemoticon-Ngakak
jangan lupa rate nya gan serta komengnya ditungguemoticon-No Sara Please


sumurnya dalem gan : http://politik.kompasiana.com/2013/1...14-596229.html ati ati keperosok
Diubah oleh letkoloid 27-11-2013 10:41
0
1.6K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan