- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bingung masalah karir?? Santai saja...


TS
kamateang
Bingung masalah karir?? Santai saja...

Quote:
Berikut ini merupakan salah satu artikel yang ane kutip dari The New York Times, semoga bermanfaat bagi agan-agan yang mengalami kebingungan karir, seperti yang ane rasakan saat ini.

Quote:
Kebingungan karir (bingung memilih pekerjaan) dapat terjadi pada tahap usia berapa pun. Jika anda bertanya, “apa yang harus saya lakukan untuk mengatasi kebingungan ini?” Jawabannya, tenanglah. Tidaklah mengapa jika anda masih bingung. Karena pada faktanya, sebagian besar orang belum mengetahui karir apa yang tepat untuk mereka. Percaya atau tidak, kebingungan karir adalah hal yang baik untuk anda.
Saya mengerti kebingungan karir kerap terjadi pada mereka yang mengambil atau memilih jurusan tertentu pada saat kuliah ataupun pada sekolah kejuruan. So what?
Anda toh tidak menikah dengan jurusan anda kan?
Pemilihan jurusan adalah salah satu sumber kecemasan karir. Terlebih lagi bila anda memasuki jurusan yang bukan minat anda. Bagaimana jika anda tidak yakin dengan apa minat anda sebenarnya? Pekerjaan seperti apa yang mungkin anda dapatkan dengan gelar saat ini? Bagaimana jika suatu saat anda berubah pikiran?
Sudahlah, jangan sampai terbebani. Jurusan kuliah bukanlah merupakan komitmen seumur hidup. Tentu memang, anda harus memilih dengan baik jurusan yang akan anda pilih. Sebab kuliah atau sekolah merupakan investasi masa depan, dan anda ingin agar pilihan tersebut sebagai pilihan terbaik bagi masa depan anda. Tapi tetap, banyak keterampilan yang dapat anda pelajari terserah pada jurusan apapun anda. Presentasi yang anda tunjukkan, surat-surat yang anda tulis dan magang yang anda lakukan di perguruan tinggi tentu sangat berharga, terlepas dari apa jurusan yang anda pilih.

Hanya 27 persen lulusan perguruan tinggi U.S yang bekerja pada pekerjaan yang berhubungan langsung dengan jurusan mereka. Jika anda merupakan salah satu dari 73 persen itu, maka percayalah anda masih dapat memiliki karir yang luar biasa.
Coba tanyakan pada Clarence Thomas (Hakim Mahkamah Agung, jurusan bahasa Inggris), Christopher Conner (CEO Sherwin-Williams, Jurusan Sosiologi) atau Jill Abramson (Eksekutif editor The New York Times, jurusan sejarah dan sastra utama).
Pilihan karir pertama adalah jelas bukan pilihan karir terakhir
Hampir mustahil mendapatkan pekerjaan pertama setelah lulus kuliah, jika anda menekankan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan kuliah anda. Kadang-kadang anda harus mencoba sesuatu yang baru (berbeda dari jurusan anda sebelumnya) untuk sekedar mencari tahu bahwa bidang itu memang tidak sesuai untuk anda. Kemudian di lain waktu, anda dapat mencoba sesuatu yang baru dan merasakan bahwa pekerjaan saat ini lebih anda sukai dari apa yang anda lakukan sebelumnya. Karier akan berputar dan berubah sesuai dengan meningkatnya tingkat pengalaman Anda.
Perubahan teknologi dan pergeseran budaya juga dapat mempengaruhi karir. Saya bekerja bersama seorang editor, dan beliau menceritakan kisah-kisahnya pada saat bekerja pada sebuah surat kabar di era sebelum adanya Google. Setelah puluhan tahun bekerja di jurnalisme cetak, beliau harus mengubah kariernya karena terjadinya penurunan pendapatan industri surat kabar. Hal ini menandakan bahwa, anda harus mampu beradaptasi dalam karir yang anda geluti, walaupun jika anda tahu persis minat anda dimana tapi perubahan dapat terjadi setiap saat.

Sejelek-jeleknya pekerjaan pertama anda, anda tetap dapat mengambil pelajaran dari pekerjaan tersebut. Perhatikan apa yang anda sukai dan tidak sukai juga dapat membantu untuk meringankan kebingungan yang anda rasakan. Jika bagian yang anda sukai dari pekerjaan tersebut adalah lingkungan kerjanya, maka anda akan belajar bahwa budaya perusahaan adalah fokus utama anda dalam pencarian pekerjaan di masa depan. Apabila anda menyadari bahwa jika anda bekerja dengan baik dalam sebuah proyek solo, hal itu bisa menjadi inspirasi bagi anda untuk menemukan posisi yang berfokus pada pekerjaan yang mandiri.
Semakin anda matang dan berkembang dengan karir yang dilakukan saat ini, secara alami anda akan mencari tahu hal-hal apa yang dapat membuat anda bahagia. Jika perasaan tidak nyaman atau puas mulai muncul dan anda mengetahui alasan di balik ketidakpuasan itu. Cobalah untuk mengatasinya. Jika tidak bisa, mulailah mencari kesempatan yang lainnya.
Anda tidak perlu semua jawaban itu untuk berhasil.
Mempersiapkan tujuan hidup, tidak berarti anda harus menghabiskan seluruh usia anda untuk mencari tahu. Jalan yang terbuka setelah selesai dari perguruan tinggi kemudian menuju karir mungkin penuh dengan beragam pertanyaan, tetapi anda tidak harus menjawab semuanya sekaligus.
Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein, "Saya tidak punya bakat khusus. Saya hanya memiliki semangat ingin tahu."
Bahkan eksekutif tingkat atas pun melalui saat-saat keraguan. Mengalami kebingungan karir merupakan hal yang baik karena hal itu menunjukkan bahwa anda peduli terhadap apa yang akan anda lakukan dan ke mana anda pergi selanjutnya.
Jadi berhentilah stress, teruslah bertanya dan kembangkan rasa ingin tahu anda.
Saya mengerti kebingungan karir kerap terjadi pada mereka yang mengambil atau memilih jurusan tertentu pada saat kuliah ataupun pada sekolah kejuruan. So what?
Anda toh tidak menikah dengan jurusan anda kan?
Pemilihan jurusan adalah salah satu sumber kecemasan karir. Terlebih lagi bila anda memasuki jurusan yang bukan minat anda. Bagaimana jika anda tidak yakin dengan apa minat anda sebenarnya? Pekerjaan seperti apa yang mungkin anda dapatkan dengan gelar saat ini? Bagaimana jika suatu saat anda berubah pikiran?
Sudahlah, jangan sampai terbebani. Jurusan kuliah bukanlah merupakan komitmen seumur hidup. Tentu memang, anda harus memilih dengan baik jurusan yang akan anda pilih. Sebab kuliah atau sekolah merupakan investasi masa depan, dan anda ingin agar pilihan tersebut sebagai pilihan terbaik bagi masa depan anda. Tapi tetap, banyak keterampilan yang dapat anda pelajari terserah pada jurusan apapun anda. Presentasi yang anda tunjukkan, surat-surat yang anda tulis dan magang yang anda lakukan di perguruan tinggi tentu sangat berharga, terlepas dari apa jurusan yang anda pilih.
Quote:

Hanya 27 persen lulusan perguruan tinggi U.S yang bekerja pada pekerjaan yang berhubungan langsung dengan jurusan mereka. Jika anda merupakan salah satu dari 73 persen itu, maka percayalah anda masih dapat memiliki karir yang luar biasa.
Coba tanyakan pada Clarence Thomas (Hakim Mahkamah Agung, jurusan bahasa Inggris), Christopher Conner (CEO Sherwin-Williams, Jurusan Sosiologi) atau Jill Abramson (Eksekutif editor The New York Times, jurusan sejarah dan sastra utama).
Pilihan karir pertama adalah jelas bukan pilihan karir terakhir
Hampir mustahil mendapatkan pekerjaan pertama setelah lulus kuliah, jika anda menekankan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan kuliah anda. Kadang-kadang anda harus mencoba sesuatu yang baru (berbeda dari jurusan anda sebelumnya) untuk sekedar mencari tahu bahwa bidang itu memang tidak sesuai untuk anda. Kemudian di lain waktu, anda dapat mencoba sesuatu yang baru dan merasakan bahwa pekerjaan saat ini lebih anda sukai dari apa yang anda lakukan sebelumnya. Karier akan berputar dan berubah sesuai dengan meningkatnya tingkat pengalaman Anda.
Perubahan teknologi dan pergeseran budaya juga dapat mempengaruhi karir. Saya bekerja bersama seorang editor, dan beliau menceritakan kisah-kisahnya pada saat bekerja pada sebuah surat kabar di era sebelum adanya Google. Setelah puluhan tahun bekerja di jurnalisme cetak, beliau harus mengubah kariernya karena terjadinya penurunan pendapatan industri surat kabar. Hal ini menandakan bahwa, anda harus mampu beradaptasi dalam karir yang anda geluti, walaupun jika anda tahu persis minat anda dimana tapi perubahan dapat terjadi setiap saat.
Quote:

Sejelek-jeleknya pekerjaan pertama anda, anda tetap dapat mengambil pelajaran dari pekerjaan tersebut. Perhatikan apa yang anda sukai dan tidak sukai juga dapat membantu untuk meringankan kebingungan yang anda rasakan. Jika bagian yang anda sukai dari pekerjaan tersebut adalah lingkungan kerjanya, maka anda akan belajar bahwa budaya perusahaan adalah fokus utama anda dalam pencarian pekerjaan di masa depan. Apabila anda menyadari bahwa jika anda bekerja dengan baik dalam sebuah proyek solo, hal itu bisa menjadi inspirasi bagi anda untuk menemukan posisi yang berfokus pada pekerjaan yang mandiri.
Semakin anda matang dan berkembang dengan karir yang dilakukan saat ini, secara alami anda akan mencari tahu hal-hal apa yang dapat membuat anda bahagia. Jika perasaan tidak nyaman atau puas mulai muncul dan anda mengetahui alasan di balik ketidakpuasan itu. Cobalah untuk mengatasinya. Jika tidak bisa, mulailah mencari kesempatan yang lainnya.
Anda tidak perlu semua jawaban itu untuk berhasil.
Mempersiapkan tujuan hidup, tidak berarti anda harus menghabiskan seluruh usia anda untuk mencari tahu. Jalan yang terbuka setelah selesai dari perguruan tinggi kemudian menuju karir mungkin penuh dengan beragam pertanyaan, tetapi anda tidak harus menjawab semuanya sekaligus.
Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein, "Saya tidak punya bakat khusus. Saya hanya memiliki semangat ingin tahu."
Bahkan eksekutif tingkat atas pun melalui saat-saat keraguan. Mengalami kebingungan karir merupakan hal yang baik karena hal itu menunjukkan bahwa anda peduli terhadap apa yang akan anda lakukan dan ke mana anda pergi selanjutnya.
Jadi berhentilah stress, teruslah bertanya dan kembangkan rasa ingin tahu anda.
TKP
Quote:
Jangan Lupa Komeng,
dan
nya


0
3.4K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan