- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
(Payah) Garuda SUPER Delay


TS
wongjadul13
(Payah) Garuda SUPER Delay
Garuda Delay 2 Jam, Syahrul Marah
MAROS – Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo terlibat ketegangan dengan petugas Garuda Indonesia di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis (21/ 11). Ketegangan tersebut dipicu pesawat yang delay selama hampir dua jam.
Syahrul yang duduk di kelas bisnis dikabarkan sempat berdiri dan menunjuk-nunjuk ke arah Duty Manager PT Garuda Indonesia, Makassar, Karyanto, yang mencoba menjelaskan alasan pesawat tujuan Jakarta tersebut delay. Sempat beredar kabar bahwa Syahrul melakukan pemukulan terhadap petugas Garuda tersebut, namun itu dibantah Karyanto saat dihubungi KORAN SINDOkemarin. Menurut dia, tidak ada kekerasan fisik terhadapnya, meskipun dia mengakui sempat mendapatkan kalimat bernada kasar.
“Saya tidak mendapatkan kekerasan fisik. Pejabat itu hanya marah-marah karena tidak menerima pesawat delay. Yang bersangkutan sempat berdiri dari seat karena pesawat tidak kunjung terbang,” ujar dia. Menurut Karyanto, dia tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan alasan delay tersebut karena situasi sudah tegang. Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh yang juga ikut dalam rombongan di kelas bisnis itu hanya menyuruhnya segera menutup pintu pesawat tanpa memberinya waktu untuk menjelaskan.
“Padahal protokol mengatakan, ada waktu lima menit untuk menjelaskan kepada penumpang,” kata dia. SelainSyahruldanAnwarAdnan Saleh, di pesawat dengan nomor penerbangan 643 rute Jakarta- Makassar-Gorontalo- Makassar-Jakarta tersebut, juga terdapat Ketua DPRD Sulsel Moh Roem yang juga Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel. RombonganinikeJakartauntuk mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar.
“Kami memang sempat emosi saat tertahan 20 menit di kabin, apalagi pesawat sebelumnya sudah lama delay. Kalau situasi sempat memanas, itu sangat manusiawi. Tapi saya tegaskan, tidak ada tindakan kekerasan di atas pesawat itu. Kalau kalimat bernada tinggi, iya. Tapi bukan kata-kata kotor,” jelas Anwar Adnan Saleh yang juga Ketua DPD I Golkar Sulbar ini saat dihubungi lewat telepon selulernya kemarin.
Senior Manager Hub Garuda Indonesia Makassar, Join Hilarion Kullit menjelaskan, pihaknya telah memeriksa kasus itu. Dia menjelaskan, pesawat seharusnya mendarat di Makassar pada pukul 16.00 Wita. Tapi pesawat itu terlambat dan baru tiba pada pukul 16.50 dari Gorontalo. Saat penumpang berada di kabin, terjadi lagi penundaan karena ada beberapa penumpang transit yang hendak ikut di pesawat tersebut.
Sekitar 20 menit tertahan di kabin, saat itulah rombongan Syahrul dan penumpang lainnya protes hingga terjadi insiden. “Memang pejabat telah berada di atas pesawat. Tapi karena ada penumpang transit dari Sorong dan Kendari berjumlah 11 orang, maka pihak Garuda harus menunggu penumpang tersebut. Kami tidak bisa meninggalkan mereka, karena setelah pesawat itu, sudah tidak ada lagi pesawat yang berangkat ke Jakarta,” jelas Join.
Pesawat Garuda Indonesia yang berkapasitas 162 penumpang tersebut memuat 157 penumpang. Ada 10 penumpang di kelas bisnis, termasuk rombongan Syahrul. Sedangkan penumpang kelas ekonomi sebanyak 147 orang. Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Andi Darmawan Bintang mengatakan, kehadiran pihak Garuda di kabin pesawat saat itu hanya untuk memberi penjelasan terkait alasan pesawat delay.
Dia juga membantah ada insiden kekerasan terhadap petugas Garuda. “Tidak ada masalah dan tidak ada yang perlu ditanggapi lebih jauh. Karena memang hanya terjadi delay pesawat yang akan ditumpangi rombongan Pak Syahrul,” katanya. najmi s limonu/ jumardin akas
LINK: http://www.koran-sindo.com/node/346593
Garuda: Tak Ada Pemukulan oleh Gubernur Sulsel, Hanya Delay 2 Jam
TRIBUNNEWS.COM, MAROS - Kapolsek Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Iptu A Alamsyah, tak mengetahui insiden pemukulan yang dikabarkan dilakukan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo terhadap karyawan Garuda. Alamsyah bahkan mengatakan ricuhnya tak terdengar.
"Saya sudah konfirmasi ke karyawan Garuda tapi tidak ada kejadian seperti itu," jelasnya melalui telepon seluler, Jumat (22/11/2013) dini hari.
Pihak Garuda juga membantah adanya insiden tersebut. Hanya saja, manajemen Garuda mengakui bahwa penerbangan yang diikuti Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan rombongan DPD I Golkar Sulsel ke Jakarta itu delay sekitar dua jam.
Pesawat yang ditumpangi Syahrul dan rombongan bernomor penerbangan GA 0643 sedianya berangkat pukul 16.05 Wita. Rute pesawat tersebut dari Gorontalo-Makassar-Jakarta.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dikabarkan terlibat kasus pemukulan terhadap karyawan Garuda Indonesia Makassar di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Kamis (21/11/2013) petang.
Namun kabar ini dibantah oleh Ketua DPRD Sulsel Muhammad Roem dan juga Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel, Andi Darmawan Bintang.
Kabarnya, insiden ini cukup menyedot perhatian penghuni bandara terbaik se-Indonesia tersebut. Link: http://www.tribunnews.com/regional/2...ya-delay-2-jam
Garuda Minta Maaf Pesawat Delay Hampir Dua Jam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Manajemen maskapai penerbangan Garuda Indonesia menepis kabar insiden pemukulan yang melibatkan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar di Maros, Kamis (21/11/2013) kemarin.
Rombongan Syahrul yang juga Ketua DPD Golkar Sulsel berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, Kamis (21/11/2013) petang.
Join Hilarion Kullit, Senior Manager Hub Garuda Indonesia Makassar, Jumat (22/11/2013), mengatakan, kabar pemukulan terhadap Manager on Duty Karyanto tidak benar. Dia sudah berbicara langsung dengan Karyanto pascaberedarnya kabar tersebut.
"Terjadi pemukulan dalam rangka apa. Setelah ada pemberitaan ada pemukulan, ada penganiayaan. Saya langsung berbicara dengan Pak Karyanto. Saya tanya apa benar, dia bilang tidak. Terus saya minta cek ada kena badan atau tidak, dia juga sampaikan tidak," jelasnya.
Join secara khusus bertandang ke Kantor Tribun Timur (Tribunnews.com Network), Jl Cenderawasih, Makassar, untuk memberikan klarifikasi atas kabar insiden tersebut termasuk mengenai alasan keterlambatan penerbangan Garuda Indonesia 643 tersebut.
Namun, Join tidak membantah banyaknya protes penumpang atas keterlambatan itu termasuk dari rombongan Syahrul. Ditanya mengenai kabar rombongan Syahrul sempat marah dan menunjuk-nunjuk Karyanto, dia hanya tersenyum.
Saat itu, Karyanto selaku pimpinan otoritas tertinggi di bandara turun tangan langsung "menenangkan" penumpang hingga ke atas pesawat. Ia juga mendampingi rombongan SYL, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, Ketua DPRD Sulsel Moh Roem, yang menjadi penumpang penting pada penerbangan itu.
SYL, Anwar, Roem, duduk di kelas bisnis Garuda Indonesia. Karyanto juga memberi penjelasan kepada rombongan atas keterlambatan penerbangan itu.
"Masalahnya kita delay panjang hampir dua jam. Saat itu, on board rombongan Pak Gubernur Sulsel, Ketua DPRD Sulsel, dan ada Pak Gubernur Sulbar. Di belakang (kelas ekonomi) ada beberapa kepala dinas. Konstribusi delay itu penumpang menanyakan. Bahkan, ada yang minta pindah penerbangan saja," jelasnya.
"Perasaan seperti itu (terlambat) memang kurang nyaman. Saya saja kalau terlambat pasti cerewet, tapi tentu ini bentuk pelayanan kepada penumpang. Apalagi Pak Gubernur sering naik Garuda. Bagaimana kita mau kurang pelayanan. Jadi kami mohon maaf atas keterlambatan tersebut kepada seluruh penumpang," ujarnya.
LINK: http://berita.plasa.msn.com/nasional...hampir-dua-jam
Delay hingga 6 jam, ini alasan Garuda Indonesia
Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 0291 dari Malang menuju Jakarta mengalami kerusakan pada bagian hidrolik sejak pukul 11.00 WIB. Namun, hingga pukul 17.00 WIB, pesawat juga belum bisa diterbangkan.
Alhasil, pihak Garuda Indonesia memberangkatkan sebagian penumpang ke Bandara Djuanda, Surabaya untuk diterbangkan ke Jakarta pada pukul 22.30 WIB. Sebagian penumpang lainnya menginap di Malang dengan biaya dari Garuda, dan diterbangkan dari Malang keesokan harinya pukul 11.00.
Sedangkan, penumpang asal Jakarta, Sophian mengaku kecewa atas pelayanan Garuda. Sebagai maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia, mestinya Garuda mengantisipasi kerusakan pesawat sebelum dioperasikan.
"Kalau tiba-tiba rusak begini, kan penumpang dirugikan. Saya hanya duduk termangu di bandara dari pagi sampai malam, padahal banyak pekerjaan yang harus dibereskan di Jakarta," ujar Sophian yang ditemui di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, Senin (6/5).
Manajer Komunikasi Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengaku keselamatan penumpang memang yang diutamakan sehingga harus melakukan penundaan penerbangan. Apabila ada komponen pesawat yang rusak, tidak boleh menerbangkan penumpang sampai tuntas diperbaiki.
"Biasanya penumpang kita berangkatkan pada penerbangan berikutnya. Tapi di Malang memang penerbangan terbatas, jadi harus ke Surabaya," kata dia.
Ikhsan mengakui kondisi pesawat yang diterbangkan ke Malang merupakan pesawat Boeing 737-500 yang usianya di atas 10 tahun. Di tambah, bandara di Malang sangat terbatas landasan pacunya sehingga tidak dapat menampung jenis pesawat Garuda yang baru jika ingin dialihkan. Pasalnya, pesawat Garuda Indonesia sudah banyak yang menggunakan pesawat baru jenis Boeing 737-800.
"Walau begitu, kondisi pesawat tak ada masalah. Kalaupun ada kerusakan itu tidak fatal dan bisa diperbaiki," tuturnya.
Link: http://www.merdeka.com/uang/delay-hi...indonesia.html
MAROS – Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo terlibat ketegangan dengan petugas Garuda Indonesia di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Kamis (21/ 11). Ketegangan tersebut dipicu pesawat yang delay selama hampir dua jam.
Syahrul yang duduk di kelas bisnis dikabarkan sempat berdiri dan menunjuk-nunjuk ke arah Duty Manager PT Garuda Indonesia, Makassar, Karyanto, yang mencoba menjelaskan alasan pesawat tujuan Jakarta tersebut delay. Sempat beredar kabar bahwa Syahrul melakukan pemukulan terhadap petugas Garuda tersebut, namun itu dibantah Karyanto saat dihubungi KORAN SINDOkemarin. Menurut dia, tidak ada kekerasan fisik terhadapnya, meskipun dia mengakui sempat mendapatkan kalimat bernada kasar.
“Saya tidak mendapatkan kekerasan fisik. Pejabat itu hanya marah-marah karena tidak menerima pesawat delay. Yang bersangkutan sempat berdiri dari seat karena pesawat tidak kunjung terbang,” ujar dia. Menurut Karyanto, dia tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan alasan delay tersebut karena situasi sudah tegang. Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh yang juga ikut dalam rombongan di kelas bisnis itu hanya menyuruhnya segera menutup pintu pesawat tanpa memberinya waktu untuk menjelaskan.
“Padahal protokol mengatakan, ada waktu lima menit untuk menjelaskan kepada penumpang,” kata dia. SelainSyahruldanAnwarAdnan Saleh, di pesawat dengan nomor penerbangan 643 rute Jakarta- Makassar-Gorontalo- Makassar-Jakarta tersebut, juga terdapat Ketua DPRD Sulsel Moh Roem yang juga Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel. RombonganinikeJakartauntuk mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar.
“Kami memang sempat emosi saat tertahan 20 menit di kabin, apalagi pesawat sebelumnya sudah lama delay. Kalau situasi sempat memanas, itu sangat manusiawi. Tapi saya tegaskan, tidak ada tindakan kekerasan di atas pesawat itu. Kalau kalimat bernada tinggi, iya. Tapi bukan kata-kata kotor,” jelas Anwar Adnan Saleh yang juga Ketua DPD I Golkar Sulbar ini saat dihubungi lewat telepon selulernya kemarin.
Senior Manager Hub Garuda Indonesia Makassar, Join Hilarion Kullit menjelaskan, pihaknya telah memeriksa kasus itu. Dia menjelaskan, pesawat seharusnya mendarat di Makassar pada pukul 16.00 Wita. Tapi pesawat itu terlambat dan baru tiba pada pukul 16.50 dari Gorontalo. Saat penumpang berada di kabin, terjadi lagi penundaan karena ada beberapa penumpang transit yang hendak ikut di pesawat tersebut.
Sekitar 20 menit tertahan di kabin, saat itulah rombongan Syahrul dan penumpang lainnya protes hingga terjadi insiden. “Memang pejabat telah berada di atas pesawat. Tapi karena ada penumpang transit dari Sorong dan Kendari berjumlah 11 orang, maka pihak Garuda harus menunggu penumpang tersebut. Kami tidak bisa meninggalkan mereka, karena setelah pesawat itu, sudah tidak ada lagi pesawat yang berangkat ke Jakarta,” jelas Join.
Pesawat Garuda Indonesia yang berkapasitas 162 penumpang tersebut memuat 157 penumpang. Ada 10 penumpang di kelas bisnis, termasuk rombongan Syahrul. Sedangkan penumpang kelas ekonomi sebanyak 147 orang. Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Andi Darmawan Bintang mengatakan, kehadiran pihak Garuda di kabin pesawat saat itu hanya untuk memberi penjelasan terkait alasan pesawat delay.
Dia juga membantah ada insiden kekerasan terhadap petugas Garuda. “Tidak ada masalah dan tidak ada yang perlu ditanggapi lebih jauh. Karena memang hanya terjadi delay pesawat yang akan ditumpangi rombongan Pak Syahrul,” katanya. najmi s limonu/ jumardin akas
LINK: http://www.koran-sindo.com/node/346593
Garuda: Tak Ada Pemukulan oleh Gubernur Sulsel, Hanya Delay 2 Jam
TRIBUNNEWS.COM, MAROS - Kapolsek Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Iptu A Alamsyah, tak mengetahui insiden pemukulan yang dikabarkan dilakukan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo terhadap karyawan Garuda. Alamsyah bahkan mengatakan ricuhnya tak terdengar.
"Saya sudah konfirmasi ke karyawan Garuda tapi tidak ada kejadian seperti itu," jelasnya melalui telepon seluler, Jumat (22/11/2013) dini hari.
Pihak Garuda juga membantah adanya insiden tersebut. Hanya saja, manajemen Garuda mengakui bahwa penerbangan yang diikuti Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan rombongan DPD I Golkar Sulsel ke Jakarta itu delay sekitar dua jam.
Pesawat yang ditumpangi Syahrul dan rombongan bernomor penerbangan GA 0643 sedianya berangkat pukul 16.05 Wita. Rute pesawat tersebut dari Gorontalo-Makassar-Jakarta.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dikabarkan terlibat kasus pemukulan terhadap karyawan Garuda Indonesia Makassar di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Kamis (21/11/2013) petang.
Namun kabar ini dibantah oleh Ketua DPRD Sulsel Muhammad Roem dan juga Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel, Andi Darmawan Bintang.
Kabarnya, insiden ini cukup menyedot perhatian penghuni bandara terbaik se-Indonesia tersebut. Link: http://www.tribunnews.com/regional/2...ya-delay-2-jam
Garuda Minta Maaf Pesawat Delay Hampir Dua Jam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Manajemen maskapai penerbangan Garuda Indonesia menepis kabar insiden pemukulan yang melibatkan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar di Maros, Kamis (21/11/2013) kemarin.
Rombongan Syahrul yang juga Ketua DPD Golkar Sulsel berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, Kamis (21/11/2013) petang.
Join Hilarion Kullit, Senior Manager Hub Garuda Indonesia Makassar, Jumat (22/11/2013), mengatakan, kabar pemukulan terhadap Manager on Duty Karyanto tidak benar. Dia sudah berbicara langsung dengan Karyanto pascaberedarnya kabar tersebut.
"Terjadi pemukulan dalam rangka apa. Setelah ada pemberitaan ada pemukulan, ada penganiayaan. Saya langsung berbicara dengan Pak Karyanto. Saya tanya apa benar, dia bilang tidak. Terus saya minta cek ada kena badan atau tidak, dia juga sampaikan tidak," jelasnya.
Join secara khusus bertandang ke Kantor Tribun Timur (Tribunnews.com Network), Jl Cenderawasih, Makassar, untuk memberikan klarifikasi atas kabar insiden tersebut termasuk mengenai alasan keterlambatan penerbangan Garuda Indonesia 643 tersebut.
Namun, Join tidak membantah banyaknya protes penumpang atas keterlambatan itu termasuk dari rombongan Syahrul. Ditanya mengenai kabar rombongan Syahrul sempat marah dan menunjuk-nunjuk Karyanto, dia hanya tersenyum.
Saat itu, Karyanto selaku pimpinan otoritas tertinggi di bandara turun tangan langsung "menenangkan" penumpang hingga ke atas pesawat. Ia juga mendampingi rombongan SYL, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, Ketua DPRD Sulsel Moh Roem, yang menjadi penumpang penting pada penerbangan itu.
SYL, Anwar, Roem, duduk di kelas bisnis Garuda Indonesia. Karyanto juga memberi penjelasan kepada rombongan atas keterlambatan penerbangan itu.
"Masalahnya kita delay panjang hampir dua jam. Saat itu, on board rombongan Pak Gubernur Sulsel, Ketua DPRD Sulsel, dan ada Pak Gubernur Sulbar. Di belakang (kelas ekonomi) ada beberapa kepala dinas. Konstribusi delay itu penumpang menanyakan. Bahkan, ada yang minta pindah penerbangan saja," jelasnya.
"Perasaan seperti itu (terlambat) memang kurang nyaman. Saya saja kalau terlambat pasti cerewet, tapi tentu ini bentuk pelayanan kepada penumpang. Apalagi Pak Gubernur sering naik Garuda. Bagaimana kita mau kurang pelayanan. Jadi kami mohon maaf atas keterlambatan tersebut kepada seluruh penumpang," ujarnya.
LINK: http://berita.plasa.msn.com/nasional...hampir-dua-jam
Delay hingga 6 jam, ini alasan Garuda Indonesia
Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 0291 dari Malang menuju Jakarta mengalami kerusakan pada bagian hidrolik sejak pukul 11.00 WIB. Namun, hingga pukul 17.00 WIB, pesawat juga belum bisa diterbangkan.
Alhasil, pihak Garuda Indonesia memberangkatkan sebagian penumpang ke Bandara Djuanda, Surabaya untuk diterbangkan ke Jakarta pada pukul 22.30 WIB. Sebagian penumpang lainnya menginap di Malang dengan biaya dari Garuda, dan diterbangkan dari Malang keesokan harinya pukul 11.00.
Sedangkan, penumpang asal Jakarta, Sophian mengaku kecewa atas pelayanan Garuda. Sebagai maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia, mestinya Garuda mengantisipasi kerusakan pesawat sebelum dioperasikan.
"Kalau tiba-tiba rusak begini, kan penumpang dirugikan. Saya hanya duduk termangu di bandara dari pagi sampai malam, padahal banyak pekerjaan yang harus dibereskan di Jakarta," ujar Sophian yang ditemui di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, Senin (6/5).
Manajer Komunikasi Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengaku keselamatan penumpang memang yang diutamakan sehingga harus melakukan penundaan penerbangan. Apabila ada komponen pesawat yang rusak, tidak boleh menerbangkan penumpang sampai tuntas diperbaiki.
"Biasanya penumpang kita berangkatkan pada penerbangan berikutnya. Tapi di Malang memang penerbangan terbatas, jadi harus ke Surabaya," kata dia.
Ikhsan mengakui kondisi pesawat yang diterbangkan ke Malang merupakan pesawat Boeing 737-500 yang usianya di atas 10 tahun. Di tambah, bandara di Malang sangat terbatas landasan pacunya sehingga tidak dapat menampung jenis pesawat Garuda yang baru jika ingin dialihkan. Pasalnya, pesawat Garuda Indonesia sudah banyak yang menggunakan pesawat baru jenis Boeing 737-800.
"Walau begitu, kondisi pesawat tak ada masalah. Kalaupun ada kerusakan itu tidak fatal dan bisa diperbaiki," tuturnya.
Link: http://www.merdeka.com/uang/delay-hi...indonesia.html
0
1.5K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan