Maaf y Agan2... Karena ane orangnya kurang teliti jadi salah judul.
Harap dimaklumi.
Selamat pagi Gan. Ane mau share kisah tentang Nabi Sulaiman dan Semut.
Mungkin sebagian kaskuser sudah pernah dengar kisah ini.
Sebenarnya ada banyak kisah nabi sulaiman Gan, tapi ane cuma share 1 kisah aja.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini Gan.
Sulaiman bin Daud adalah satu-satunya Nabi yang memperoleh keistimewaan dari Allah SWT sehingga bisa memahami bahasa binatang. Beliau bisa bicara dengan burung Hud Hud dan bisa memahami bahasa semut.
Dalam Al-Quran surah An Naml, ayat 18-26 adalah contoh dari sebahagian ayat yang menceritakan akan keistimewaan Nabi yang sangat kaya raya ini.
Firman Allah, “Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata, “hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata.”
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) sehingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa kerana mendengar perkataan semut itu. Katanya, “Ya Rabbi, limpahkan kepadaku karunia untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku; karuniakan padaku hingga boleh mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang soleh.” (An-Naml: 16-19)
Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut, “Wahai semut! Berapa banyak engkau perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun?”
“Sebesar biji gandum,” jawabnya. Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol.
Setelah genap satu tahun, Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si semut hanya memakan sebahagian biji gandum itu.
“Mengapa engkau hanya memakan sebahagian dan tidak menghabiskannya?” tanya Nabi Sulaiman.
“Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri kepada Allah,” jawab si semut. “Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin bahwa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Kerana itu, aku harus tinggalkan sebahagian sebagai bekal tahun berikutnya.”
Nabi Sulaiman, walaupun ia sangat kaya raya, namun kekayaannya adalah nisbi dan terbatas. Yang Maha Kaya secara mutlak hanyalah Allah SWT semata-mata. Nabi Sulaiman, meskipun sangat baik dan kasih, namun yang Maha Baik dan Maha Kasih dari seluruh pengasih hanyalah Allah SWT semata. Dalam diri Nabi Sulaiman tersimpan sifat terbatas dan kenisbian yang tidak dapat dipisahkan; sementara dalam Zat Allah sifat mutlak dan absolut.
Bagaimanapun kayanya Nabi Sulaiman, dia tetap manusia biasa yang tidak boleh sepenuhnya dijadikan tempat bergantung. Bagaimana kasihnya Nabi Sulaiman, dia adalah manusia biasa yang menyimpan kedaifan-kedaifannya tersendiri. Hal itu diketahui oleh semut Nabi Sulaiman. Karena itu, dia masih tidak percaya kepada janji Nabi Sulaiman ke atasnya. Bukan karena kuatir Nabi Sulaiman akan ingkar janji, namun khuatir Nabi Sulaiman tidak mampu memenuhinya lantaran sifat manusiawinya. Tawakal atau berpasrah diri bulat-bulat hanyalah kepada Allah SWT semata, bukan kepada manusia.
Kesimpulan dari kisah diatas, Rezeki setiap orang sudah diatur oleh Allah Gan, bahkan rezeki semut sudah ditentukan. Bahkan kekayaan nabi Sulaiman as yang begitu melimpah tidak bisa meyakinkan semut. Karena semut kawatir Nabi Sulaiman lupa tidak memberi makan di tahun kedua.
Kita sebagai hamba harus bertawakal dan pasrah diri kepada Allah.
Karena Allah tidak akan melupakan kita Gan.
Jadi agan yang merasa rejekinya kurang. Jangan kecil hati Gan, semua sudah ditentukan, kita tawakal dan pasrah kepada Allah...