Media Punya Dua Opsi Buat FPI
1. FPI Selalu Salah
2. Kalau FPI Benar, Maka Kembali Ke Opsi 1

Peran Media Massa yang paling utama adalah : "Mencitrakan buruk FPI"

Perkara beritanya benar atau salah,
bagaimana nanti. Yang pasti :
mencitrakan FPI supaya buruk dan
salah. Sehingga akhirnya opini
masyarakat sudah terbentuk dengan sendirinya bahwa FPI adalah pihak yang salah.

Dan hal ini berhasil membuat
masyarakat berfikir secara spontan
bahwa yang salah adalah FPI,
walaupun pada akhirnya TERBUKTI
bahwa yang salah bukan FPI, media
tidak peduli.

Jangankan untuk memulihkan nama baik FPI, meminta maafpun tidak akan pernah dilakukan oleh media karena mereka memang
dibayar untuk membuat citra buruk bagi FPI.

Ada satu fenomena media di indonesia ini.

Kalo ada pejabat salah itu disebut oknum,

kalo ada anggota polri salah itu disebut oknum,

kalo ada anggota parpol salah, itu oknum,

Coba liat pejabat di tv.

Kita lihat saat pilkada, berapa banyak oknum parpol masanya melakukan pengrusakan, pembakaran, pembunuhan,
gedung bupati yang dibakar, kantor bupati, kantor DPRD, bahkan Ketua DPRD di Sumatera Utara dibunuh oleh para pendemo suatu partai. Tapi partainya gak disalahkan, Partainya gak ditegur apalagi dibubarkan tapi dikatakan oknum.

Tapi kalo FPI, FPI yang salah fpi yg
dibubarkan. Jadi mereka lihat, tidak
ada oknum di FPI. dari pusat sampe daerah pasti mewakili FPI, haha.

Ini saya lihat ada sesuatu yg gak fair di kita punya negeri, tapi tak mengapa itu tantangan perjuangan buat FPI.

Makin ditempa demikian, FPI makin dewasa, Makin pengalaman, Akan makin bisa memperbaiki diri dalam perjuangannya. Insya Allah.

(Habib Muhammad Rizieq Syihab, rekaman Wawancara santai di Radio Silaturahmi)


$umber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=444054645700891&id=189344087838616&p=10&refid=52