- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Serba serbi Kredit Pemilikan Rumah / KPR Part 2


TS
kurniats
Serba serbi Kredit Pemilikan Rumah / KPR Part 2
Serba serbi Kredit Pemilikan Rumah / KPR Part 2
sambungan part 1
Sehingga mnurut saya LOKASI mmegang peranan penting. saya coba bahas satu per satu.
1. Lokasi yg pertama, dmn rmh yg akan kita pilih? seberapa jauh dg wilayah aktifitas kita sehari-hari.
Bayangkan kita 5hari seminggu kerja di Jakarta, harus commute setiap pagi dan malam hari, brp banyak waktu yg kita habiskan dijalan? brp waktu yg kita habiskan utk keluarga? brp banyak tenaga yg terkuras hanya untuk berangkat dan pulang kerja? brp tenaga yg tersisa utk memulai pekerjaan dikantor yg butuh banyak konsentrasi? brp tenaga yg tersisa utk bercengkrama dg keluarga d rmh?
pertanyaan selanjutnya, seberapa jauh, seberapa lama idealnya jarak rumah dg wilayah aktifitas kita?
menurut saya jarak jangkau yang IDEAL <15km sekali jalan, dan/atau dg waktu tempuh <45mnt.
untuk jarak 15<35km, dan/atau dg waktu tempuh <1,5jam/90mnt ACCEPTABLE.
dan untuk jarak 35<50km, dan/atau dg waktu tempuh <2,5jam/300mnt CONSIDERABLE.
SEMENTARA untuk jarak dan/atau dg waktu tempuh diatasnya NOT RECOMMENDED.
Hal ini karena dg semakin jauh/panjang nya jarak & waktu tempuh kita dlm beraktifitas mk kualitas hidup kita akan sangat jauh berkurang, dari sisi waktu,tenaga,pikiran,kesehatan,dan keuangan. Ada opportunity cost yang muncul dan berbanding lurus antara makin jauh jarak dan makin berkurangnya kualitas hidup.
bayangkan jika agan/sista harus sampai kantor pukul 08:00, jika jarak tempuh >50km dan/atau dg wkt tempuh >2,5jam/300mnt agan harus berangkat dr rmh pukul 5:30
jam brp agan/sista hrs bangun tidur?
jam brp agan/sista harus siap2,mandi dll?
jam brp agan/sista hrs shalat subuh (buat muslim)?
dan saya yakin buat agan/sista yg sudah punya anak,anak2 agan sebagian besar pasti blm bangun.
bahkan bisa jd saat agan/sista terbangun masih bersamaan sama jam tugas satpam/hansip/ronda bahkan maling...
belum lagi kalau kita bicara ongkos transportasi, baik itu mnggunakan moda transportasi umum maupun pribadi.terlebih disaat ini dimana subsidi BBM lambat laun dikurangi hingga 100% dilepas.
angkot dr dekat rumah-stasiun KA
Rp. 3.500,-
KRL bogor-jakarta Rp. 11.000,-
angkot dr stasiun- Rp. 3.500,-
Tot Rp. 18.000,- PP Rp. 36.000,-
perbulan 22 hari kerja Rp. 792.000,-
belum lagi di kendaraan umum harus berdiri,sempit,berdesakan,ada gangguan hingga terlambat. dan hal ini agan/sista alami tiap hari.
jika kita hitung transport dg motor.
rata2 konsumsi bbm motor 1L:30km
jarak tempuh 50km PP = 100km
maka 100/30=3,33L
jika kita perhitungkan macet sbg faktor multiplier sebesar 20%
maka 3,33Lx1,2=3,996 ~ 4L
4LxRp. 6.500,- = Rp. 26.000,-
per bln 22 HK = Rp. 572.000,-
hitungan kasar ini tanpa memperhatikan lelah nya badan,resiko jatuh sakit karena harus mengemudikan motor,sejauh itu tiap hari selama seminggu, baik panas, hujan, angin, terang maupun gelap.
jika kita hitung transportasi menggunakan mobil tentu akan lebih mahal lagi biaya transportasi yang dikeluarkan.
2. Lokasi yg kedua, seberapa mudah akses rumah kita,dr tempat lain,pusat kota maupun fasilitas hidup yg kita butuhkan.
aksesibilitas, bisa diartikan sebagai kemudahan rumah kita dicapai,apakah terdapat sarana pendukung di lingkungan sekitar,sekolah,sarana kesehatan,rumah ibadah,sarana hiburan,ruang terbuka,pusat perbelanjaan,pasar modern,pasar tradisional,terdapat jalur angkutan umum, yang terpenting terdapat jalan yang cukup dilalui
mobil dengan mudah dari depan rumah hingga jalan utama. karena tanpa adanya fasilitas jlan yang baik akan sangat mempengaruhi nilai jual kembali, atau menyulitkan kita saat kita ingin melakukan pengembangan pada rumah kita.
kondisi aksesibilitas ini jg dapat dg mudah kita amati.cukup kita browsing kedaerah sekitar untuk mengetahuinya.
aksesibilitas ini jg sangat berpengaruh dg point 1 diatas, dg semakin mudah, baik & banyaknya akses ke rumah tsb, maka secara umum waktu tempuh antara wilayah mobilitas kita dg rumah menjadi lebih pendek.
3. Lokasi yg ketiga, seberapa pesat perkembangan wilayah tersebut.
kita sebaiknya perlu meyakini kemampuan dan kecepatan perkembangan suatu wilayah dimana kita akan membeli rumah/tanah. hal ini disebabkan karena membeli rumah membutuhkan dana yg tidak kecil, walaupun secara umum nilai rumah/tanah selalu naik dari waktu ke waktu perlu kita sadari bahwa jg terdapat inflasi,dimana jika nilai kenaikan tanah/rumah yg kita miliki < inflasi maka sesungguhnya nilai real atas rmh tsb makin turun walau secara nominal mungkin sudah naik dari saat awal kita beli. kenaikan atas rumah/tanah sangat dipengaruhi oleh perkembangan wilayah.
yang kadang sama sekali tidak kita duga, jg sebaliknya kadang kita telah mengharapkan perkembngan suatu wilayah tp pd akhirnya tidak terlaksana.
Contoh daerah PANTAI INDAH KAPUK di awal th 80an hanya merupakan rawa2 dan hutan bakau, bahkan mungkin jin saja enggan buang anak disana.
sekarang siapa yang menyangka saat ini Pantai Indah Kapuk jd salah satu perumahan mewah. bayangkan berapa keuntungan orang yg investasi tanah disana.
dilain sisi JONGGOL, di awal 80an ada wacana pemindahan kompleks olahraga di senayan ke jonggol, berikut pula dg kompleks pemerintahan pusat. seiring dg pembangunan Putra Jaya di Malaysia dan relokasi pusat pemerintahan dr KL.nyatanya sampai saat ini jonggol ya cuma begitu2 aj... gak ada perubahan yg berart. bayangkan berapa banyak uang investor/spekulan tanah yang nyangkut di situ.
Selain harga hal lain yang dipengaruhi perkembangan wilayah adalah kecepatan jual kembali tanah/rumah (marketability).dengan makin berkembang nya suatu wilayah maka tingkat kepadatan penduduk d daerah tsb jg meningkat.dg maningkatnya kepadatan penduduk mk meningkat pula kebutuhan akan rumah/tanah/tempat tinggal.yg kemudian akan mendorong harga jual dan kecepatan jual kembali atas rumah/tanah tsb.
klo sempet ntar ane sambung lagi gan/sist...
sambungan part 1
Sehingga mnurut saya LOKASI mmegang peranan penting. saya coba bahas satu per satu.
1. Lokasi yg pertama, dmn rmh yg akan kita pilih? seberapa jauh dg wilayah aktifitas kita sehari-hari.
Bayangkan kita 5hari seminggu kerja di Jakarta, harus commute setiap pagi dan malam hari, brp banyak waktu yg kita habiskan dijalan? brp waktu yg kita habiskan utk keluarga? brp banyak tenaga yg terkuras hanya untuk berangkat dan pulang kerja? brp tenaga yg tersisa utk memulai pekerjaan dikantor yg butuh banyak konsentrasi? brp tenaga yg tersisa utk bercengkrama dg keluarga d rmh?
pertanyaan selanjutnya, seberapa jauh, seberapa lama idealnya jarak rumah dg wilayah aktifitas kita?
menurut saya jarak jangkau yang IDEAL <15km sekali jalan, dan/atau dg waktu tempuh <45mnt.
untuk jarak 15<35km, dan/atau dg waktu tempuh <1,5jam/90mnt ACCEPTABLE.
dan untuk jarak 35<50km, dan/atau dg waktu tempuh <2,5jam/300mnt CONSIDERABLE.
SEMENTARA untuk jarak dan/atau dg waktu tempuh diatasnya NOT RECOMMENDED.
Hal ini karena dg semakin jauh/panjang nya jarak & waktu tempuh kita dlm beraktifitas mk kualitas hidup kita akan sangat jauh berkurang, dari sisi waktu,tenaga,pikiran,kesehatan,dan keuangan. Ada opportunity cost yang muncul dan berbanding lurus antara makin jauh jarak dan makin berkurangnya kualitas hidup.
bayangkan jika agan/sista harus sampai kantor pukul 08:00, jika jarak tempuh >50km dan/atau dg wkt tempuh >2,5jam/300mnt agan harus berangkat dr rmh pukul 5:30
jam brp agan/sista hrs bangun tidur?
jam brp agan/sista harus siap2,mandi dll?
jam brp agan/sista hrs shalat subuh (buat muslim)?
dan saya yakin buat agan/sista yg sudah punya anak,anak2 agan sebagian besar pasti blm bangun.
bahkan bisa jd saat agan/sista terbangun masih bersamaan sama jam tugas satpam/hansip/ronda bahkan maling...
belum lagi kalau kita bicara ongkos transportasi, baik itu mnggunakan moda transportasi umum maupun pribadi.terlebih disaat ini dimana subsidi BBM lambat laun dikurangi hingga 100% dilepas.
angkot dr dekat rumah-stasiun KA
Rp. 3.500,-
KRL bogor-jakarta Rp. 11.000,-
angkot dr stasiun- Rp. 3.500,-
Tot Rp. 18.000,- PP Rp. 36.000,-
perbulan 22 hari kerja Rp. 792.000,-
belum lagi di kendaraan umum harus berdiri,sempit,berdesakan,ada gangguan hingga terlambat. dan hal ini agan/sista alami tiap hari.
jika kita hitung transport dg motor.
rata2 konsumsi bbm motor 1L:30km
jarak tempuh 50km PP = 100km
maka 100/30=3,33L
jika kita perhitungkan macet sbg faktor multiplier sebesar 20%
maka 3,33Lx1,2=3,996 ~ 4L
4LxRp. 6.500,- = Rp. 26.000,-
per bln 22 HK = Rp. 572.000,-
hitungan kasar ini tanpa memperhatikan lelah nya badan,resiko jatuh sakit karena harus mengemudikan motor,sejauh itu tiap hari selama seminggu, baik panas, hujan, angin, terang maupun gelap.
jika kita hitung transportasi menggunakan mobil tentu akan lebih mahal lagi biaya transportasi yang dikeluarkan.
2. Lokasi yg kedua, seberapa mudah akses rumah kita,dr tempat lain,pusat kota maupun fasilitas hidup yg kita butuhkan.
aksesibilitas, bisa diartikan sebagai kemudahan rumah kita dicapai,apakah terdapat sarana pendukung di lingkungan sekitar,sekolah,sarana kesehatan,rumah ibadah,sarana hiburan,ruang terbuka,pusat perbelanjaan,pasar modern,pasar tradisional,terdapat jalur angkutan umum, yang terpenting terdapat jalan yang cukup dilalui
mobil dengan mudah dari depan rumah hingga jalan utama. karena tanpa adanya fasilitas jlan yang baik akan sangat mempengaruhi nilai jual kembali, atau menyulitkan kita saat kita ingin melakukan pengembangan pada rumah kita.
kondisi aksesibilitas ini jg dapat dg mudah kita amati.cukup kita browsing kedaerah sekitar untuk mengetahuinya.
aksesibilitas ini jg sangat berpengaruh dg point 1 diatas, dg semakin mudah, baik & banyaknya akses ke rumah tsb, maka secara umum waktu tempuh antara wilayah mobilitas kita dg rumah menjadi lebih pendek.
3. Lokasi yg ketiga, seberapa pesat perkembangan wilayah tersebut.
kita sebaiknya perlu meyakini kemampuan dan kecepatan perkembangan suatu wilayah dimana kita akan membeli rumah/tanah. hal ini disebabkan karena membeli rumah membutuhkan dana yg tidak kecil, walaupun secara umum nilai rumah/tanah selalu naik dari waktu ke waktu perlu kita sadari bahwa jg terdapat inflasi,dimana jika nilai kenaikan tanah/rumah yg kita miliki < inflasi maka sesungguhnya nilai real atas rmh tsb makin turun walau secara nominal mungkin sudah naik dari saat awal kita beli. kenaikan atas rumah/tanah sangat dipengaruhi oleh perkembangan wilayah.
yang kadang sama sekali tidak kita duga, jg sebaliknya kadang kita telah mengharapkan perkembngan suatu wilayah tp pd akhirnya tidak terlaksana.
Contoh daerah PANTAI INDAH KAPUK di awal th 80an hanya merupakan rawa2 dan hutan bakau, bahkan mungkin jin saja enggan buang anak disana.
sekarang siapa yang menyangka saat ini Pantai Indah Kapuk jd salah satu perumahan mewah. bayangkan berapa keuntungan orang yg investasi tanah disana.
dilain sisi JONGGOL, di awal 80an ada wacana pemindahan kompleks olahraga di senayan ke jonggol, berikut pula dg kompleks pemerintahan pusat. seiring dg pembangunan Putra Jaya di Malaysia dan relokasi pusat pemerintahan dr KL.nyatanya sampai saat ini jonggol ya cuma begitu2 aj... gak ada perubahan yg berart. bayangkan berapa banyak uang investor/spekulan tanah yang nyangkut di situ.
Selain harga hal lain yang dipengaruhi perkembangan wilayah adalah kecepatan jual kembali tanah/rumah (marketability).dengan makin berkembang nya suatu wilayah maka tingkat kepadatan penduduk d daerah tsb jg meningkat.dg maningkatnya kepadatan penduduk mk meningkat pula kebutuhan akan rumah/tanah/tempat tinggal.yg kemudian akan mendorong harga jual dan kecepatan jual kembali atas rumah/tanah tsb.
klo sempet ntar ane sambung lagi gan/sist...
0
3.1K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan