Jelang Piala Dunia 2022, Qatar Bangun Stadion Mirip Vagina

Selasa, 19 November 2013 | 02:03



Stadion Al Wakra, yang menuai banyak kritikan karena desainnya yang mirip vagina

Doha - Piala Dunia Qatar baru akan digelar sembilan tahun lagi, tetapi sudah banyak protes yang menghadang. Iklim yang tidak bersahabat, kondisi para buruh bangunan, hingga waktu penyelenggaraan menjadi pusat protes sejumlah asosiasi dan federasi sepak bola dunia.

Seperti belum cukup bikin federasi sepak bola dunia atau FIFA pusing tujuh keliling, kali ini muncul kritikan terkait proyek stadion Al Wakrah. Stadion tersebut akan dibangung di Doha dan menelan biaya 120 miliar dolar Amerika Serikat. Rencananya stadion berkapasitas 45.000 penonton itu akan dilengkapi dengan teknologi pengendali iklim.

Tetapi alih-alih mendapat pujian, desain stadion yang akan dibangung AECOM Technologu Corporation itu justru ramai menjadi pergunjingan di media sosial seperti Twitter dan Facebook karena bentuknya yang mirip vagina.

Sejatinya, seperti yang diklaim AECOM, stadion itu mengambil bentuk perahu tradisional Qatar yang biasa digunakan rakyat setempat ketika menyelam mencari intan.

Tetapi tidak semua orang mengritik desain stadion itu. Para pejuang hak perempuan menilai bangunan itu adalah simbol perlawanan terhadap dominasi laki-laki di dunia arsitektural. Stadion mirip Vagina itu dianggap perlawanan terhadap gedung-gedung pencakar langit dunia yang banyak mengambil bentuk phalus atau penis - penyeimbang antara Yoni dan Lingga.

"Desain stadion Al Wakrah milik Qatar dengan cepat menyebar secara viral, dengan rancangan berkilau, semburat merah jambu, bentuk atapnya yang mirip labia, dan celah yang tepat di tengah atapnya," tulis Holly Baxter penulis dan aktivis feminis dalam kolomnya di Guardian.

"Hal ini bagus. Lagi pula, apa salahnya 45.000 orang berkumpul di dalam bangunan mirip sistem reproduksi perempuan? Bukannya mereka pernah berada di situ sebelumnya?" imbuh Baxter

http://m.beritasatu.com/sepakbola/15...ip-vagina.html

tdk mirip dasar pikiran ngeres