Pernahkah agan melihat seseorang sedang menggambar dalam gelap ? Bermain-main dan bahkan menari di depan kamera dengan menggenggam sebuah cahaya lampu. Jika pernah, maka agan tidak perlu heran, orang itu tidak sedang melakukan ritual penyembelihan kepala kambing atau gerakan mengusir jin dan memasukannya ke dalam botol, orang itu sedang mempraktekan Light Graffiti. Sekarang siapakah kira-kira orang itu ? Kira-kira dia seorang pria atau perempuan ? Tiada yang tahu, dan ini sama sekali tidak berhubungan.

Light Graffiti merupakan perpaduan antara seni gafis dan seni fotografi, dengan menggunakan sesuatu yang bepijar sebagai alat dan menggunakan fotografi sebagai medianya. Biasanya teknik ini digunakan pada malam hari atau di dalam sebuah ruangan yang gelap dengan menggenggam kamera dan menggerakan sumber genggam cahaya.

Setelah melewati era millenium, Light Graffiti berkembang secara modern. Lebih berwarna dan begitu kreatif, dimana material cat dapat digantikan dengan sebuah cahaya. Namun, dalam hal ini sejarah telah terukir terlebih dahulu.

Light Graffiti, Light Painting, Light Art Photography atau apapun sebutannya telah tercatat dalam sejarah dengan diawali oleh pergerakan Etienne-Jules Marey dan Georges Demeny. Mereka berdua adalah pria berkebangsaan Perancis. Georges yang juga menjadi anak didik dari Marey memiliki projek tentang penciptaan fisiologis di tahun 1882. Selain itu, mereka berdua mengembangkan teknik kamera untuk menganalisa gerakan-gerakan tubuh manusia.

Foto Light Graffiti (sebutan penuh untuk saat ini) pertama kali akhirnya diciptakan oleh Demeny pada tahun 1889 dalam perjalanannya menganalisa gerakan tubuh manusia dengan menggunakan lampu yang dinamai “Pathological Walk From in Front”



Berkembang di tahun 1914, kali ini sepasang suami istri yaitu Frank Gilberth dan Lilian Moller Gilberth. Awalnya mereka menggunakan kamera dan sebuah lampu kecil bukan untuk berkreasi, namun untuk mengawasi gerakan para pekerja admistrasi.



Man Ray pernah disebut-sebut sebagai “Penemu” Light Graffiti pada tahun 1930-an. Namun, berita ini tidak diketahui secara luas.



Seorang insinyur dan fotografer otodidak , Gjon Mili, mempelopori photoflash fotografi yang bekerja sama dengan Harold Eugene Edgerton di tahun 1930. Mereka berdua menggunakan cahaya stroboskopik untuk menangkap berbagai macam gerak dari seorang penari dalam satu eksposur. Selain penari, Mili dan Eugene menggunakan teknik ini untuk mempelajari gerak para musisi dan skateboarder.



Kini berasal dari negara berkepulauan, Indonesia. Seperti yang tertulis dalam majalah tempo edisi 2 Februari 1980, Eddy Mulyanes, berhasil menjinakan cahaya sebagai media ekspresinya setelah melakukan eksperimen selama 4 tahun. Hal ini membuktikan, bahwa pada masa itu indonesia sudah memiliki seorang pelukis cahaya.

Gmana udah testi???
Susah ato gampang???