Badan Bencana Filipina: Korban Tewas Topan Haiyan 2.357

Seorang wanita menangis saat dievakuasi menggunakan helikopter militer usai topan super Haiyan menghantam kota Tacloban di Filipina, 11 November 2013.

VIVAnews - Lima hari pasca diamuk Topan Haiyan sejak Jumat lalu, total tewas menurut data Dewan Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) Filipina pada hari Kamis, 14 November 2013 pukul 6.00 waktu setempat, menunjukkan korban tewas mencapai 2.357 orang. Sementara 3.853 orang dilaporkan terluka dan 77 orang masih belum diketahui keberadaannya.

Dari data yang diakses VIVAnews melalui situs resmi NDRRMC diperoleh informasi 534.343 orang dilaporkan kehilangan tempat tinggal akibat terkena amukan topan yang juga disebut Yolanda itu. Sementara jumlah pengungsi di dalam pusat pengungsian di Astro Dome mencapai 359.574 orang. Sedangkan di luar pusat evakuasi, jumlah pengungsi mencapai angka 174.769 orang.

Total kerugian akibat terjangan Topan Yolanda mencapai lebih dari 4 miliar Peso atau setara Rp1,07 triliun. Angka itu merupakan penjumlahan dari kerugian di bagian infratruktur dan pertanian.

Sementara kapal induk Amerika Serikat (AS), USS George Washington, akan tiba di Filipina pada Kamis malam ini. Kapal induk itu mengawal dua kapal penjelajah yang berguna untuk mengurangi penderitaan masyarakat Filipina akibat terjangan Topan Haiyan.

Menurut seorang komandan top AS, Jenderal Paul Kennedy, yang ditemui BBC, dukungan militer yang diberikan bagi warga Filipina diprediksi jumlah besar dan belum pernah diberikan dalam jumlah itu. Dua kapal penghancur AS telah tiba di Filipina dan kapal lainnya diharapkan akan tiba di Filipina dalam satu pekan mendatang.

Pada Rabu kemarin, Pemerintah AS juga memerintahkan untuk mengaktifkan RS di atas kapal yaitu USNS Mercy. Namun, apabila jadi dikirimkan, maka kapal itu dijadwalkan baru akan tiba di Filipina bulan Desember mendatang.

Menurut Kennedy, dengan tibanya USS George Washington nanti malam, maka akan meningkatkan ketersediaan helikopter hingga tiga kali lipat. Dengan adanya lebih banyak helikopter maka dapat mendistribusikan ribuan galon air setiap hari.

Bahkan, pesawat militer AS sudah ada yang tiba di bandara Tacloban dengan membawa bantuan dari organisasi PBB, World Food Programme (WFP). Saat ini jumlah tentara militer AS di lapangan sudah mencapai lebih dari 300 orang.Angka ini akan meningkat lebih dari seribu personel dalam satu pekan ini.

Selain memberikan bantuan kemanusiaan, sebuah RS darurat patungan antara Prancis dan Belgia telah didirikan.

Selain AS, negara lainnya yang juga mengirimkan bantuan dalam bentuan dana, bantuan kemanusiaan atau tim darurat yaitu Inggris. Negeri Ratu Elizabeth itu mengirimkan satu tim ahli medis, satu kapal perang laut Royal Navy dan pesawat transport militer Kerajaan (RAF).

Sementara di kesempatan lainnya, Direktur Eksekutif NDRRMC, Eduardo Del Rosario, melempar tanggung jawab dengan menyebut Sekretaris Negara, Paquito Ochoa, yang seharusnya bertanggung jawab terhadap pendistribusian bantuan kepada pengungsi.

"Ochoa merupakan perpanjangan tangan Presiden Benigno Aquino. Dia dapat dibantu oleh Sekretaris Kabinet, Rene Almendras," kata dia usai menghadiri rapat NDRRMC pada Rabu kemarin dan dilansir harian Inquirer.

Lambatnya pendistribusian bantuan ini menjadi sorotan berbagai media internasional. Pasalnya, lima hari pasca amukan Topan Yolanda berlalu, masih banyak pengungsi yang belum menerima bantuan. Sementara badan pemberi bantuan mengaku bingung karena ketiadaan komandan yang memegang komando untuk mendistribusikan bantuan.

Pemerintah Filipina yang dikritik media, membela diri dengan mengatakan bantuan sudah mulai dikirimkan. Sementara Presiden Aquino dilaporkan pernah jengkel saat tengah rapat bersama Del Rosario pada Minggu, 10 November lalu.

Aquino dilaporkan frustasi dengan laporan penanggulangan bencana yang dibuat Del Rosario. Aquino pun lantas memilih meninggalkan rapat tersebut.

Jakarta - Sebagai rasa solidaritas sesama negara ASEAN yang pernah mengalami bencana dahsyat, Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan sebesar US$ 1 juta untuk korban bencana siklon tropis Haiyan di Filipina. Menko Kesra Agung Laksono menyerahkan secara simbolis bantuan tersebut kepada Duta Besar Filipina, Maria Rosario C.
Aguinaldo di Kantor Kementerian Kesra.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, bantuan US$ 2 juta tersebut terdiri dari giro US$1 juta, dan sisanya dalam bentuk barang serta logistik. Total barang yang dikirimkan sebanyak 75 ton, terdiri 6.000 paket pemakanan, 1.000 paket lauk pauk, 21.000 paket tambahan gizi, 500 lembar selimut, 1.000 paket sandang, 1.000 paket kidsware, 10 unit genset. Bantuan ini berasal dari BNPB.

Dari Kementerian Kesehatan terdiri dari 10 paket obat-obatan, 500 paket makanan pendamping ASI. Sedangkan dari Kementerian Sosial berupa 500 dus mie instan, 1.000 paket pemakanan, 1.000 paket lauk-pauk, dan 1.000 paket selimut.

Pada hari ini diberangkatkan 3 pesawat Hercules TNI Angkatan Udara untuk mengangkut 36,6 ton berupa permakanan, obat, genset, dan selimut dari Lanud Halim Perdanakusumah dengan 3 sorti penerbangan. Sorti pertama membawa 12,54 ton yang brangkat pukul 06.30 Wib. Sorti kedua membawa 12,76 ton pada 07.40 Wib, dan sorti ketiga membawa 11 ton pada pukul 10.00 Wib.

Pengiriman bantuan tersebut dilepas oleh Sestama BNPB didampingi Deputi Penanganan Darurat BNPB dan Komandan Lanud Halim Perdanakusumah. Pengiriman berikutnya direncanakan pada besok, 14 November dengan 3 sorti penerbangan.

"Selain itu, Kementerian Pertahanan juga mengerahkan 3 pesawat Hercules C-130 beserta crew untuk mengangkut bantuan," kata Sutopo dalam siaran persnya kepada Suara Pembaruan, di Jakarta, Rabu (13/11).

Sebelumnya, Duta Besar RI di Filipina telah mengirimkan informasi kepada Menteri Luar Negeri RI dan Kepala BNPB bahwa saat ini kebutuhan yang paling mendesak adalah air minum, generator, obat-obatan khususnya antiobiotik, dan makanan siap saji. Pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dengan Pemerintah Filipina mengenai bentuk bantuan tersebut.

Pengalaman sebelumnya ketika mengirimkan barang dari Indonesia ke Filipina ada kendala cuaca dan gelombang laut. Sebelumnya BNPB pernah memberikan bantuan korban bencana ke Filipina 3 kali, yaitu US$ 400.000 untuk korban banjir dan longsor pada Oktober 2011, US$ 500.000 saat terlanda Siklon Washi pada Desember 2011, dan US$1 juta serta 2.000 ton beras, obat-obat, tenda dan selimut pada saat terjadi Siklon Bopha/Pablo pada Januari 2013. Disamping juga mengirimkan tim relawan dan SAR.