- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
5 Fakta di balik pembelian kereta bekas dari Jepang


TS
ario84
5 Fakta di balik pembelian kereta bekas dari Jepang
Quote:


Quote:
Kumpulan Berita Kereta Api Indonesia


Quote:
Merdeka.com - Sarana transportasi kereta tengah menjadi primadona. Selain bebas macet, penumpang lebih memilih menggunakan kereta untuk mempersingkat waktu perjalanan. Terlebih, ongkos yang harus dikeluarkan tidak terlalu mahal dibanding menggunakan kendaraan pribadi.
Wajar saja jika penumpang kereta semakin bertambah banyak. Pemerintah memprediksi, pada 2019 nanti, 1.200 penumpang bakal menggunakan kereta saban hari.
PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) mengaku membutuhkan tambahan armada untuk memperkuat layanan transportasi bagi masyarakat Jabodetabek. Untuk bisa mengangkut 1.200 penumpang per hari, KCJ masih butuh sekitar 600 unit kereta.
KCJ pun menandatangani kontrak pembelian 180 unit KRL dengan PT JR East, Jepang. Bukan kereta baru yang dibeli, melainkan kereta bekas. Minggu (3/11) malam, 30 unit gerbong kereta bekas dari Jepang, masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Padahal, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sudah meminta perusahaan BUMN menahan diri untuk tidak mengimpor kereta atau pesawat. Alasannya, impor besar-besaran bakal menambah lebar defisit neraca perdagangan Indonesia.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama PT Kereta Api (KAI) Ignasius Jonan menuturkan alasannya mendatangkan kereta bekas dari Jepang untuk layanan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek. Salah satunya, pihaknya harus untung, sementara pemerintah tak memberikan subsidi. Sehingga membeli kereta bekas, walaupun berisiko rusak lebih cepat jadi pilihan utama.
Karena kereta bekas, kondisinya pun tidak optimal. Kereta-kereta bekas itu tak bisa langsung dioperasikan karena harus diperbaiki, di-setting ulang, serta diurus sertifikat kelaikan jalannya ke Kementerian Perhubungan.
Dahlan Iskan sempat menyentil perusahaan BUMN yang lebih memilih membeli kereta bekas dibanding menggunakan produk hasil dalam negeri. Untuk itu, Dahlan memberi ultimatum. Pada 2016, KAI tidak boleh lagi melakukan impor kereta bekas dari Jepang. PT KAI akan menggunakan gerbong produksi perusahaan pelat merah yaitu dari PT INKA.
Merdeka.com mencoba merangkum 5 fakta di balik pembelian kereta bekas dari Jepang, seperti yang dituturkan Direktur Utama PT KAI Commuter Jakarta atau PT KCJ Tri Handoyo.
1. Harga Rp 1 miliar per unit
Merdeka.com - PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) mendatangkan 30 unit KRL JR Seri 205 atau 3 rangkaian kereta yang dibeli melalui tender internasional di Jepang. Kereta bekas ini diangkut oleh kapal MV.HNL TYNE.?
Direktur Utama PT KAI Commuter Jakarta atau PT KCJ, Tri Handoyo, menyebutkan, harga per unit kereta bekas Jepang ini mencapai Rp 1 miliar. Kedatangan KRL ini merupakan pengadaan tahap pertama dari program penambahan armada di tahun 2013.
"Berdasarkan program kita, pada November 2013 sekitar 70 unit dijadwalkan akan tiba di Indonesia," ucap Handoyo dalam konferensi pers di Kantornya, Juanda, Jakarta, Senin (4/11).
2. Sudah berusia 20 tahun
Merdeka.com - Kereta ini telah berumur 20 tahun atau sudah 2 dua dekade beroperasi di Jepang. Direktur Utama PT KAI Commuter Jakarta atau PT KCJ Tri Handoyo menyatakan, kereta ini bukan barang rongsokan.
Dia menuturkan, kereta itu baru seminggu berhenti beroperasi di Jepang dan langsung dibawa ke Indonesia. Menurutnya, kereta ini masih mampu beroperasi hingga 20 tahun lagi. Umur kereta bisa mencapai 40 tahun jika dipelihara dengan benar.
"Tapi kualitas seperti sekarang ada AC dingin ada juga yang panas, ada gangguan, mogok. Tapi buat AC, KCJ kita mau perbaiki. Kita mau copotin kita mau ganti unit AC kita," kata Tri dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (4/11).
3. Utang Rp 180 miliar
Merdeka.com - PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) berhutang Rp 180 miliar kepada salah satu Bank Badan Usaha Milik Negara untuk mendatangkan 180 unit KRL dari PT JR East, Jepang.?
Namun, Direktur Utama KCJ Tri Handoyo hanya bungkam ketika ditanyai nama Bank dimana perusahaan yang dipimpinnya berhutang.
"Intinya 1 unit KRL harganya Rp 1 miliar, jadi totalnya Rp 180 miliar, itu belum termasuk bunganya," kata Tri di Stasiun Juanda, Senin (4/11).
4. Lebih untung beli kereta bekas
Merdeka.com - PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) baru saja mendatangkan 30 unit KRL JR Seri 205 bekas Jepang. KCJ lebih memilih kereta Jepang dengan beberapa alasan termasuk harganya yang murah.
Direktur Utama PT KAI Commuter Jakarta atau PT KCJ, Tri Handoyo menjelaskan, pembelian kereta bekas Jepang hanya menghabiskan Rp 1 miliar per unit. Jika membeli baru ataupun membeli dari INKA maka dana yang harus dikeluarkan mencapai Rp 12 miliar per unit.
"Beli baru mahal sampai 12 kali lipat. Beli di INKA juga segitu, enggak jauh beda. INKA barang baru harga terlalu tinggi," ucap Tri dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (4/11).
5. Cocok dengan kondisi rel di Indonesia
Merdeka.com - Jepang adalah salah satu negara yang punya kereta bekas yang cocok dengan kondisi rel di Indonesia. Oleh karena itu, anak usaha PT KAI tersebut getol membeli dari Jepang.
"Kebetulan negara lain punya kereta second tidak cocok lebarnya. Salah satu yang cocok sama kita New Zealand, Jepang, Afrika. Lebar gate nya sama dengan Indonesia. Afrika aja butuh dari Jepang. Kita butuh Jepang," kata Tri.
Menurut Tri tidak ada sumber pembelian kereta bekas selain Jepang. "Ga ada lagi sumber selain Jepang. Beli Eropa engga bisa, kecuali beli baru," tutupnya.
Quote:
fakta baru nih

Quote:
Link terkait


Quote:
Berharap agan-agan mau memberikan 
Syukur-syukur klo bersedia kasih
tolong jangan di lempar


Syukur-syukur klo bersedia kasih

tolong jangan di lempar


Quote:
Diubah oleh ario84 15-11-2013 13:08
0
6.3K
Kutip
47
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan