TRIBUNNEWS.COM, DUMAI - Warga Malaysia yang menjadi pelaku pelecehan terhadap bendera Merah Putih di Dumai, Riau, Broderick Chin, rencananya bakal mendengarkan tuntutan jaksa pada Kamis (14/11/2013) hari ini.

Sidang pembacaan tuntutan itu, sebenarnya dijadwalkan pada rabu (13/11/2013). Namun, rencana itu dibatalkan lantaran surat tuntutan terhadap pria yang disapa Acin itu belum sampai kepada tangan jaksa penuntut umum (JPU). Hal itu diakui oleh JPU perkara tersebut, Lignauli Theresia.

Ia mengatakan,. rencana tuntutan terhadap Acin sudah diajukan sejak dua pekan lalu. Rencananya, Rabu kemarin, surat tuntutan tersebut sudah diterima JPU. Tapi sayang surat tuntutan ternyata masih dalam perjalanan dari Kejaksaan Tinggi Riau.

Alhasil sidang yang dipimpin oleh Barita Saragih ditunda. "Suratnya masih dalam perjalanan. Semoga segera sampai," kata Lignauli, Kamis (14/11/2013).

Sementara Perwakilan Mahasiswa Dumai, Lamhot Gultom yang hadir menyebut seringnya penundaan sidang memperlihatkan penegak hukum belum berkomitmen. Terutama dalam menegakkan keadilan pada perkara pelecehan bendera.

"Kami minta percepat vonis. Kemudian terdakwa harus dihukum sesuai dengan pasal yang dikenakan," jelasnya.

Sebelumnya, pada persidangangan Rabu (30/10/2013), di Pengadilan Negeri Klas IB Dumai, Acin mengaku sudah menghina bendera Indonesia.

Hal itu diakui Manajer Operasional PT Kreasijaya Adhikarya dalam sidang perkara tersebut. Pria bernama lengkap Broderick Chin Teck Fui mengaku pernah melontarkan kalimat menghina bendera Indonesia.

Tepatnya pada Jumat (16/8/2013) sekitar pukul 16.00 wib. Sore jelang perayaan HUT RI itu, pria yang disapa Acin mengaku kalimat tersebut dilontarkan usai keluar dari toilet kantornya.

"Saya berkata di depan karyawan administrasi. Bila tidak ada bendera, bisa pakai celana dalam saya, sedangkan yang Merah minta sama ibu,"akunya sembari memperlihatkan raut menyesal di hadapan majelis hakim.

Usai mengakui hal tersebut, Acin menyebut dirinya sangat menyesal sudah melontarkan kalimat tidak senonoh itu. Padahal kalimat tersebut diakui hanya sebuah gurauan. Sehingga sehari setelah melontarkan kalimat hinaan itu, ia langsung menyampaikan permintaan maaf lewat Kepala Karyawan.

Ketika itu, Acin kaget dengan adanya reaksi dari banyak pihak. Terkait kalimat yang dilontarkannya dengan maksud bercanda.

Ia mengakui, kalimat itu terlontar kala hendak bercanda. Maklum Acin tengah mengalami tekanan kerja hari itu.



"Saya hanya bermaksud untuk bercanda. Saya tidak bermaksud menghina, maka saya pun langsung menyampaikan permintaan maaf," ujar Acin dengan mata yang tampak berkaca.

Acin sepanjang sidang yang berlangsung satu jam tampak murung. Bahkan terdengar kesulitan menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang disampaikan Hakim. Apalagi, kala diminta kembali mengulang kalimat hinaan terhadap bendera Merah Putih.


tinggalin jejak gan dan jangan lupa ma........