- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yes! Akhirnya Layanan 4G LTE Hadir di Indonesia


TS
svnsky.id
Yes! Akhirnya Layanan 4G LTE Hadir di Indonesia

Quote:
Layanan 4G berbasis teknologi Long Term Evolution (LTE) telah hadir di Indonesia. Layanan ini bukan diluncurkan oleh operator seluler seperti Telkomsel, XL Axiata, atau Indosat, melainkan Internux, pemilik lisensi broadband wireless access (BWA) di spektrum 2,3 GHz.
Dalam jumpa pers di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (14/11/2013), Internux mengumumkan kehadiran layanan 4G LTE yang diselenggarakannya untuk kawasan Jabodetabek terlebih dahulu, sesuai lisensi yang dimenangkannya dalam tender BWA pertengahan 2009 lalu.
"Setelah 8-9 bulan mempersiapkannya, akhirnya kami berhasil meluncurkan layanan 4G LTE pertama di Indonesia," kata Devid Gubiani, Chief Technology Officer Internux.
Diungkapkan olehnya, untuk menggelar 4G LTE ini, Internux telah membangun sekitar 15 ribu titik base station TDD LTE melalui kerja sama vendor financing bersama Huawei. Sementara untuk dukungan backbone, data center, dan lainnya Internux menggandeng First Media.
"Namun untuk core network-nya kami bangun sendiri. First Media posisinya hanya sebagai technical assistant kami saja. Kami mengalokasikan dana USD 550 juta untuk ekspansi kami tahun ini dan sebagian untuk 2014. Kami juga dapat suntikan dana USD 1 juta dari Mitsui Corp, Jepang," papar Devid.
Layanan 4G yang dihadirkan oleh Internux diklaim menawarkan kecepatan 10 kali lipat dibandingkan koneksi data 3G yang ada saat ini. Dalam kondisi normal, kecepatannya diklaim bisa mencapai 25-30 Mbps.
"Ini karena dalam satu base station ada tiga sektor, jadi 1500 BTS kami itu serasa 4500 BTS. Tiap BTS itu optimal untuk 100 orang. Kami juga sudah punya rencana untuk bangun tambahan BTS lagi, hingga 2015 mendatang kami akan bangun 3500 BTS," terang Devid.
Layanan 4G yang dihadirkan Internux berbeda dengan layanan 3G yang dihadirkan seluler. Lisensi yang dimiliki tidak termasuk penomoran. Jadi layanan ini hanya menawarkan akses data saja.
Untuk menggunakan 4G LTE Internux ini, pengguna harus membeli modem mobile Wifi (Mifi) seharga Rp 275 ribu. Sedangkan untuk pulsanya, seharga Rp 25 ribu dengan kuota data 8 GB. Selain prabayar, Internux juga menawarkan paket pascabayar.
"4G LTE kami bisa dibilang paling murah, bahkan kami berani bersaing untuk operator yang bilangnya paling murah sekalipun untuk data. Dengan Rp 300 ribu saja sudah bisa internetan dengan kencang dan murah," kata Liryawati, Chief Marketing Officer Internux.
Internux dalam menghadirkan layanan 4G LTE memasang target yang tak tanggung-tanggung. Dari sekitar 30 juta penduduk di area Jabodetabek, diperkirakan ada 10 juta yang merupakan pasar kelas ABC.
"Nah, dari 10 juta pasar kelas ABC itu yang kami targetkan untuk jadi pelanggan kami. Kami rasa kurang dari setahun 10 juta itu bisa jadi pelanggan kami," pungkasnya.
[URL="http://inet.detik..com/read/2013/11/14/185726/2413513/328/layanan-4g-lte-hadir-di-indonesia?i991101105"]ember[/URL]
Dalam jumpa pers di kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (14/11/2013), Internux mengumumkan kehadiran layanan 4G LTE yang diselenggarakannya untuk kawasan Jabodetabek terlebih dahulu, sesuai lisensi yang dimenangkannya dalam tender BWA pertengahan 2009 lalu.
"Setelah 8-9 bulan mempersiapkannya, akhirnya kami berhasil meluncurkan layanan 4G LTE pertama di Indonesia," kata Devid Gubiani, Chief Technology Officer Internux.
Diungkapkan olehnya, untuk menggelar 4G LTE ini, Internux telah membangun sekitar 15 ribu titik base station TDD LTE melalui kerja sama vendor financing bersama Huawei. Sementara untuk dukungan backbone, data center, dan lainnya Internux menggandeng First Media.
"Namun untuk core network-nya kami bangun sendiri. First Media posisinya hanya sebagai technical assistant kami saja. Kami mengalokasikan dana USD 550 juta untuk ekspansi kami tahun ini dan sebagian untuk 2014. Kami juga dapat suntikan dana USD 1 juta dari Mitsui Corp, Jepang," papar Devid.
Layanan 4G yang dihadirkan oleh Internux diklaim menawarkan kecepatan 10 kali lipat dibandingkan koneksi data 3G yang ada saat ini. Dalam kondisi normal, kecepatannya diklaim bisa mencapai 25-30 Mbps.
"Ini karena dalam satu base station ada tiga sektor, jadi 1500 BTS kami itu serasa 4500 BTS. Tiap BTS itu optimal untuk 100 orang. Kami juga sudah punya rencana untuk bangun tambahan BTS lagi, hingga 2015 mendatang kami akan bangun 3500 BTS," terang Devid.
Layanan 4G yang dihadirkan Internux berbeda dengan layanan 3G yang dihadirkan seluler. Lisensi yang dimiliki tidak termasuk penomoran. Jadi layanan ini hanya menawarkan akses data saja.
Untuk menggunakan 4G LTE Internux ini, pengguna harus membeli modem mobile Wifi (Mifi) seharga Rp 275 ribu. Sedangkan untuk pulsanya, seharga Rp 25 ribu dengan kuota data 8 GB. Selain prabayar, Internux juga menawarkan paket pascabayar.
"4G LTE kami bisa dibilang paling murah, bahkan kami berani bersaing untuk operator yang bilangnya paling murah sekalipun untuk data. Dengan Rp 300 ribu saja sudah bisa internetan dengan kencang dan murah," kata Liryawati, Chief Marketing Officer Internux.
Internux dalam menghadirkan layanan 4G LTE memasang target yang tak tanggung-tanggung. Dari sekitar 30 juta penduduk di area Jabodetabek, diperkirakan ada 10 juta yang merupakan pasar kelas ABC.
"Nah, dari 10 juta pasar kelas ABC itu yang kami targetkan untuk jadi pelanggan kami. Kami rasa kurang dari setahun 10 juta itu bisa jadi pelanggan kami," pungkasnya.
[URL="http://inet.detik..com/read/2013/11/14/185726/2413513/328/layanan-4g-lte-hadir-di-indonesia?i991101105"]ember[/URL]
UPDATE
Quote:
buat agan david7saad, yang nanyain tentang Bentuk Kerja sama antara Internux dengan First Media:
Quote:
Ini Dia Bentuk Kerjasama First Media dan Internux
PT First Media Tbk (KBLV) akhirnya membuka ke publik model kerjasama yang dilakukannya dengan PT Internux untuk mengembangkan jaringan tetap lokal dan jasa akses internet.
Dalam keterbukaan informasinya ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (25/10), Direktur Utama First Media Ali Chendra menyatakan aliansi strategis antara kedua perseroan tertuang dalam Strategic Alliance Agreement (SAA) yang ditandatangani pada 23 Oktober 2013.
Di SAA tersebut diatur masalah kolaborasi di antara pihak dalam kerangka penyediaan jasa akses internet kepada masyarakat maupun pelanggan. Sebagai bagian dari pelaksanaan kerjasama itu berdasarkan SAA dalam kerangka penyedian jasa akses internet, First Media dan Internux juga menandatangani beberapa kesepakatan.
Adapun kesepakatan tersebut, seperti Network Support Agreement (NSA) yang mengatur dukungan jaringan tetap lokal milik perseroan yang dilakukan Internux.
Berikutnya, Asset Lease Agreement (ALA) yang mengatur tentang pemberian sewa dan pengalihan beberapa peralatan untuk jaringan wireless dari perseroan kepada Internux. Nilai transaksi pemberian aset dan pengalihan beberapa peralatan untuk jaringan wireless dari First Media ke Internux tidak mencapai dari 20% ekuitas perseroan.
"Pelaksanaan transaksi seperti diatur dalam SAA dan NSA merupakan kegiatan usaha utama perseroan yang telah dijalankan selama ini oleh perseroan sehingga bukan merupakan transaksi material," ungkapnya.
Internux merupakan pemegang izin penyelenggara jaringan lokal tetap berbasis packet switches dengan menggunakan pita frekuensi radio 2,3 GHZ untuk keperluan layanan pita lebar nirkabel sesuai dengan keputusan Menkoinfo NOmor 243/KEP/M.KOMINFO/04/2012 tertanggal 26 April 2012 dan selaku penyelenggara jasa akses internet sesuai keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
Internux adalah juga pemenang tender BWA di zona 4 atau dikenal dengan Jakarta Bogor Depok dan Bekasi (Jabodetabek) beberapa tahun lalu. Operator inimemiliki lebar pita 15 MHz (2375 – 2390) di 2,3 GHz. Jumlah itu sama dengan First Media di 2360 – 2375 untuk Jabodetabek.First Media sendiri tengah membangun sekitar 1.500 BTS berbasis TDD LTE didukung Huawei dengan skema vendor financing.
Sebelumnya, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meminta First Media dan Internux mengklarifikasi model kerjasama yang tengah dikembangkan keduanya dalam menggarap teknologi Time Division Duplex Long Term Evolution (TDD LTE) di zona Broadband Wireless Access (BWA) yang dimilikinya.
Kemenkominfo mengingatkan, kerjasama First Media dan Internux akan memunculkan masalah jika keduanya melakukan merger atau akuisisi tanpa pemberitahuan kepada regulator.Pasalnya, pemerintah perlu tahu apakah ada pengalihan izin frekuensi, sharing frekuensi atau tidak, dan berbagai aspek lainnya.
ember
semoga menyusul untuk operator tanah air

Diubah oleh annhar 15-11-2013 07:28


zharki memberi reputasi
1
7.4K
Kutip
102
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan