- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dahsyatnya Topan Haiyan


TS
kemalmahendra
Dahsyatnya Topan Haiyan
Derita yang dialami rakyat Filipina akibat diterjang Topan Haiyan belum berakhir. Bahkan akibat yang ditimbulkan sejak bencana yang terjadi hari Jumat lalu semakin memburuk. Presiden Benigno Aquino memperkirakan jumlah korban meninggal mencapai 2.500 orang. Namun tantangan lebih berat adalah mengembalikan kehidupan warga yang selamat.
Kawasan Timur Filipina yang dilewati Topan Haiyan benar-benar porak-peranda. Praktis tidak ada yang bisa terselamatkan ketika angin topan dengan kecepatan dahsyat menyapu daratan. Gelombang laut yang ditimbulkan tidak ubahnya seperti gelombang tsunami.
Tidak usah heran apabila kapal-kapal laut bisa masuk jauh ke daratan. Tingginya gelombang yang terjadi memungkinkan kapal-kapal itu terangkat tinggi dan dengan kecepatannya meluluh-lantahkan kawasan yang dilewati gelombang tinggi itu.
Berbeda dengan tsunami yang sulit diprediksi karena diakibatkan oleh gempa bumi, angin topan sebenarnya lebih mudah untuk diprediksi. Apalagi bagi negara-negara di kawasan Pasifik, mereka sudah terbiasa hidup dengan angin topan yang selalu datang setiap tahun.
Oleh karena bencananya bisa diprediksi kapan akan datang dan melewati wilayah mana saja, sebenarnya antisipasinya bisa dilakukan. Itulah yang biasanya dilakukan pemerintah di Amerika Serikat, Taiwan, Hongkong, dan. Jepang. Setiap hari akan diingatkan tingkat ancaman dari angin topan yang terjadi.
Tentu menjadi pertanyaan, mengapa sistem peringatan dini itu tidak berjalan di Filipina? Mengapa masyarakat yang dilanda Topan Haiyan sampai tidak tahu tingkat ancaman yang mereka hadapi, sehingga benar-benar tidak berdaya?
Memang pernah sekali ketika Badai Katrina melanda New Orleans, tingkat kerusakan juga sangat parah. Namun ketika itu ada kekeliruan yang dilakukan Pemerintah Federal di New Orleans yang meremehkan informasi bencana yang mereka terima.
Tentu kita bertanya, apakah ada kekeliruan yang dilakukan Pemerintah Filipina untuk meremehkan informasi yang diterima? Mengapa warga tidak bersembunyi di ruang bawah tanah yang bisa dipakai untuk menghindar dari terjangan badai dan angin topan?
Semua itu kita angkat bukan untuk menyalahkan. Hanya saja belajar dari bencana yang dialami, rakyat Filipina harus membangun sistem peringatan dini yang lebih baik. Bahkan rakyat Filipina harus membangun tempat persembunyian yang lebih aman ketika bencana seperti itu datang lagi.
Hal ini penting dilakukan karena bencana seperti itu cepat atau lambat akan datang kembali. Rakyat Filipina harus menerima kenyataan bahwa mereka tinggal di daerah yang rawan bencana, seperti halnya Indonesia yang rawan menghadapi bencana gempa bumi.
Tentu yang penting dilakukan sekarang ini adalah menyelamatkan mereka yang menjadi korban. Mereka membutuhkan makanan dan air bersih untuk bisa bertahan. Mereka juga membutuhkan pakaian agar bisa menjaga kesehatan.
Sekarang ini bala bantuan datang dari banyak negara. Tidak terkecuali kita juga mengirimkan bantuan sebagai tanda solidaritas. Bukan hanya melalui negara bantuan kita berikan, tetapi juga melalui jalur Palang Merah Indonesia.
Sebagai sesama anggota ASEAN, kita memang harus peduli kepada tetangga yang sedang menghadapi musibah. Ketika kita dilanda bencana alam, Filipina selalu memberikan membantu. Saatnya bagi kita untuk membantu rakyat Filipina.
Bencana alam yang terjadi di Filipina membuka mata kita bahwa perubahan iklim membuat cuaca dan bencana menjadi luar biasa. Meski kita tidak mengenal badai atau angin topan, tetapi kita merasakan perubahan yang luar biasa di negara kita.
Jakarta dalam seminggu terakhir ini sering dihadapkan kepada awan yang begitu pekat. Hujan yang kemudian diakibatkan juga terbilang intensitasnya tinggi. Akibatnya, ketika hujan turun sebentar saja, genangannya terjadi di mana-mana.
Kita harus lebih waspada menghadapi perubahan iklim. Pemanasan global membuat segala sesuatunya menjadi serba ekstrem. Antisipasi terhadap perubahan iklim perlu kita lakukan agar kita tidak mengalami bencana yang tidak terprediksikan.
Kawasan Timur Filipina yang dilewati Topan Haiyan benar-benar porak-peranda. Praktis tidak ada yang bisa terselamatkan ketika angin topan dengan kecepatan dahsyat menyapu daratan. Gelombang laut yang ditimbulkan tidak ubahnya seperti gelombang tsunami.
Tidak usah heran apabila kapal-kapal laut bisa masuk jauh ke daratan. Tingginya gelombang yang terjadi memungkinkan kapal-kapal itu terangkat tinggi dan dengan kecepatannya meluluh-lantahkan kawasan yang dilewati gelombang tinggi itu.
Berbeda dengan tsunami yang sulit diprediksi karena diakibatkan oleh gempa bumi, angin topan sebenarnya lebih mudah untuk diprediksi. Apalagi bagi negara-negara di kawasan Pasifik, mereka sudah terbiasa hidup dengan angin topan yang selalu datang setiap tahun.
Oleh karena bencananya bisa diprediksi kapan akan datang dan melewati wilayah mana saja, sebenarnya antisipasinya bisa dilakukan. Itulah yang biasanya dilakukan pemerintah di Amerika Serikat, Taiwan, Hongkong, dan. Jepang. Setiap hari akan diingatkan tingkat ancaman dari angin topan yang terjadi.
Tentu menjadi pertanyaan, mengapa sistem peringatan dini itu tidak berjalan di Filipina? Mengapa masyarakat yang dilanda Topan Haiyan sampai tidak tahu tingkat ancaman yang mereka hadapi, sehingga benar-benar tidak berdaya?
Memang pernah sekali ketika Badai Katrina melanda New Orleans, tingkat kerusakan juga sangat parah. Namun ketika itu ada kekeliruan yang dilakukan Pemerintah Federal di New Orleans yang meremehkan informasi bencana yang mereka terima.
Tentu kita bertanya, apakah ada kekeliruan yang dilakukan Pemerintah Filipina untuk meremehkan informasi yang diterima? Mengapa warga tidak bersembunyi di ruang bawah tanah yang bisa dipakai untuk menghindar dari terjangan badai dan angin topan?
Semua itu kita angkat bukan untuk menyalahkan. Hanya saja belajar dari bencana yang dialami, rakyat Filipina harus membangun sistem peringatan dini yang lebih baik. Bahkan rakyat Filipina harus membangun tempat persembunyian yang lebih aman ketika bencana seperti itu datang lagi.
Hal ini penting dilakukan karena bencana seperti itu cepat atau lambat akan datang kembali. Rakyat Filipina harus menerima kenyataan bahwa mereka tinggal di daerah yang rawan bencana, seperti halnya Indonesia yang rawan menghadapi bencana gempa bumi.
Tentu yang penting dilakukan sekarang ini adalah menyelamatkan mereka yang menjadi korban. Mereka membutuhkan makanan dan air bersih untuk bisa bertahan. Mereka juga membutuhkan pakaian agar bisa menjaga kesehatan.
Sekarang ini bala bantuan datang dari banyak negara. Tidak terkecuali kita juga mengirimkan bantuan sebagai tanda solidaritas. Bukan hanya melalui negara bantuan kita berikan, tetapi juga melalui jalur Palang Merah Indonesia.
Sebagai sesama anggota ASEAN, kita memang harus peduli kepada tetangga yang sedang menghadapi musibah. Ketika kita dilanda bencana alam, Filipina selalu memberikan membantu. Saatnya bagi kita untuk membantu rakyat Filipina.
Bencana alam yang terjadi di Filipina membuka mata kita bahwa perubahan iklim membuat cuaca dan bencana menjadi luar biasa. Meski kita tidak mengenal badai atau angin topan, tetapi kita merasakan perubahan yang luar biasa di negara kita.
Jakarta dalam seminggu terakhir ini sering dihadapkan kepada awan yang begitu pekat. Hujan yang kemudian diakibatkan juga terbilang intensitasnya tinggi. Akibatnya, ketika hujan turun sebentar saja, genangannya terjadi di mana-mana.
Kita harus lebih waspada menghadapi perubahan iklim. Pemanasan global membuat segala sesuatunya menjadi serba ekstrem. Antisipasi terhadap perubahan iklim perlu kita lakukan agar kita tidak mengalami bencana yang tidak terprediksikan.
0
1.5K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan