PEKANBARU - Pengemis yang berpura-pura cacat yang beraktifitas di depan lampu merah depan Mal Ska, mendapat perhatian serius dari anggota DPRD Kota Pekanbaru. 

Ane tiap hari lewat dijalan tambusai pekanbaru, dan tiap kali melintas pasti melihat pengemis2 itu,. Ada beberapa orang secara bergantian beraksi.. Dari yg umur 9tahun sampai 21tahun.

Pengemis yg pake tongkat sebelum beraksi mempersiapkan diri didalam ruko kosong, dengan peralatan perban,betadine,terasi, mereka membuat kaki nya seakan2 ada luka membusuk yg dihinggapi lalat.

Sedangkan Pengemis yg pura2 buta pas di jam istirahat pernah ane lihat sendiri pergi mencari tempat yg aman untuk menghitung penghasilannya.

Ane juga pernah melihat pengemis 1 keluarga yg terdiri dari suani istri dan 2orang anak dengan menggunakan aksesoris muslim seperti peci,jilbab, ternyata mereka bukan muslim.

Banyak ulah pengemis ini saat ditangkap, ada yang berlari, padahal saat mencari ‘nafkah’ kakinya pincang, serta pengemis yang buta, begitu mendengar ada razia, langsung bisa melihat dengan jelas.

mereka memiliki daya pikat tersendiri agar orang mau memberi uang. Bagi pengemis wanita, mereka kerap membawa anak kecil dalam gendongan. Pengemis jenis ini memang paling efektif merebut perhatian orang, hingga akhirnya perasaan iba pun muncul.

Ane pribadi gak bermaksud untuk mecela mereka, sebab mungkin beban hidup mereka memang sangat berat sehingga memaksa mereka untuk melakukan hal itu. Ane cuma menyayangkan kenapa mereka tidak memanfaatkan anugerah anggota tubuh yang lengkap untuk mencari nafkah yang halal. Bukankah itu jauh lebih pantas bagi manusia yang diberi kesempurnaan fisik?

Sangat disayangkan,mereka rela merendahkan harga diri dengan berpura-pura menjadi cacat karena mungkin hasil yang mereka dapat jauh lebih besar dibanding bila mengemis dalam kondisi normal

Bagaimanakah langkah yg kita perbuat menghadapi hal tersebut diatas ?
Apakah kita tetap mengasihi mereka sesama manusia ciptaan Tuhan ?

Dizaman sekarang Pengemis sebagai lahan PEKERJAAN.

Langkah2 kita sebaiknya adalah tidak memberi RESPON , karena banyak tempat kita beramal di masjid bagi yg muslim dan diGereja bagi nasrani serta tempat agama lain yang ada di sekitar kita bermukim.

Namun Kita tetap mengasihi dengan PERBUATAN mereka yg berpura-pura dan kita berdoa agar mereka sadar atas pekerjaannya tersebut .

Apakah di daerah agan masih ada pengemis yang berpura2 cacat tersebut?