Ya, sayangnya hatsune miku adalah penyanyi virtual, namanya sendiri memiliki arti “Suara pertama dari masa depan”. Hatsune Miku adalah Vocaloid atau program ‘Synthesizer’ bernyanyi yg dirancang menggunakan teknologi komputer.

Vocaloid yang berasal dari kata “vocal” dan “android” mampu menggunakan teknologi komputer untuk menciptakan suara dengan input text. Teknologi tersebut mulai digunakan pada 2004 dan figur Hatsune Miku lahir pada 2007 dari perusahaan Yamaha.

Di Indonesia, figur hatsune miku memiliki banyak penggemar dan pernah tampil di acara Hellofest 8 dan Toy and Comic Festival tahun 2011 lalu. Sementara itu, di Tokyo International Anime Festival 2012 lalu, Hatsune Miku kembali merebut perhatian khalayak, khususnya kalangan anak muda di jepang.

Fans Hatsune Miku yg tersebar di dunia global. Internet, penggemarnya mencapai jutaan. Penampilan Hatsune Miku di Youtube sudah diunduh oleh lebih dari 2,4 juta orang di seluruh dunia. Itu bukan sebuah jumlah yang sedikit untuk penyanyi virtual yg tak nyata.

Hal yg menarik, Hatsune Miku tak hanya ada di internet, tetapi juga menggelar konser Live. Ia tampil di panggung menggunakan teknik proyeksi hologram sehingga gerak tubuh dan nyanyiannya terlihat nyata.

Hatsune Miku juga menggelar konser di Los Angeles, Amerika Serikat. Arena konser, yang mampu menampung 6 ribu orang, dipenuhi oleh para penggemarnya yg pada umumnya adalah para Otaku. Otaku adalah salah satu fenomena pop culture jepang yg berarti orang yg memiliki kegemaran obsesif terhadap karakter anime, komik, manga dan juga video games.

Kepopuleran Hatsune Miku baik di Jepang maupun di dunia global, menarik banyak perhatian banyak perusahaan raksasa. Tak kurang dari Google Inc dan Toyota Motor Corp menggunakan Hatsune Miku sebagai juru bicara produk mereka.

Seni vocaloid memang merupakan sebuah fenomena yg unik. Vocaloid menggunakan open source model, sehingga setiap orang dapat menggunakan karakter tersebut tanpa kekhawatiran copyright. Ia mampu berkembang karena setiap orang bisa menciptakan lagu untuk karakter yg ada. Para komposer, videographer dan lebih dari 10.000 fans menciptakan lagu dan menampilkannya di internet. Sementara itu penggemar lainnya ada yg menambahkan gerak tarian, gambar dan aneka posisi sehingga membuat Hatsune Miku menjadi semakin hidup.

Lagu2 Hatsune Miku bahkan sempat menjadi Top Download di toko online iTunes milik Apple. Hal tersebut menyumbang pada melambungnya Hatsune Miku. Tak hanya itu, di tempat2 karaoke di jepang pun, kini lagu2 Hatsune Miku mulai masuk dan dinyanyikan bersama oleh para penggemarnya. Lagu2 tersebut tersedia online dan gratis diunduh.

Ketenaran Hatsune Miku menjadikan perusahaan Crypton Future Media Plan berniat membuat versi Hatsune Miku berbahasa Inggris sehingga bisa lebih luas lagi daya jangkaunya. Dengan adanya karakter berbahasa Inggris lagu2 Miku akan semakin banyak dan smakin dikenal masyarakat.

Selain Hatsune Miku, beberapa vocaloid baru juga dilahirkan pihak Yamaha. Mereka adalah : Lily, Megumi atau yg lebih akrab dipanggil “Gumi” dan Aiko Rapisu. Penampilan mereka mirip Hatsune Miku.

Pop Culture Jepang memang sebuah fenomena yg unik, memiliki banyak kisah dan cerita seru. Kreativitas para Animator, videographer dan penulis manga menjadi kunci bagi berkembangnya budaya pop tersebut.

Mungkin bagi banyak orang, Pop Culture Jepang terkesan aneh. Banyak Otaku yg juga dicap sebagai “Nerd” dan “Geek” oleh masyarakat . Tetapi fenomena Hatsune Miku ini bukan hal sepele. Nomura Research Institute memperkirakan bahwa pangsa pasar Hatsune Miku, termasuk barang dan jasanya, seperti lagu, games, karaoke dan merchandise, memiliki nilai tak kurang dari 10 milyar Yen, atau sekitar 1 Trilyun Rupiah.