- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Benarkah alat bedah terkadang tertinggal dalam tubuh pasien?


TS
andrenico
Benarkah alat bedah terkadang tertinggal dalam tubuh pasien?
Quote:

RATE THREAD INI BIAR ORANG-ORANG PADA TAHU GAN!
Biar bilang dulu ke dokternya sebelum bedah!!!
Biar bilang dulu ke dokternya sebelum bedah!!!

Quote:
Benarkah alat bedah kadang-kadang tertinggal di dalam tubuh pasien?
Kenyataan itu benar dan cukup sering terjadi. Dokter dan perawat, yang terkadang bekerja terlalu keras dan kurang tidur, harus melakukan pembedahan darurat dengan tergesa-gesa. Dalam sebuah proses pembedahan yang biasa dilakukan, rata-rata digunakan 250 hingga 300 peralatan berbeda. Jumlah ini bisa meningkat hingga 600 alat untuk pembedahan yang cukup rumit. Akibatnya, tak terlalu mengejutkan bahwa beberapa alat terkadang lenyap, tertinggal di dalam tubuh pasien yang di operasi.
Serangkaian alat dan benda-benda yang mungkin saja tertinggal di dalam tubuh para pasien antara lain: jarum, gunting tang (forsep), pisau iris, penjepit, pin pengaman, pisau bedah,klem, handuk, dan gunting.
Pernah terjadi: sebuah spatula sepanjang 24 cm harus di ambil dari dalam tubuh seorang pasien setelah tertinggal di dalam tubuhnya saat dibedah. Kejadian lainnya: kawat pemandu sepanjang 61 cm yang memanjang dari pangkal paha hingga dada atas harus diambil dari dalam tubuh seorang oasien. Rupanya dokter yang telah enam kali memeriksa dengan sinar-X tak berhasil menemukan kawat tersebut. Lalu, seorang ahli bedah bahkan meninggalkan sepasang gunting tangnya yang berukir namanya sendiri di dalam tubuh pasien.
Benda yang paling umum tertinggal adalah kain kasa, yang di sebut juga spons. Alas kecil berupa kapas steril ini mungkin dikira orang tak terlalu berbahaya. Tetapi sesungguhnya kain kasa ini bisa menyebabkan bahaya yang sangat besar. Setelah pembedahan, kain kasa dapat dikira absesatau tumor sehingga kemudian dilakukan operasi berisiko yang seharusnya tak perlu.
Sebuah catatan memperkirakan bahwa ada 2.700 kejadian pada proses pembedahan tersebut tiap tahunnya di Amerika Serikat. Tetapi angka ini mungkin tidak terlalu rendah, karena banyak pasien tak menyadari kejadiannya sedangkan pihak rumah sakit tentunya tak mau menerima gugatan hukum yang mahal. Pasien yang menjalani pembedahan darurat menghadapi risiko yang lebih besar, demikian juga pasien yang kegemukan. Menurut penelitian, pasien yang punya Indeks massa tubuh satu poin lebih tinggi menghadapi risiko ketinggalan alat dalam tubuhnya 10 persen lebih tinggi. Tak dijelaskan lebih lanjut bagaimana risiko tersebut bisa terjadi.
Banyak rumah sakit mencoba sejumlah teknik dan teknologi baru untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi tak satu pun yang berhasil. Adapun prosedur standar yang dilakukan dengan menghitung setiap alat dan benda-benda yang digunakan berkali-kali di tahap-tahap yang berbeda saat pembedahan. Sebagian rumah sakit merekomendasikan sampai empat kali perhitungan. Tetapi ada banyak keadaan dimana tak banyak waktu untuk melaksanakannya.Selain itu, juga untuk menghemat biaya. Belum jelas apakah banyaknya perhitungan akan bisa membantu. Menurut beberapa penelitian, walaupun seluruh perhitungan telah dilakukan, kesalahan bisa tetap terjadi. Banyak kasus ditemukannya alat opreasi tak menemukan adanya kekurangan alat.
Ada juga solusi berupa teknologi baru yang sedang dikembangkan. Salah satunya adalah menandai setiap kain kasa dengan penanda yang akan terlihat dalam pemindaian radiografi standar. Solusi lainnya yang disarankan adalah menandai setiap kain kasa dengan kode garis, barcode, yang kemudian dipindai dengan alat pembaca di akhir pembedahan.
Jadi buat agan yang punya istri dan ada rencana pembedahan apapun itu, termasuk melahirkan pastikan untuk berikan peringatan awal kepada dokternya
Quote:
-Kaskuser yang baik selalu meninggalkan-

-Kalau berkenan-

0
3.8K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan