TEMPO.CO , Jakarta:Ada dua orang yang menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama alias Ahok tak boleh dimusuhi. Sosok yang dikenal dengan ketegasan dan keberaniannya dalam memimpin pemerintahan Jakarta bersama Gubernur Joko Widodo ini memilih dua oran itu berdasarkan petuah orang tuanya.
Yang pertama adalah dokter, dan yang kedua adalah pendeta. "Karena saat mau mati, mereka lah yang kita hadapi," kata Ahok.
Dia mengisahkan petuah itu dalam seminar Persiapan Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional 2014 pada Sabtu, 9 November 2013. Dia mengungkapkan itu terkait dengan perhatian yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap sektor kesehatan.
Secara keseluruhan, Ahok menilai pelaksanaan sosialisasi Kartu Jakarta Sehat belum sepenuhnya mulus. "Jelas banyak yang protes," kata dia.
Ahok menyatakan, nilai Rp 18 ribu yang ditetapkan pemerintah pusat untuk premi jaminan kesehatan juga terlalu kecil. itu sebabnya, Pemerintah Jakarta memelopori KJS yang meng-cover sebesar Rp 23 ribu untuk premi jaminan.
Selain itu, menurut Ahok, penerapan jaminan kesehatan nasional masih terkendala sistem klasifikasi kelas rumah sakit. "Sudah tidak jaman rumah sakit diperingkatkan berdasarkan jumlah tempat tidur," kata Ahok.