8 Kisah Donor Organ dan 'Manusia Cangkokan' Paling Dramatis
TS
ies.solution
8 Kisah Donor Organ dan 'Manusia Cangkokan' Paling Dramatis
Kl repost boleh bata ane.....
Kl enggak monggo cendol , rate n share kisah dramatis ini
Jakarta - Dengan kemajuan teknologi, donor organ memungkinkan pasien gagal organ untuk bertahan hidup dengan sumbangan organ sehat orang lain. Dari sekian banyak kasus donor organ, beberapa diantaranya memiliki kisah dramatis.
Berikut beberapa kisah donor organ paling dramatis yang dirangkum
Spoiler for 1. Organ Bocah 7 Tahun Bisa Selamatkan 7 Nyawa :
Nicholas Green, bocah berusia 7 tahun meninggal dunia karena tertembak peluru nyasar di Italia. Sebelum menuju liang lahat, organ tubuhnya berupa jantung, kornea mata, ginjal, pankreas dan liver (hati) didonorkan untuk menyelamatkan 7 nyawa manusia.
Orangtua Nicholas, yakni Reg dan Maggie yang shock ditinggal putra tercinta masih bisa berpikir mulia dengan mengambil keputusan cepat tanpa banyak diskusi atau pertimbangan untuk mendonorkan organ Nicholas.
Peristiwa itu terjadi pada Oktober 1994. Saat Nicholas tertembak, Reg Green (ayah Nicholas) sedang menyetir mobil menuju daerah Italia Selatan. Ketika itu, sebuah mobil yang berisi perampok melaju dengan cepat dan mengarahkan senjata ke mobil Reg. Sebuah peluru mengenai jendela mobil, tapi peluru itu meleset dan Reg mengira tidak ada yang mengenai anak-anaknya (Nicholas dan Eleanor). Saat itu anak-anak sedang tertidur dan keadaan mobil sangat gelap sehingga ia tidak melihat keadaan anaknya satu per satu.
Spoiler for 2. Manusia Cangkokan yang Sukses Jadi Dokter :
Hati, ginjal, jantung dan paru-paru yang dimilikinya tidak ada yang asli, semua dari hasil transplantasi atau cangkokan hingga ia dijuluki manusia cangkokan. Jatuh bangun karena sakit pada hampir semua organ vitalnya malah membuatnya sukses jadi dokter.
Allisson John, wanita asal Inggris itu kembali masuk rumah sakit, bukan karena sakit melainkan untuk menjalankan praktik sebagai dokter. Allisson tercatat sebagai manusia pertama yang menjalani transplantasi hati, ginjal, hati sekaligus paru-paru. Semua itu ia jalani dalam kurun waktu 18 tahun terakhir, untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan yang menimpanya.
Dimulai sejak berusia 6 pekan, Allisson sudah didiagnosis mengalami cystic fibrosis. Kelainan ini ditandai dengan cairan tubuh yang kental dan lengket, terutama di pankreas dan paru-paru sehingga dapat mengakibatkan sesak napas.
Spoiler for 3. Nyawa Balita Selamat Berkat 7 Organ Cangkok :
Tak bisa makan, minum dan buang air besar membuat nyawa bayi malang Delilah harus terancam. Untuk menyelamatkan nyawanya, dokter bahkan harus mencangkok alias mentransplatasikan hingga tujuh organ ke dalam tubuhnya.
Pada tahun 2011, Delilah Valdez yang saat itu masih berusia 19 bulan harus terkulai lemas di ranjang rumah sakit dengan tabung keluar dari tubuh rapuhnya yang harus terpasang 24 jam agar tetap bertahan hidup. Delilah didiagnosis dengan kondisi pencernaan yang sangat langka, yang disebut megacystis microcolon intestinal hypoperistalsis syndrome, yang membuat Delilah kecil tidak bisa makan atau minum secara normal, juga tidak dapat membuang kotoran (BAB) dari tubuhnya.
Kondisi ini dapat mengancam jiwanya, tetapi kemudian dokter memberi tahu hanya operasi transplantasi tujuh organ yang akan menyelamatkan gadis kecil itu. Untuk bertahan hidup, balita kecil itu harus membutuhkan cangkok perut, hati, pankreas, ginjal, limpa, usus kecil dan usus besar.
Spoiler for 4. Pendonor Organ Termuda Usia 1,5 Tahun :
Hanano Oyama memang sudah meninggal, tapi ia tetap 'hidup' di dalam 2 tubuh orang lain. Setelah nyawanya tak terselamatkan akibat mati otak, orang tua memutuskan mendonorkan organnya untuk orang lain. Di umur 1,5 tahun, Hanano pun jadi pendonor organ paling muda.
Sebuah kecelakaan pada 29 Juni lalu membuat Hanano Oyama, balita 1,5 tahun asal Jepang, mengalami kematian otak. Dia ditemukan tenggelam dan sudah berada di bawah air selama 10 menit. Hanano segera dilarikan ke Singapore General Hospital, tetapi sudah terlambat karena otaknya dinyatakan mati.
Tak bisa lagi diselamatkan, dengan berat hati orang tuanya memutuskan untuk menyumbangkan organ tubuhnya ketika dokter menyatakan balita itu secara hukum sudah meninggal. Dokter kemudian memanen kedua ginjal dan katup jantungnya di keesokan harinya. Hal ini membuat Hanano menjadi pendonor organ termuda di Singapura.
Spoiler for 5. Hidup Singkat Bocah 5 Tahun Selamatkan 4 Nyawa :
Luca Giovannini, bocah berusia lima tahun meninggal tiba-tiba karena infeksi virus langka. Meski cuma menghuni dunia selama 5 tahun, namun hidup bocah asal Inggris ini penuh arti karena setelah kematiannya, orang tuanya setuju menyumbangkan organnya untuk mereka yang masih hidup.
Luca memang tidak tahu kalau hidupnya yang singkat ternyata bisa memperpanjang kehidupan dan berhasil menyelamatkan nyawa empat orang, yaitu dua orang bocah dan dua orang dewasa. Orang tuanya-lah yang memutuskan betapa bermaknanya hidup sang bocah yang singkat itu.
Luca masuk rumah sakit setelah mengeluh sakit pada tanggal 4 November 2011 dan meninggal 24 jam kemudian. Para dokter menduga bocah ini menderita infeksi virus langka Epstein-Barr yang sulit diobati dan menyebabkan pembengkakan otak.
Spoiler for 6. Usia 9 Tahun Sudah 6 Kali Cangkok Organ Langka :
Meski baru berusia 9 tahun, Alannah Shevenell sudah menjalani transplantasi alias cangkok organ. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan harus mendapatkan 6 cangkok langka sekaligus.
Alannah menghabiskan 3 bulan masa pemulihan di Children’s Hospital Boston. Gadis cilik asal Hollis, Maine, menderita tumor myofibroblastic (sel penyusun otot jantung yang mengalami kerusakan) dan harus menjalani transplantasi multi-organ. Kemoterapi tidak bekerja pada tumornya dan operasi yang lebih kecil tidak cocok untuk tumornya yang sudah meluas. Shevenell bahkan tidak bisa makan karena tumor itu 'meremas' esofagusnya (kerongkongan).
Shevenell mendapatkan 6 transplantasi langka, yaitu esofagus (kerongkongan), hati, lambung, limpa, pankreas dan usus kecil, setelah kalah dari tumor myofibroblastic.
Spoiler for 7. Bocah 9 Tahun Kampanyekan Donor Organ :
Di usianya yang masih belia, Caitlin Robertson, telah kehilangan ayahnya yang meninggal akibat aneurisma otak. Heroisme sang ayah melekat benar dalam benaknya, lantaran ayahnya mendonorkan organnya untuk membantu menyelamatkan empat nyawa.
Caitlin yang saat itu usianya masih 9 tahun pun menulis surat dengan tangan mungilnya, mengajak orang-orang untuk melakukan hal yang sama dengan ayahnya. Meski ayahnya, Gary Robertson, tidak bisa melihat dia dan adik-adiknya tumbuh dewasa, namun Caitlin yakin orang-orang yang sembuh setelah mendapat organ yang didonorkan ayahnya, bisa hidup bersama anak-anaknya.
"Saya kangen ayah setiap hari, tapi saya bangga bisa menjadi putrinya," tulis Caitlin dalam suratnya. Surat yang ditulis Caitlin diberi ilustrasi yang menggambarkan ayahnya. Dalam surat dia juga menulis bahwa ayahnya meninggal pada 9 Maret 2012 lalu. Bagi Caitlin, ayahnya adalah ayah terbaik di dunia. "Dia lucu, perhatian, penyayang, dan berani," kenangnya.
Spoiler for 8. Meninggal Saat Menunggu Donor Malah Jadi Pendonor :
Sarah Wright memiliki kondisi gangguan paru yang membutuhkan transplantasi untuk memperbaiki kondisinya. Namun donor paru tak juga didapatkan hingga ia meninggal. Meski sudah meninggal, Sarah berhasil menyelamatkan nyawa orang lain dengan mendonorkan 3 organ di tubuhnya.
Setelah Sarah dinyatakan meninggal, dokter pun mengambil ginjalnya untuk didonorkan pada 2 perempuan muda yang sudah bertahun-tahun menjalani dialisis. Sedangkan hatinya diberikan pada laki-laki berusia 50 tahun yang memiliki penyakit hati kronis. Sayang jantungnya telah terkena infeksi sehingga tak dapat didonorkan.