- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Melihat Budaya Amerika Serikat dari Sisi Lain


TS
doneyworse
Melihat Budaya Amerika Serikat dari Sisi Lain
The Amish, Melihat Budaya Amerika Serikat dari Sisi Lain

Jangan tinggalin Komen dan di


Bagi yang berkenan boleh lah kalo TS ditimpukin

ane gak minta

Bukti No-Repost diantara Kita gan
Spoiler for No-Repost:

Oke , Cekidot gan
Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar frasa "Budaya Amerika Serikat ?" Bisa jadi yang terlintas adalah selalu berkaitan dengan kemajuan teknologi di setiap lini kehidupan masyarakat Amerika itu sendiri. Padahal? Benarkah selamanya seperti itu?
Budaya Amerika Serikat, Tidak Selamanya Berteknologi Maju
Quote:
Spoiler for Open:

Orang Amerika memang begitu modern. Tamasya ke bulan pun bukan impian lagi. Apapun bentuk modernitas kehidupan ada di Amerika. Namun, pernahkah berpikir bahwa masih ada sekelompok masyarakat Amerika yang berdiam di Ohio. Memilih untuk tidak larut dalam ke modernitasan tersebut dan tetap mempertahankan kehidupan tanpa listrik, tanpa hingar-bingar yang berbau teknologi.
Kemajuan zaman dan teknologi yang teramat pesat di negara tersebut ternyata tidak melindas budaya salah satu bagian dari wilayah Amerika Serikat ini. Seperti suku Badui di Indonesia, masyarakat yang tinggal di wilayah ini tidak terpengaruh oleh keramaian yang ada di seantero Amerika.
Anda mungkin sulit membayangkan bahwa di negeri adi kuasa seperti Amerika Serikat tersebut masih ditemukan sekelompok masyarakat yang sangat tradisional. Kehidupannya jauh dari kata kemajuan teknologi. Untuk urusan penerangan saja mereka tidak memanfaatkan lampu. Benar-benar sebuah wilayah dan kelompok masyarakat yang unik di tengah segala kehebatan Amerika Serikat.
Penyebabnya bisa bermacam-macam. Mereka bisa jadi adalah orang dengan rasa hormat yang begitu tinggi pada budaya leluhurnya, sehingga meninggalkan budaya leluhur dengan mulai menerima segala hal baru dapat melukai keaslian budaya mereka. Bisa juga, karena teknologi tidak begitu menarik perhatian mereka. Entahlah. Penyebabnya bisa lebih dari satu.
Majunya sebuah negara terutama dalam hal teknologi ternyata tidak menjamin bahwa semua wilayah di negara tersebut terjamah oleh teknologi. Buktinya bisa Anda lihat di Amerika ini. Budaya Amerika Serikat yang datang dari salah satu suku di sana ini ibarat penyangkalan atas pendapat tentang hal ini.
Sisi Lain Budaya Amerika Serikat dari The Amish
Quote:
Spoiler for Open:

Apa yang dijelaskan di atas tadi merupakan kehidupan yang dipilih oleh suku Amish. Kehidupan kemasyarakan yang mirip dengan masyarakat Badui Dalam yang ada di di daerah Banten. The Amish membuat masyarakat di luar suku itu memperlihatkan budaya Amerika Serikat dari sisi lain.
Mereka adalah sebuah kenyataan yang mengatakan bahwa tidak semua masyarakat Amerika Serikat menerima dengan baik segala kemajuan teknologi yang lahir dari para tokohnya. Mereka adalah sekelompok masyarakat dengan keyakinan dan kekuatan memegang teguh budaya.
Suku ini benar-benar ada di Amerika Serikat. Mereka mendiami Amerika Serikat bagian timur. Tepatnya Dutch Country, Landcaster. Mereka adalah anggota dari kelompok persekutuan Gereja Kristen yang kemudian membentuk sub-kelompok lagi.
Kelompok ini lahir dari perpecahan yang terjadi di Swiss. Antara kelompok Gereja Swiss dan Alsatian Anabaptis yang dipimpin oleh Jakob Ammann pada 1693. Sebutan Amish ini mengacu pada kelompok masyarakat yang ikut dengan Jakob Ammann.
Budaya Amerika Serikat, Kehidupan Masyarakat The Amish
Quote:
Spoiler for Open:

Budaya Amerika Serikat yang lahir dari kelompok masyarakat The Amish ini sungguh berbeda dengan kehidupan masyarakat Amerika secara kebanyakan. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan kegiatan-kegiatan lain. Mereka hidup secara sederhana dan dalam balutan pakaian yang polos.
Bila ingin membayangkan pakaian wanita masyarakat Amish, bayangkanlah pakaian abad ke-19. Wanitanya berpakaian sangat sederhana dengan gaun panjang hingga dengkul. Bahkan, hingga lutut dengan warna yang tidak mencolok, seperti putih, abu-abu, dan hitam.
Begitupun dengan pakaian prianya. Celana baggy bergasper, kemeja putih lengan panjang, dan bertopi. Sangat sederhana dan hampir tidak dapat dipercaya bahwa mereka hidup selama berabad-abad di Amerika yang ultra modern.
Pilihan cara berbusana dari suku The Amish ini menjadi bagian dari budaya Amerika Serikat yang identik dengan perkembangan fesyen. Sungguh sebuah perbandingan yang terbalik, tapi faktanya kedua hal yang saling bersebrangan tersebut tinggal di satu negara, Amerika Serikat.
Remajanya jauh dari kata mengikuti perkembangan fesyen. Mereka cukup dengan mengenakan gaun sederhana berwarna polos dengan model lengan yang panjang. Untuk remaja pria, mereka mengenakan baju lengan panjang dan topi bulat. Satu lagi, mereka bertelanjang kaki.
Suku Amish adalah penganut agama Kristen yang taat dan sangat ketat menjaga hubungan kekeluargaan. Apalagi, sudah menyangkut makan. Mereka wajib makan di meja yang sama. Suku Amish tidak memperbolehkan keluarga berencana hingga satu keluarga bisa memiliki 7-8 orang anak.
Setiap anak Amish diberikan waktu yang cukup apakah akan tetap menjadi Amish atau keluar dari Amish dan hidup seperti masyarakat kebanyakan. Sebelum dibaptis, anak tersebut masih bebas menentukan jalan hidupnya. Mereka masih diperbolehkan untuk merasakan kehidupan modern, seperti menggunakan mobil, telepon genggam, musik, dan sebagainya.
Namun, bila sudah dibaptis, dia harus menjalani kehidupan seperti suku Amish yang lain. Mereka harus memiliki komitmen yang teguh kepada gereja. Oleh karena itu, suku Amish tidak memilih pembaptisan di waktu bayi.
Pilihan untuk tidak menjalani kehidupan Amish disebut meidungatau keluar dari suku Amish. Bila pilihan ini yang diambil, semua komunikasi terputus dengan suku Amish. Menikah dengan orang yang bukan suku Amish pun sudah disebut meidung dan harus keluar dari komunitas Amish. Budaya Amerika Serikat yang disajikan oleh para The Amish sungguh sebuah keunikan tersendiri.
Kehidupan sederhana dari suku Amish tecermin dari tidak digunakannya listrik dan alat transportasi bermesin lainnya. Mereka menggunakan lampu minyak tanah sebagai penerangan. Bila tidak ada listrik, itu berarti tidak ada TV, radio, dan alat hiburan lainnya. Bosankah mereka menjalani hidup tanpa TV atau radio?
Ternyata, karena mereka masih harus memotong kayu, bercocok tanam, hingga mengolah makanan sendiri dari awal, hidup mereka sudah terasa sangat sibuk hingga tidak terpikirkan untuk mendapatkan hiburan dari TV atau radio. Mereka menjalani kehidupan dengan kesibukannya yang cukup tradisional dan terlihat mengasyikkan.
Alat transportasi mereka masih menggunakan kuda. Terutama kereta kuda. Mereka tidak menggunakan mobil atau kendaraan modern lainnya. Mereka tidak ingin difoto. Jadi, bila berkunjung ke tempat komunitas Amish yang telah dijadikan objek wisata, jangan coba-coba menjadikan mereka atau properti mereka berupa rumah, kereta kuda, atau apapun sebagai objek ‘keanehan’ yang harus diabadikan.
Hal ini akan membuat mereka merasa terhina karena merasa apa yang mereka lakukan bukanlah suatu keanehan. Itu adalah pilihan hidup mereka. Mereka memang berusaha tidak terlalu banyak melakukan kontak dengan orang-orang di luar suku. Kalaupun akan mengabadikan, jangan memotret wajah mereka.
Mereka tidak mau merendahkan orang lain atau menganggap orang lain para pendosa. Bagi suku Amish, tidak ada satu orang pun boleh merasa lebih baik dari orang lain. Prinsip yang dipegang oleh The Amish ini benar-benar merupakan sisi lain dari budaya Amerika Serikat yang serba blak-blakan dan frontal.
Kalau ingin bertanya, jangan bertanya kepada wanita Amish. Tanyalah kepada kaum prianya. Suku Amish sangat menghormati para wanitanya. Wanita Amish tidak berhias. Ini membuat mereka semakin tampak berbeda dengan sebagian wanita Amerika lainnya.
Kehidupan yang terkesan sangat bersahaja dengan lingkungan berbukit yang indah, suku Amish memang mengundang banyak orang penasaran untuk sekadar bertandang ke sana. Namun ingat, hormati mereka sebagai manusia biasa yang sama seperti kita.
Hingga kini, wilayah kediaman The Amish kerap dijadikan kunjungan para wisatawan. The Amish yang menjadi bagian dari budaya Amerika Serikat ini juga bagus dijadikan contoh untuk para anak-anak dan remaja Amerika' tentang kesopanan, norma sosial, moral serta agama.
Berkenan tinggalkan Komen /


Spoiler for AER:
0
3.6K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan