Gimana engga, rasanya kayak perang baratayudha antara kaum pengusaha dan kaum buruh. Dan sepanjang yg ane tau, posisi buruh selalu kalah di mata publik (termasuk kaskus ini
Untuk itu, ane coba nyumbang beberapa alternatif solusi soal dilema upah buruh ini......
1. Penetapan Grading Perusahaan
Maksudnya apaan nih?
Gini, itu kan pasti pengusaha punya alibi UMR sekian sekian akan memberatkan pengusaha padat karya dsb dsb......
Nah, kenapa ga dari awal kita bagi perusahaan dalam 4 kategori, yaitu :
- Kategori A (Untuk Perusahaan Mapan, Efisien, dan Profit Besar)
- Kategori B (Untuk Perusahaan non padat karya yang cukup efisien)
- Kategori C (Untuk Perusahaan Padat Karya)
- Kategori D (untuk Home Industri dan UKM)
Jadi, nantinya UMR nya pun ada 4 macam berdasar kategori perusahaannya, akibatnya, alibi bahwa UMR memberatkan perusahaan padat karya pun otomatis ga berlaku.
ps = di sini buruh juga jangan keterlaluan, kalau pengen gaji gede ya cari perusahaan ber-grading A, jangan kerja di grade-C minta gaji grade-A
2. Buruh Bersatu !!!!
Sekian hari baca koran membuat ane bingung gan, yg dimaksud perwakilan buruh itu yg mana ya?
ada serikat A, konfederasi B, perkumpulan C, persatuan D, solidaritas E, semua ngakunya dari buruh
kenapa ga dari buruhnya sendiri bersatu, baru melobi lewat dewan pengupahan (mekanisme legal)
Kalau ga bersatu, pengusaha kan dengan enteng "menghajar" buruh dengan mengatakan sudah diskusi di dewan pengupahan, yg ada unsur buruhnya. Lha kok buruh masih demo?
Makanya, sebelum demo aneh2, buruh harusnya demo perwakilan mereka di dewan pengupahan. Jangan2 yg jadi wakil buruh dari perusahaan grade-A, sehingga ga peka pada buruh grade C dan D
3. Imbalan Berupa Natura
Gan, imbalan ga melulu soal gaji kan? Ada juga imbalan berupa natura (fasilitas).
Di sini buruh jgn terlalu ngoyo soal besaran angka, bakalan resisten langsung tuh pengusaha.
Tapi kudu main cantik, misal oke lah buruh ngalah soal besaran angka, TAPI.... perusahaan kudu nyediain fasilitas bus transport, kesehatan (JAMSOSTEK), terus beasiswa, makan siang, dsb dsb...
kalau diitung-itung kan jatuhnya sama juga, cuman persepsi di media kan beda...
4. Alihkan FOKUS : Tuntut PENURUNAN HARGA !!!
Pernah ga sih kepikir, kenapa UMR harus naik? Karena harga-harga melambung kan? Nah, siapa yg kudu bertanggung jawab soal harga ini?
PEMERINTAH !
Sekarang ini pemerintah duduk enak nyaman melihat pengusaha bertempur melawan buruh, seakan-akan lepas tanggung jawab gitu deh...
Padahal, penyediaan fasilitas untuk warga negara itu tanggung jawab pemerintah.
Ketidakmampuan pemerintah (penyelenggara negara) dalam berbagai hal yg mengakibatkan kenaikan harga di hampir semua sektor akan sangat menyengsarakan.
Masih inget TRITURA gan? salah satu isinya adalah : TURUNKAN HARGA !
Sekarang, kok ga ada demo serupa ya? Malah rakyat asyik perang saudara, lupa kalau biang kerok permasalahan ini adalah pemerintah yg ga becus soal mengelola negara.
5.Hindari Perang Statement di Media dan harus saling mawas diri
Pengusaha =
"Perusahaan X mau relokasi ke Jawa Tengah, ke Vietnam, dsb dsb"
kalau kata ane = Emangnya pindah itu gampang ya? ga butuh modal? bisa pindah dalam itungan hari? gila aja pindah seenak udel, belum lagi aset yang sekarang di Indonesia, mau diapakan?
Buruh =
"Itungan 3,7 itu sangat masuk akal, itu berdasarkan komponen A, B, C, D, E, ..."
kalau kata ane = gile lu ndrooooo

kalau upah minimum segitu, ane gitu udah 17 th langsung jadi buruh ah, dijamin makmur sejahtera
eitss, apa sih intinya?
Intinya, ga perlu lah attention baik ke media massa soal hal-hal gituan, hanya akan menciptakan rasa saling tidak percaya dan membuat suasana panas. Yang benar adalah, duduk bersama di dewan pengupahan, pemerintah mengawasi (tripartit).
Gimana engga, tiap taun selalu rusuh, selalu demo, selalu macet.... ane jadi korban gan