- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
kenyataan dibalik terpuruknya "putri pahlawan" hidup kekurangan


TS
siradj mumtaz
kenyataan dibalik terpuruknya "putri pahlawan" hidup kekurangan
Assalamualaikum.wr.wb
mohon maap sebelomnya kalo repost.. 

Terinspirasi dari trit ht ttg anaknya Alm.Ismail Marzuki yg kesulitan..
ane inisiatip aj ngebikin trit ini, krn saking bnyaknya yg nanyain anaknya ibu azizah..bahkan ga sedikit jg yg hujat2 anak beliau..
tapi intinya ane cuman mau ngabarin dikit, alesan terpuruknya keluarga besar Alm.Ismail Marzuki..
mudah2an agan2 sekalian bisa lebih bijak dalam berkomentar..
ane inisiatip aj ngebikin trit ini, krn saking bnyaknya yg nanyain anaknya ibu azizah..bahkan ga sedikit jg yg hujat2 anak beliau..
tapi intinya ane cuman mau ngabarin dikit, alesan terpuruknya keluarga besar Alm.Ismail Marzuki..
mudah2an agan2 sekalian bisa lebih bijak dalam berkomentar..

cek berita di bawah ini
Quote:
Anak Ismail Marzuki Butuh Biaya Perawatan
Kamis, 27 Januari 2011 | 9:44
Anak Ismail Marzuki, Rahmi Aziah Anak Ismail Marzuki, Rahmi Aziah
[TANGERANG] Rachmi Aziah, putri tunggal pahlawan nasional Ismail Marzuki, kini tergolek tak berdaya di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Medika BSD Kota Tangerang Selatan.
Perempuan berusia 60 tahun ini sudah tiga hari dirawat di rumah sakit itu karena kena serangan jantung. Keadaan ini membuat keluarga Aziah risau. Bukan hanya karena penyakitnya tetapi juga biaya yang dibutuhkan untuk perawatan selama di rumah sakit yang bagi keluarga sangat besar.
Putri kedua Aziah, Inggrid Sri Wahyuni kepada wartawan mengatakan, ibunya yang mengisi kehidupan sehari-hari dengan berjualan ikan cupang dan makanan serta minuman ringan itu dibawa ke rumah sakit Cinere saat mengalami sesak dan sakit dada. Rasa sakitnya itu dialami Aziah sejak Senin pagi. Namun keluarga baru membawanya ke unit gawat darurat (UGD) RS Cinere malam harinya.
Menurut Inggrid, keluarga tidak menyangka kalau ibunya sakit jantung. Mereka mengira hanya sesak nafas biasa. Oleh karena itu keluarga sangat terkejut ketika dokter menyarankan untuk dirawat intensif di ruang ICU. Meski sudah membayar uang muka Rp 2,5 juta namun biaya ini ternyata jauh dari mencukupi karena setiap harinya minimal mereka butuh untuk membayar rumah sakit sekitar Rp 20 juta.
Di tengah kebingungan dengan biaya rumah sakit, Inggrid kemudian menghubungi kenalan dan keluarga. Mereka menyarankan pindah ke rumah sakit lain yang lebih murah. Pilihan ke rumah sakit Medika BSD karena masih baru dan harga relatif lebih murah.
Sejak dirawat beberapa hari, Aziah yang hidup sederhana bersama anak dan cucunya ini harus masuk ruang ICU dengan biaya kamar Rp 700 ribu sehari, obat-obatan dan biaya dokter dengan total biaya sekitar Rp 3-4 juta per hari.
Pihak keluarga sudah menyetor Rp 10 juta ke rumah sakit, namun biaya ini diperkirakan masih kurang. Sebab menurut dokter yang merawat, ibunya disarankan untuk dikaterisasi yaitu alat yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah jantung dan mencari sumber penyumbatan. Untuk biaya katerisasi diperkirakan menghabiskan biaya Rp 60 juta. Selain itu juga butuh biaya untuk pemasangan ring di sekitar jantung. ”Mama masih membutuhkan banyak biaya rumah sakit. Kami berharap ada darmawan yang membantu,” ungkap Inggrid lirih. [132]
Kamis, 27 Januari 2011 | 9:44
Anak Ismail Marzuki, Rahmi Aziah Anak Ismail Marzuki, Rahmi Aziah
[TANGERANG] Rachmi Aziah, putri tunggal pahlawan nasional Ismail Marzuki, kini tergolek tak berdaya di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Medika BSD Kota Tangerang Selatan.
Perempuan berusia 60 tahun ini sudah tiga hari dirawat di rumah sakit itu karena kena serangan jantung. Keadaan ini membuat keluarga Aziah risau. Bukan hanya karena penyakitnya tetapi juga biaya yang dibutuhkan untuk perawatan selama di rumah sakit yang bagi keluarga sangat besar.
Putri kedua Aziah, Inggrid Sri Wahyuni kepada wartawan mengatakan, ibunya yang mengisi kehidupan sehari-hari dengan berjualan ikan cupang dan makanan serta minuman ringan itu dibawa ke rumah sakit Cinere saat mengalami sesak dan sakit dada. Rasa sakitnya itu dialami Aziah sejak Senin pagi. Namun keluarga baru membawanya ke unit gawat darurat (UGD) RS Cinere malam harinya.
Menurut Inggrid, keluarga tidak menyangka kalau ibunya sakit jantung. Mereka mengira hanya sesak nafas biasa. Oleh karena itu keluarga sangat terkejut ketika dokter menyarankan untuk dirawat intensif di ruang ICU. Meski sudah membayar uang muka Rp 2,5 juta namun biaya ini ternyata jauh dari mencukupi karena setiap harinya minimal mereka butuh untuk membayar rumah sakit sekitar Rp 20 juta.
Di tengah kebingungan dengan biaya rumah sakit, Inggrid kemudian menghubungi kenalan dan keluarga. Mereka menyarankan pindah ke rumah sakit lain yang lebih murah. Pilihan ke rumah sakit Medika BSD karena masih baru dan harga relatif lebih murah.
Sejak dirawat beberapa hari, Aziah yang hidup sederhana bersama anak dan cucunya ini harus masuk ruang ICU dengan biaya kamar Rp 700 ribu sehari, obat-obatan dan biaya dokter dengan total biaya sekitar Rp 3-4 juta per hari.
Pihak keluarga sudah menyetor Rp 10 juta ke rumah sakit, namun biaya ini diperkirakan masih kurang. Sebab menurut dokter yang merawat, ibunya disarankan untuk dikaterisasi yaitu alat yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah jantung dan mencari sumber penyumbatan. Untuk biaya katerisasi diperkirakan menghabiskan biaya Rp 60 juta. Selain itu juga butuh biaya untuk pemasangan ring di sekitar jantung. ”Mama masih membutuhkan banyak biaya rumah sakit. Kami berharap ada darmawan yang membantu,” ungkap Inggrid lirih. [132]
sumur
jadi menurut ane ini lah alesannya knp cucu dari Alm.Ismail Marzuki seperti tidak berkontribusi..pdhl mereka mgkn udah abis bnyk jg untk perawatan..
harusnya ada lah bantuan askes dari pemerintah..ato apalah yg bisa ngeringanin beban dari ank dari pahlawan nasional kita.. (bukan sekedar uang Rp.1,5jt yg dirapel 3bln sx)

mirisnya ampe nangis

mana janji Indonesa untuk memelihara rakyat yg tidak mampu? udah saatnya dibuktikan.. jgn cuman gedein kantong sendiri doank..

ane komen karena ane

Spoiler for ane ga butuh:

Spoiler for ane cuman minta jangan di:

sekian. wslm.wr.wb
UPDATE
Spoiler for JANJI HIBAH RUMAH TAK KUNJUNG DITEPATI:
2010-05-18 02:13:47 WIB
Hibahkan Rumah bagi Keluarga Ismail Marzuki
Politikindonesia - Atas nama kemanusiaan, pemerintah diminta menghibahkan sebuah rumah bagi keluarga pahlawan nasional. Terutama bagi keluarga pahlawan yang tergolong tidak mampu. Salah satunya, keluarga Ismail Marzuki, pahlawan sekaligus komponis yang karya-karyanya tetap abadi.
"Ini penting agar kebutuhan tempat tinggal keluarga pahlawan, yang bukan berasal dari kalangan berada, bisa terjamin. Ini seharusnya dibakukan jadi suatu aturan," kata sejarahwan Asvi Warman Adam, kemarin.
Asvi menanggapi berita keluarga pahlawan Ismail Marzuki, yang semasa hidupnya tidak pernah memiliki rumah tinggal. Kini, anak tunggal Ismail Marzuki, Rachmiaziah Ismail Marzuki, 60, kesulitan membayar sewa kontrak rumah tinggalnya Rp4,75 juta per tahun.
Bersama suaminya, Muhammad Benny, Rachmi kini menempati rumah kontrakan di Perumahan Bappenas, Blok A 12, Cinangka, Wates, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Uang tunjangan keluarga pahlawan nasional Rp1,5 juta per bulan jelas sulit mewujudkan harapannya memiliki rumah untuk menghabiskan masa tuanya.
"Jika pemerintah bisa mencanangkan rusun murah dan perumahan murah, masa tidak bisa mendirikan satu rumah buat keluarga pahlawan," kata Asvi.
Rumah yang dihibahkan bagi para pahlawan itu tidak perlu semewah yang dihibahkan untuk mantan presiden dan wakil presiden. Yang penting, kata Asvi, cukup sebagai tempat tinggal para ahli waris pahlawan yang mungkin semasa hidupnya kurang beruntung.
"Saya mengimbau pemerintah pusat, atau pemerintah DKI, entah bagaimana caranya bisa menghibahkan rumah yang sifatnya permanen," pinta Asvi.
Janji Pemda DKI
Sebenarnya, pada 1985 Pemda DKI Jakarta pernah menjanjikan sebuah rumah untuk keluarga Ismail Marzuki. Janji itu sebagai kompensasi dari kesedian keluarga Ismail Marzuki menitipkan sebagian alat musik milik komposer legendaris itu ke museum di Taman Ismail Marzuki (TIM).
Ketika itu, pihak keluarga menyerahkan sebuah biola dan dua buah akordeon. Juga ada sejumlah foto dan piagam penghargaan yang pernah diterima almarhum Ismail Marzuki. Namun, sampai Selasa (18/05), janji itu tak pernah terealisir.
"Sampai sekarang tidak terdengar kabar janji rumah dari Pemda DKI itu. Saya juga nggak mau seakan minta-minta dan mengemis. Biar Allah yang mengetahui," kata Rachmi.
Uang tunjangan rutin dari TIM, juga sudah lama terhenti, saat ibunda Rachmi, Eulis Zuraidah, meninggal dunia pada 2001. Sumbangan itu terakhir diterima Rp200 ribu per bulan. Rachmi menceritakan, sejak TIM didirikan, Eulis, istri Ismail Marzuki mendapat tanda kasih Rp100 ribu, lalu meningkat jadi Rp125 ribu, naik lagi Rp150 ribu.
"Sampai terakhir Rp200 ribu, yang tak lagi ada sejak ibu meninggal," ungkap Rachmi.
(mun/na)
sumur
Spoiler for AKAN TELUSURI JANJI HIBAH RUMAH:
Senin, 17/05/2010 17:11 WIB
Dinas Pariwisata DKI akan Telusuri Janji Rumah pada Ismail Marzuki
Hery Winarno - detikNews
Rachmiazizah (dok detikcom)
Jakarta - Keluarga pahlawan nasional Ismail Marzuki ternyata tidak pernah memiliki rumah tinggal semasa hidupnya. Harapan memiliki rumah sempat datang dari Pemda DKI Jakarta, namun hingga kini belum belum kunjung terealisasi.
Dinas Pariwisata DKI yang mengurusi museum pun berjanji akan mengecek kebenaran janji yang konon sempat terucap pada tahun 1985 tersebut.
"Nanti akan saya cek karena ini kan tahunnya sudah sangat lama. Apakah benar ada janji itu? Siapa yang memberikan janji apakah gubernur, wakil gubernur, sekda atau dinas terkait saat itu," ujar Kepala Dinas Pariwisata DKI Arie Budiman saat dihubungi detikcom , Senin (17/5/2010).
Menurut anak tunggal Ismail Marzuki, Rachmiazizah Ismail Marzuki (60), pada tahun 1985 Pemda DKI Jakarta pernah menjanjikan sebuah rumah. Janji itu merupakan kompensasi dari kesedian keluarga menitipkan sebagian alat musik milik pencipta lagu 'Indonesia Pusaka' ke museum di Taman Ismail Marzuki (TIM).
"Kita juga akan mengecek soal alat musik yang dititipkan tersebut, alat musiknya apa saja," tambah Arie.
Orang nomor satu di Dinas Pariwisata DKI ini mengaku dirinya juga tidak pernah mengetahui perihal adanya uang tunjangan rutin dari TIM kepada keluarga ahli waris Ismail Marzuki yang terhenti sejak tahun 2001.
"Nanti akan saya konfirmasi dulu ke TIM karena saya juga baru tahu, nanti kalau saya sudah tahu akan saya kabari lagi," tutupnya.
Anak tunggal komposer Ismail Marzuki, Rachmi ternyata saat ini hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Perempuan berusia 60 tahun ini tinggal di dikontrakannya di Perumahan Bappenas, Blok A 12, Cinangka, Wates, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Di rumah kontrakan seharga Rp 4,75 juta per tahun tersebut, Rachmi tinggal bersama suami tercintanya Muhammad Benny.
[URL="http://news.detik..com/read/2010/05/17/171143/1358676/10/dinas-pariwisata-dki-akan-telusuri-janji-rumah-pada-ismail-marzuki?nd771104bcj"]sumur[/URL]
Spoiler for KONDISI ANAK JUGA KEKURANGAN:
Jumat, 14/05/2010 18:03 WIB
Anak Ismail Marzuki Hidup Serba Kekurangan
Ken Yunita - detikNews
Jakarta - Rachmiaziah Ismail Marzuki, putri pahlawan nasional dan pencipta lagu Ismail Marzuki, hidup dalam kekurangan. Bantuan Rp 1,5 juta per bulan yang menjadi harapannya, sering ditunda-tunda oleh pemerintah. Dia pun terpaksa menyambung hidup dengan berutang.
"SK-nya uang itu diberikan tiap bulan, tapi ternyata uang itu bisa cair 4 bulan sekali," kata Rachmi saat berbincang dengan detikcom, Jumat (14/5/2010).
Untuk menutupi kebutuhannya, Rachmi terpaksa utang sana-sini. Kini, utang itu telah menumpuk. Tidak hanya itu, Rachmi dan suaminya kini juga kebingungan mencari uang Rp 4 juta untuk perpanjangan rumah kontrakannya.
"Kontrakan sudah hampir habis, saya nggak punya uang lagi," kata Rachmi.
Rachmi mengatakan, suaminya telah lama berhenti bekerja. Suaminya tidak memiliki uang pensiun. Sementara anak-anaknya juga tidak dapat dimintai bantuan karena kondisinya tidak terlalu berbeda dengan Rachmi.
"Kondisi anak saya juga kurang, jadi saya nggak bisa minta mereka," katanya.
[URL="http://news.detik..com/read/2010/05/14/180354/1357305/10/anak-ismail-marzuki-hidup-serba-kekurangan?nd771104bcj"]sumur[/URL]
Spoiler for KEMENSOS JANJIKAN DANA BANTUAN 50JT:
Selasa, 18/05/2010 14:32 WIB
Kemensos Janjikan Dana Bantuan Untuk Putri Ismail Marzuki
Fitraya Ramadhanny - detikNews
Jakarta - Putri pahlawan Ismail Marzuki, Rachmiaziah Ismail Marzuki, akhirnya mendapatkan perhatian pemerintah. Kementerian Sosial menjanjikan dana bantuan rumah sebesar Rp 50 juta.
"Tanggal 17 Mei lalu, Direktur Kepahlawanan, Keperintisan & Kesetiakawanan Sosial (K2KS) Soeyoto, sudah mengunjungi Ibu Rachmi di Sawangan, Depok. Mengecek tunjangan bulanan, bantuan kesehatan dan bantuan rumah," kata Mensos Salim Segaf Al Jufri kepada detikcom, Selasa (18/5/2010).
Mensos juga mengingatkan agar masyarakat yang memakai karya Ismail Marzuki, untuk membayar royaltinya. "Itu bisa menambah pendapatan ahli warisnya," tutur Mensos.
Terkait dana bantuan rumah, hal ini pun dibenarkan oleh Soeyoto. Menurut dia, dana bantuan rumah untuk Rachmi dalam proses. "Kemensos bekerja sama dengan Dinsos Provinsi Jabar menyiapkan bantuan rumah sebesar Rp 50 juta dari APBN 2010," kata Soeyoto kepada detikcom.
Rachmi adalah putri pahlawan nasional Ismail Marzuki. Namun hidupnya dalam kekurangan, di saat lagu-lagu besutan ayahnya tetap bergema. Tunjangan keluarga pahlawan nasional sebesar Rp 1,5 juta sebulan, kerap ditunda-tunda oleh pemerintah. Akibatnya Rachmi terpaksa hidup berutang.
[URL="http://news.detik..com/read/2010/05/18/143231/1359262/10/kemensos-janjikan-dana-bantuan-untuk-putri-ismail-marzuki?nd771104bcj"]sumur[/URL]
Spoiler for TIDAK LAGI TERIMA ROYALTI SEJAK 2008:
Sabtu, 15/05/2010 18:32 WIB
Keluarga Ismail Marzuki Tak Lagi Terima Royalti Sejak 2008
Laurencius Simanjuntak - detikNews

Jakarta - Keluarga Ismail Marzuki tidak lagi menerima royalti atas lagu-lagu ciptaan sejak tahun 2008. Hal itu dikarenakan pahlawan nasional itu sudah meninggal lebih dari 50 tahun.
"Sejak dua tahun lalu karya Bapak sudah jadi public domain," kata anak tunggal pahlawan nasional Ismail Marzuki, Rachmiaziah Ismail Marzuki, di kediamannya, Perumahan Bappenas, Blok A 12, Cinangka, Wates, Sawangan, Depok, Sabtu (15/5/2010).
Ismail Marzuki, yang dikenal dengan lagu ciptaanya Rayuan Pulau Kelapa, meninggal dunia pada Mei 1958. Menurut Undang-undang Hak Cipta, hak cipta berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia.
Meski royalti secara legal distop, namun Rachmi mengaku terkadang masih mendapat dari pihak-pihak yang menggunakan karya ayahnya.
"Mereka memberi atas dasar kebijaksanaan saja," kata Rachmi.
Kebijaksanaan itu, kisah Rachmi, sempat ingin ditunjukkan oleh sutradara film Merah Putih, Yadi Sugandi. Film yang didanai pengusaha Hasjim Djojohadikusumo itu memang menggunakan beberapa lagu Ismail Marzuki.
"Mereka katanya sudah membayar ke label PT Clarine Music Perkasa Rp 15 juta. Tapi kami tidak pernah menerima," ujar Rachmi.
Rachmi juga tidak tahu menahu, mengapa perusahaan itu menjadi saluran 'royalti' bagi karya ciptaan ayahnya. Ia hanya mengetahui, jika ada yang ingin berterimakasih menggunakan lagu ayahnya, mereka menyalurkannya lewat Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI).
"Saya tanya YKCI, mereka juga tidak tahu," tuturnya.
Perihal uang itu, Rachmi tidak mau mempersoalkannya. Sebab, karya ayahnya kini sudah menjadi milik publik. Rachmi hanya mengaku heran ada pihak yang mengatasnamakan saluran royalti ayahnya, sedangkan ia sebagai ahli waris tidak pernah mendapat.
"Saya tidak menuntut. Kalau ada yang mau membantu ya saya menghargainya," kata Rachmi.
Rachmi (60), kini tinggal bersama suaminya Muhammad Benny di rumah kontrakan tipe 45 di Depok. Ia sudah 6 tahun menunggak pembayaran rumah kontrakan dengan harga sewa Rp 4,75 juta per tahun.
Di rumah itu juga, ibunda Rachmi (istri Ismail Marzuki) tutup usia pada 2001 silam. Selama hidup, keluarga pahlawan nasional Ismail Marzuki belum pernah memiliki rumah tinggal.
[URL="http://news.detik..com/read/2010/05/15/183203/1357673/10/keluarga-ismail-marzuki-tak-lagi-terima-royalti-sejak-2008?nd771104bcj"]sumur[/URL]
Selasa, 18/05/2010 07:50 WIB
Atasi Kesulitan Keluarga, Ismail Marzuki Diusulkan Jadi Gambar Mata Uang
Laurencius Simanjuntak - detikNews
Jakarta - Pahlawan nasional Ismail Marzuki diusulkan menjadi gambar mata uang. Royalti gambar mata uang dari Bank Indonesia diharapkan dapat menutup kesulitan ekonomi yang dialami keluarga pencipta lagu 'Rayuan Pulau Kelapa' itu.
"Saya menyarankan beliau dijadikan gambar mata uang, ada ratusan juta royalti dari Bank Indonesia di situ," kata sejarahwan Asvi Warman Adam saat berbincang dengan detikcom, Senin (17/5/2010).
Menurut Asvi, hal itu adalah solusi yang paling realistis untuk mengatasi kesulitan ekonomi keluarga Ismail Marzuki, mengingat royalti lagu-lagu komposer legendaris itu sudah tidak diterima keluarga sejak 2008 lalu.
"Ketimbang menunggu janji rumah yang tidak tahu kapan, saya rasa lebih baik diusulkan untuk mata uang. Ini pernah dilakukan keluarga WR Supratman," kata dia.
Seperti diketahui keluarga Ismail Marzuki belum pernah rumah tinggal semasa hidupnya. Rachmiaziah Ismail Marzuki, anak tunggal Ismail malah kesulitan membayar kontrak rumah selama 6 tahun.
[URL="http://news.detik..com/read/2010/05/18/075023/1358883/10/atasi-kesulitan-keluarga-ismail-marzuki-diusulkan-jadi-gambar-mata-uang"]sumur[/URL]
Spoiler for ROYALTI STOP, PENGGUNA KARYA HARUS TAHU DIRI:
Minggu, 16/05/2010 13:03 WIB
Hak Royalti Distop, Pengguna Karya Ismail Marzuki Diminta Tahu Diri
Nograhany Widhi K - detikNews
Rachmiaziah
Jakarta - Hak ekonomi untuk mendapatkan royalti lagu-lagu Ismail Marzuki untuk putrinya, Rachmiaziah, memang telah distop. Namun pihak-pihak yang menggunakan lagu-lagu Ismail Marzuki untuk kepentingan komersial diminta untuk tahu diri dan berbagi rezeki.
"Tahu dirilah, walaupun tidak diatur secara yuridis. Masak menggunakan karya orang lain untuk mendapat keuntungan, tidak membagi royaltinya," kata Direktur Hak Cipta Ditjen Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Kemenkum HAM Sumardi kepada detikcom, Minggu (16/5/2010).
Sumardi mengatakan, keluarga dari almarhum Ismail Marzuki juga masih memiliki hak moral atas karya-karya pencipta lagu 'Sepasang Mata Bola' itu. Ahli waris bisa menuntut jika penggunaan lagu-lagu tidak mencantumkan nama Ismail Marzuki.
"Atau jika lirik dan nadanya diubah. Dan harus izin dulu kepada ahli warisnya," kata Sumardi. Semua itu tercantum dalam UU tentang Hak Cipta.
Sebelumnya, anak tunggal Ismail Marzuki, Rachmiaziah, hidup dalam kekurangan. Rachmi memang mendapat uang santunan dari pemerintah sebesar Rp 1,5 juta per bulan. Namun sayang, uang tersebut tidak dapat dicairkan setiap bulan.
Untuk biaya hidup, Rachmi terpaksa berutang dan menjual apa saja untuk mendapatkan uang. Sementara kondisi keempat anaknya juga tidak terlalu baik secara ekonomi sehingga tidak dapat membantu.
[URL="http://news.detik..com/read/2010/05/16/130343/1357869/10/hak-royalti-distop-pengguna-karya-ismail-marzuki-diminta-tahu-diri?nd771104bcj"]sumur[/URL]
Spoiler for TIM BERHENTIKAN TUNJANGAN SEJAK SEPT 2001:
Rabu, 19/05/2010 12:06 WIB
TIM Masih Simpan Sejumlah Memoar Ismail Marzuki
Hery Winarno - detikNews
Jakarta - Sejumlah benda-benda yang terkait erat dengan kehidupan Ismail Marzuki, masih disimpan rapi di Museum Taman Ismail Marzuki (TIM). Benda-benda itu antara laik, naskah lagu Indonesia Pusaka dan Juwita Malam.
"Ada beberapa benda yang dititipkan di sini. Ada naskah lagu-lagu seperti lagu Indonesia Pusaka, Juwita Malam, Sepasang Mata Bola serta beberapa naskah lagi yang saya lupa," ujar Kepala Badan Pengelola Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM), Teguh Widodo saat dihubungi wartawan, Rabu (19/5/2010).
Selain naskah-naskah lagu, juga ada beberapa benda lain seperti biola, dan akordeon, jam dinding serta album foto Ismail Marzuki. Benda itu masih tersimpan dengan baik di museum TIM.
"Untuk biola dan akordeon kondisinya tidak bisa berfungsi dengan baik. Tapi untuk yang lain seperti kertas naskah, album foto, masih sangat baik tersimpan," imbuh Teguh.
Saat ditanya apakah keluarga ahli waris memperoleh royalti atas beberapa lagu-lagu peninggalan Ismail Marzuki, Teguh menegaskan jika dirinya tidak mengetahui persis hal itu.
"Soal royalti, saya kurang begitu paham ada ketentuan kadaluarsanya atau tidak," jelasnya.
Teguh juga menegaskan, jika sejak 1 Mei 1995, TIM memberikan tunjangan kepada janda Ismail Marzuki, Zuraidah. Pemberian tunjangan dihentikan pada September 2001 karena Zuraidah meninggal.
"Yang menerima tunjangan Ibu Rachmi karena istri dari almarhum sudah menikah lagi di Malang. Kita juga berikan santunan belasungkawa (atas meninggalnya Ibu Zuraidah) sebesar Rp 1 juta," kata Teguh.
Saat ditanya desakan agar Rachmi mendapat rumah yang layak, Teguh juga menegaskan jika TIM tidak bisa melakukan hal tersebut karena dananya tidak tersedia.
"Kalau soal itu kita tidak bisa. Mungkin ke pejabat terkait atau pejabat lebih tinggi," tutupnya.
[URL="http://news.detik..com/read/2010/05/19/120639/1359885/10/tim-masih-simpan-sejumlah-memoar-ismail-marzuki"]sumur[/URL]
Diubah oleh siradj mumtaz 06-11-2013 19:34
0
5.3K
Kutip
42
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan