Jakarta -Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum mengetahui adanya terminal raksasa Pulogebang, Jakarta Timur. Padahal terminal ini dikabarkan sudah beroperasi melayani angkutan dalam kota.

Direktur Jenderal Hubungan Darat Kemenhub Soeroyo Alimoeso mengungkapkan, ia belum mendapat laporan mengenai pengoperasian terminal tersebut. Bahkan, dia pun mengaku belum tahu soal keberadaan terminal tersebut.

"Pulogebang belum pernah mengajukan ke kita, lokasinya, apanya ke kita. Lahirnya aja kita nggak tau," kata Soeroyo saat ditemui di Citra Gran Karawang, Senin (17/6/2013).

Ia mengungkapkan, berdirinya suatu terminal yang melayani angkutan umum sejatinya harus memiliki legalitas atau izin operasional, agar bus-bus yang melayani rute dari atau menuju ke terminal tersebut bisa beroperasi.

"Harus ada legalitasnya. Karena itu akan merubah semua origin destination. Sekarang kita tanya, ada nggak legalitasnya?" tegasnya.

Bagaimana jika masih ada bus-bus yang beroperasi? "Busnya itu bisa ditangkep. Karena untuk membuat nama (tujuan) Pulogebang itu harus dapat izin," tegasnya.

Terminal Pulogebang ini disebut-sebut sebagai terminal terbesar di Jakarta, bahkan di Asia Tenggara. Terminal ini memiliki 5 gedung masing-masing memiliki tinggi 5 lantai. Ada gedung transit bus TransJ, kantor UPT dan lainnya.

Terminal jadi kawasan terpadu yang akan tersedia berbagai fasilitas yang akan memanjakan para penumpang seperti SPBU, mall, hypermarket, ritel-ritel, dan FO.

Menurut pihak Dishub DKI Jakarta, terminal Pulogebang memiliki estetika yang berkualitas internasional. Arsitekturnya mengacu pada konsep modern dan multi level, di mana terjadi pemisahan antara sirkulasi penumpang yang ada di lantai 1 dan lantai mezzanine dengan kendaran angkutan umum yang ada di lantai 2.

sumber : detik..com