Sebuah desa di suatu lembah Norwegia telah lama tidak mendapatkan sinar matahari, bahkan mungkin para penduduk akan menyalakan lampu sepanjang hari hanya untuk mendapatkan penerangan yang cukup jika berada di dalam rumah.

Tentu hal ini sangat menakutkan, jika dibayangkan dari kecil hingga akhir hayat sangat merindukan sinar mentari pagi yang menghangatkan tubuh diteras depan rumah. Bahkan para penduduknya rela berbuat apa saja demi mendapatkan sedikit cahaya , untuk menghangatkan tubuh.

Manusia-manusia dilembah ini rela mendaki keatas gunung demi mendapatkan sinar mentari. Dan yang lebih parahnyalagi sinar yang didapat diatas gunung itu cuma sesaat oleh karena banyaknya antrian untuk mendapatkan sinar.

Tetapi kini semuanya telah berubah, masa-masa hidup dalam angan untuk mendapat penyegaran sang mentari kini telah dapat dirasakan tanpa harus bersusah payah untuk mendaki gunung yang tinggi. Pemerintah setempat membuat cermin diatas bukit untuk memantulkan sinar matahari agar dapat menyinari lembah diantara dua gunung tersebut.

Sinar yang dipantulkan dari cermin seharga triliunan ini sebenarnya telah direncanakan sejak lama, hanya saja dikarenakan berbagai kendala masyarakat di desa ini harus rela menanti selama seratus tahun. Sungguh penantian yang sangat panjang, tetapi cahaya yang dipantulkanoleh cermin itu hanya mampu menerangi pusat kota.

Meskipun demikian warga setempat sangat antusias untuk berjemur dan bersenang-senang karena sekarang kehidupan mereka telah berubah, meraka dapat menikmati sinar mentari setiap harinya.