selamat pagi agan-agan ayo mari baca thread ane dulu ya gan, ane tunggu komennya

Setelah saya berpetualang dithread-thread yang bertema buruh, saya sedikit miris dengan gambaran buruh dimata agan-agan semua. Dari thread-thread tersebut saya menarik benar merah yang sama, thread-thread tersebut (sialakan agan-agan semua baca) dibangun berdasarkan satu tema yang sama, kalo saya sederhanakan thread-thread tersebut dibangun berdasarkan satu premis sederhana, “Perusahaan lah yang memberi makan buruh, tanpa perusahaan mereka tidak akan makan”
Tentu saja premis tersebut Nampak benar dan tentu saja tidak ada yang salah disana. Premis tersebut tentu berdasarkan pertanyaan tunggal yang lagi-lagi saya sederhanakan “berapakah keuntungan yang diberikan perusahaan kepada masyarakat disekitarnya?” pertanyaan ini tentu saja bisa dijawab dengan mudah, perusahaan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga masyarakat tidak lagi menganggur ini merupakan keuntungan pertama. Kemudian perusahaan memberikan masyarakat disekitarnya lapangan usaha, katakan misalnya, masyarakat sekitar pabrik bisa membuka warung nasi karena banyak buruh yang akan membelinya, ini keuntungan kedua, dan masih banyak lagi yang diberikan perusahaan kepada masyarakat.
Disini perspektif yang digunakan adalah perspektif perusahaan, tapi untuk mengenal suatu permasalahan dengan baik kita harus mau mengenal semua sisi permasalahannya.
Mari kita awali pengenalan kita dengan satu pertanyaan kecil, kalo tadi kita bertanya berapa keuntungan yang diberikan perusahaan kepada buruh? Sekarang kita akan bertanya BERAPA KEUNTUNGAN YANG DIBERIKAN BURUH KEPADA PERUSAHAAN? Buruh sebagai pekerja pabrik sepatu misalnya membuatkan sepatu untuk perusahaan, yang hanya dimiliki oleh beberapa gelintir manusia. Sebuah sepatu yang sudah dibuat oleh seorang buruh memiliki margin keuntungan, dan keuntungan yang dibuat oleh seorang buruh ini kemudian dimiliki oleh katakana lah seorang pemilik perusahaan. Sehingga pemilik perusahaan ini mampu membeli bukan saja motor Kawasaki ninja, tapi berbagai jenis barang mewah lainnya akibat keuntungan yang dibuatkan oleh buruh. Kita lihat misalnya keuntungan yang diperoleh perusahaan Nike dan Adidas yang pabriknya ada di Indonesia, kedua perusahaan ini mendapatkan keuntungan lebih dari 32 miliar rupiah perbulan, dan seorang buruh disana hanya digaji 1,7 juta sebulan. Bayangkan agan-agan, buruh yang merupakan anak bangsa hanya diberikan uang 1,7 juta perbulan sedangkan pemilik pabrik yang merupakan orang asing dibuatkan 32 miliar sebulan oleh buruh, sekarang mari kita lihat siapa yang tidak tahu diri, mereka atau buruh???. Maka tidak salah kalo kita sebut anak bangsa kita sedang dieksploitasi, sehingga seorang buruh yang ingin membeli motor Kawasaki ninja saja menjadi hal yang tabu. Apabila buruh menginginkan kesejahteraan setelah mereka memberikan kesejahteraan bagi pemilik pabrik, maka tidak salah menurut saya kalo pemilik pabrik sedikit mengurangi keuntungan mereka karena mereka sudah banyak mengambil keuntungan dari para buruh.