Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibarengi dengan tumbuhnya industri kreatif digital mendorong mendorong lahirnya inovasi baru melalui sebuah ekosistem industri kreatif digital yang terintegrasi.
Bandung Digital Valley merupakan jembatan antara para teknopreneur atau pengembang aplikasi dengan pasar atau industri sebagai penyerap atau pengguna aplikasi tersebut. Bandung Digital Valley memiliki dua peran strategis, yaitu sebagai resource pool dan hub. Sebagai resource pool, Bandung Digital Valley akan mengumpulkan dan mengelola komunitas developers yang potensial dan tersebar di seluruh Indonesia, mengelola pendanaan yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan, menyediakan edukasi dan advokasi bisnis dan komersial produk juga mengelola produk yang telah dihasilkan para developers sehingga siap untuk dikomersilkan.
Sasaran jangka panjang Bandung Digital Valley mendorong dan mempercepat swasembada Information and Communication Technology (ICT), khususnya aplikasi dan konten. Hal ini kedepannya diharapkan seluruh kebutuhan aplikasi dan konten mayoritas terpenuhi oleh pengembang dalam negeri, selain itu Indonesia bisa unjuk prestasi pada bidang industri kreatif digital di kawasan regional dan internasional.

Sasaran jangka pendek Bandung Digital Valley memberikan advokasi/bimbingan baik dari segi teknis dan bisnis dalam pengembangan solusi berbasis konten dan aplikasi yang dapat bermanfaat, baik bagi masyarakat maupun industri. Advokasi teknis akan diberikan dalam bentuk pembelajaran maupun asistensi dalam melakukan pengembangan aplikasi, sosialisasi terhadap trend yang berkembang, melakukan uji laboratorium dan lain-lain.
Bandung Digital Valley membawa para teknopreneur dan teknoventura ke dalam sebuah platform kerjasama yang saling menguntungkan. Kerjasama ini merupakan bentuk investasi jangka panjang bagi kelangsungan bisnis ICT di Indonesia yang diharapkan akan menjadi sentra-sentra bisnis besar di masa depan. Telkom berkomitmen menanamkan investasi sebesar Rp 50 miliar.
Berlokasi di Kampus Telkom RDC Geger Kalong, Bandung Digital Valley memiliki areal seluas 3 ha, pada Gedung RDC lantai 4. Tempat inkubasi ini memiliki kemampuan kapasitas daya tampung sebanyak 100 developers dengan luas ruangan 1.200 meter persegi yang akan menjadi environment ideal dan nyaman bagi para pengembang untuk melakukan kreasi dan inovasi berbagai solusi ICT.
Fasilitas yang disediakan Bandung Digital Valley ini antara lain ruangan gadget tempat melakukan test aplikasi dan konten sekaligus mendemokan hasil-hasil solusi yang dikembangkan untuk merasakan customer experience. Creative Corner tempat para personil melakukan pengembangan solusi aplikasi dan konten, meeting room sebagai tempat melakukan temu partners, sharing knowledge dan lain-lain, lounge untuk melakukan informal meeting, diskusi serta cafe corner yang nyaman dengan suasana yang diharapkan dapat menumbuhkan ide-ide kreatif para developers. Pusat inkubasi ini didukung perangkat server sebagai penunjang inkubator solusi aplikasi dan konten.
Bandung Digital Valley diharapkan mendorong pembangunan sel kreatif di berbagai tempat di seluruh Indonesia dan menjadi hub yang menghubungkan sel-sel kreatif dan komunitas tersebut. Bandung Digital Valley juga akan menyediakan fasilitas pendukung pengembangan dan komersialisasi aplikasi dan konten. Inisiatif-inisiatif ini diharapkan mendorong berkembangnya industri kreatif nasional sehingga memberikan kontribusi yang semakin signifikan kepada PDB Nasional.
Melalui program inkubasi ini diharapkan dapat membangun sel kreatif di Indonesia lebih bergairah. Yaitu dengan adanya akses secara terbuka, baik kepada pelanggan, pengembang aplikasi, maupun industri dengan pola open innovation. Dengan adanya Bandung Digital Valley ini diharapkan akan menjadi hub yang bisa menghubungkan berbagai sel kreatif dengan komunitas-komunitas kreatif yang ada.
Bandung Digital Valley harus mampu menjadi sarana membangun jejaring (networking) antara pengembang dengan penyedia dana, misalnya venture capital. Bandung Digital Valley juga menyediakan fasilitas pendukung yang lengkap mulai dari tahap pengembangan, disain hingga komersialisasi.
Setelah pembangunan fasilitas ini, Telkom menetapkan sejumlah target komunitas yang dibangun dan dikelola oleh Bandung Digital Valley beberapa tahun ke depan. Diharapkan dari komunitas ini akan tumbuh beratus-ratus developers yang memiliki kualifikasi tinggi dan siap menjadi entrepreneur di industri ini.
Bandung Digital Valley juga akan didukung oleh puluhan local companies, institusi pendidikan dan mitra global. Telkom berharap ke depannya aplikasi-aplikasi dan konten-konten kreatif dari Bandung Digital Valley ini akan membanjiri store/market di berbagai platform yang populer di masyarakat dan menjadi trend di kalangan first adopter seperti Android, BlackBerry dan Apple.
Selain solusi untuk segmen personal serta residensial, Bandung Digital Valley juga menyediakan solusi untuk segmen enterprise. Bandung Digital Valley akan fokus untuk menghasilkan solusi Software as a Service (SaaS) dengan memanfaatkan teknologi virtualisasi, solusi mobile cloud serta machine to machine. Dalam waktu yang tidak lama lagi Bandung Digital Valley akan menghasilkan ribuan solusi SaaS, aplikasi dan konten serta aplikasi enterprise termasuk juga aplikasi untuk games, edutainment, music, animation dan software solution (GEMAS) untuk pasar lokal dan global.
Dengan memberikan edukasi dan advokasi bagi seluruh pengembang, baik kompetensi teknis maupun kompetensi bisnis, diharapkan setiap pengembang aplikasi dapat mengkomersialisasikan hasil inovasinya secara terencana dan tepat sasaran.

Visi Bandung Digital Valley adalah menjadi excellent innovation ecosystem, dengan skema kerja sama (partnership) yang saling menguntungkan dan sistem pendukung yang modern.
Langkah strategis lainnya adalah melakukan kerjasama dengan beberapa penyedia teknologi dalam penyediaan sistem diantaranya Microsoft, Cisco, IBM, SAP dan Oracle. Sebelumnya, Bandung Digital Valley juga sudah menjalin kerjasama dengan pemenang Indigo Venture, kelompok pengembang dari Masyarakat Informasi Kreatif Indonesia (MIKTI), berbagai Perguruan Tinggi/Politeknik, Ikatan Alumni Elektro (IAE) ITB serta beberapa komunitas pengembang aplikasi lainnya.