- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Gosip Nyok!
KAMIKAZE:PASUKAN BERANI MATI


TS
dont.look.me
KAMIKAZE:PASUKAN BERANI MATI

NUBI BIKIN TRIT
FIRST THREAD ANE
KALO ADA SALAH-SALAH MOHON DIMAAFKAN
Spoiler for wah,,thx cendolnya:

Spoiler for APA ITU KAMIKAZE:
Kamikaze (secara harafiah berarti “angin dewa”) adalah sebuah istilah bahasa Jepang yang berasal dari nama angin topan dalam legenda yang disebut-sebut telah menyelamatkan Jepang dari invasi Mongol pada tahun 1281.
“Kamikaze” dalam bahasa Inggris umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan Awak pesawat Jepang pada akhir kampanye Pasifik Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu sementara “kamikaze” dalam bahasa Jepang hanya merujuk kepada angin topan tersebut.
Dalam bahasa Jepang, istilah yang digunakan untuk memanggil unit-unit pelaku serangan-serangan bunuh diri tersebut adalah tokubetsu kogeki tai, yang secara harafiah berarti “unit serangan khusus.” Ini biasanya disingkat menjadi tokkotai. Pada Perang Dunia II, skuadron-skuadron bunuh diri yang berasal dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang disebut shinpu tokubetsu kogeki tai, di mana shinpu adalah bacaan on-yomi untuk karakter kanji yang sama yang membentuk perkataan kamikaze.
“Kamikaze” dalam bahasa Inggris umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan Awak pesawat Jepang pada akhir kampanye Pasifik Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu sementara “kamikaze” dalam bahasa Jepang hanya merujuk kepada angin topan tersebut.
Dalam bahasa Jepang, istilah yang digunakan untuk memanggil unit-unit pelaku serangan-serangan bunuh diri tersebut adalah tokubetsu kogeki tai, yang secara harafiah berarti “unit serangan khusus.” Ini biasanya disingkat menjadi tokkotai. Pada Perang Dunia II, skuadron-skuadron bunuh diri yang berasal dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang disebut shinpu tokubetsu kogeki tai, di mana shinpu adalah bacaan on-yomi untuk karakter kanji yang sama yang membentuk perkataan kamikaze.
Spoiler for BUKA:
Hari-hari terakhir bukan hari istimewa bagi sang pilot. Mereka menunggu tugas mengudara dengan tenang, main kartu, mendengarkan musik, bahkan tak jarang yang asik bercanda membicarakan maut. Tugas mengudara bisa datang setiap saat. Ada yang langsung mendapat tugas mengudara sehabis latihan, dan ada pula yang mesti menunggu selama berbulan-bulan. mereka menunggu tugas denga tenang, namun ada pula yang mengeluarkan isi hatinya di saat-saat terakhir dengan menulis puisi atau membaca riwayat pejuang zaman dahulu.
Para pilot mendapat pelayanan istimewa dan penghormatan khusus dari masyarakat. Bahkan ketika krisis pangan melanda Jepang karena perang yang lama bekecambuk, pilot Kamikaze mendapat jatah makan istimewa. Para petugas pangkalan rela menyerahkan jatah makannya kepada pilot dengan harapan agar para pilot tetap fit dan selalu dalam kondisi siap perang. Seakan tidak ingin mengecewakan pasukan yang akan mengemban ‘tugas suci’.
Sebelum mengudara, para pilot melakukan upacara singkat, upacara terakhir sebelum ajal tiba. Para pilot memberikan barang-barang milik pribadinya kepada sahabatnya. Bahkan apabila sempat, mereka mengadakan toast bersama dengan komandan. Ada juga yang menulis surat, mengrimkan salah satu miliknya sebagai kenang-kenangan kepada keluarga. Bahkan ada yang mengirim sejumput rambut sebagai kenangan terakhir.

Para pilot mendapat pelayanan istimewa dan penghormatan khusus dari masyarakat. Bahkan ketika krisis pangan melanda Jepang karena perang yang lama bekecambuk, pilot Kamikaze mendapat jatah makan istimewa. Para petugas pangkalan rela menyerahkan jatah makannya kepada pilot dengan harapan agar para pilot tetap fit dan selalu dalam kondisi siap perang. Seakan tidak ingin mengecewakan pasukan yang akan mengemban ‘tugas suci’.
Sebelum mengudara, para pilot melakukan upacara singkat, upacara terakhir sebelum ajal tiba. Para pilot memberikan barang-barang milik pribadinya kepada sahabatnya. Bahkan apabila sempat, mereka mengadakan toast bersama dengan komandan. Ada juga yang menulis surat, mengrimkan salah satu miliknya sebagai kenang-kenangan kepada keluarga. Bahkan ada yang mengirim sejumput rambut sebagai kenangan terakhir.


Spoiler for surat-surat terakhir dar "SANG DEWA ANGIN":
Susumu KaijitsuAyah, Ibu, Saudaraku Hiroshi dan Takeshi serta Eiko yang tersayang ;
Saya percaya bahwa musim semi ini akan membawa kalian dalam kondisi sehat. Saya tidak pernah merasa lebih baik dan sekarang saya sedang bersiap sedia, siap untuk beraksi.
Beberapa hari yang lalu, saya terbang di atas rumah kita dan memberikan salam perpisahan kepada para tetangga dan kalian semua. Terima kasih kepada Bapak yamakawa yang memberi kesempatan minum bersama untuk terakhir kalinya bersama Ayah. Sekarang tidak ada yang dapat saya lakukan kecuali menunggu panggilan bertugas.
Aktivitas sehari-hari saya biasa-biasa saja. Kekhawatiran terbesar saya bukan terhadap kematian, tetapi bagaimana meyakinkan diri bahwa saya dapat menenggelamkan kapal induk musuh. Letnan Dua Miyazaki, Tanaka, dan Kimura yang akan terbang menyerang bersama saya, adalah orang-orang tenang. Perilaku mereka tidak menunjukkan bahwa mereka saat ini sedang menunggu perintah untuk melakukan serangan penabrakan yang terakhir. kami menghabiskan waktu dengan menulis surat, bermain kartu dan membaca.
Saya yakin bahwa rekan-rekan saya akan memimpin Jepang yang kudus untuk menuju kemenangan.
Kata-kata tak dapat mengekspresikan terima kasih saya kepada kedua orang tua yang mencintai, mengasuh dan mengurus saya hingga dewasa. Saya berharap dapat membalas sebagian kecil anugrah yang telah diberikan oleh Yang Mulia Kaisar kepada kita semua.
Mohon saksikan hasil upaya saya yang tidak seberapa ini. Jika upaya saya bagus, berpikirlah yang baik tentang saya dan anggaplah ini keberuntungan saya untuk dapat melakukan sesuatu yang berguna. Yang paling penting, jangan menangis untukku. Walaupun tubuh saya musnah, saya akan kembali dalam bentuk arwah yang akan terus bersama kalian selamanya. Pikiran dan salam saya selalu untuk kalian, teman-teman kita dan para tetangga. Akhir kata, saya selalu mendoakan agar keluarga yang kucintai ini selalu sejahtera
ISAO MATSAO28 Oktober 1944
Kedua Orangtuaku Tersayang :
Ucapkan selamat padaku. Saya telah diberi kesempatan sangat bagus untuk mati. Ini adalah hari terakhir saya. Masa depan tanah air kita tergantung pada pertempuran menentukan yang terjadi di lautan sebelah selatan. Di sanalah saya akan gugur laksana bunga dari pohon ceri yang bersinar.
Saya akan menjadi perisai bagi Yang Mulia dan mati dengan bersih bersama komandan skuadron dan rekan-rekan saya. Saya berharap dapat terlahir kembali sebanyak tujuh kali dan berulang kali menghancurkan musuh.
Saya sangat menghargai kesempatan untuk mati sebagai seorang laki-laki! Dari lubuk hati terdalam saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua yang telah membesarkan saya bersama doa yang terus menerus dan selalu memberikan cinta. Saya berterima kasih kepada komandan skuadron dan para atasan saya yang telah mengurus saya seakan-akan saya adalah anak mereka sendiri.
Terima kasih, kedua orang tuaku, selama 23 tahun ini telah mengurus dan memberikan inspirasi kepadaku. Saya berharap, tindakan saya ini dapat membalas sebagian kecil pemberian kalian kepadaku. Ingatlah tentang diriku dan ketahuilah bahwa Isao mati bagi negara kita. Ini adalah harapan terakhirku dan tiada hal lain yang aku inginkan.
Saya akan kembali sebagai arwah dan menunggu kunjungna kalian di kuil Yasukuni. Tolong jaga diri kalian baik-baik.
Jayalah Unit Giretsu Korps Serangan Khusus yang pesawat pembom Suisei-nya akan menyerang musuh. Kameramen film datang kemari dan mengambil gambar kami. Mungkin kalian dapat melihat kami dalam rangkaian berita di bioskop.
Kami adalah 16 pejuang yang mengawaki pesawat pembom. Semoga kematian kami secepat pecahnya kristal.
Ditulis di Manila sesaat sebelum kami melakukan serangan.
HEIICHI OKABE22 Februari 1945
Akhirnya saya menjadi anggota Korps Serangan Khusus.
Kehidupan saya akan berakhir dalam tiga puluh hari ke depan. Kesemaptan saya akan datang! Kematian dan saya sama-sama menunggu. Pelatihan dan praktek telah dilakukan dengan keras, tetapi tidak masalah jika kita dapat mati dengan indah untuk sebuah tujuan.
Saya akan mati sambil melihat perjuangan menyedihkan bangsa kita. Kehidupan saya akan berlari beberapa minggu ke depan pada saat masa muda dan kehidupan saya akan berakhir...
... Penyerbuan dijadwalkan dalam waktu sepuluh hari ke depan.
Saya hanya manusia biasa, tidak berharap menjadi orang suci atau bajingan, pahlawan atau orang bodoh—hanya manusia biasa. Sebagai seseorang yang menghabiskan hidupnya dalam pengharapan dan pencarian, saya akan mati dengan harapan kehidupanku akan menjadi sebuah "dokumen manusia".
Dunia dimana saya hidup terlalu penuh dengan pertentangan. Sebagai komunitas manusia rasional seharusnya dunia lebih teratur. Tanpa adanya seorang konduktor besar, semua orang akan mengeluarkan suaranya sendiri-sendiri, sehingga menimbulkan kegaduhan dan bukan menghasilkan melodi dan harmoni.
Kami melayani negara dengan rela dalam perjuangannya yang menyakitkan ini. Kami akan terjun menuju kapal-kapal musuh dengan mebawa keyakinan bahwa Jepang telah dan akan selalu menjadi tempat dimana hanya rumah yang cantik, wanita-wanita pemberani dan persahabatan indah yang diperbolehkan ada.
Apakah tugas hari ini? Untuk bertempur.
Apakah tugas esok hari? Untuk menang.
Apakah tugas sehari-hari? Untuk mati.
Kami mati dalam pertempuran tanpa mengeluh. Saya ingin tahu, apakah orang-orang lain, seperti para ilmuwan yang melakukan perjuangan dengan cara mereka masing-masing, juga akan mati seperti kami tanpa mengeluh. Hanya jika ini terjadi maka kesatuan Jepang akan muncul sehingga timbul kemungkinan memenangkan perang.
Jika, karena suatu keajaiban, Jepang tiba-tiba memenangkan perang, ini akan menjadi nasib buruk bagi masa depan bangsa. Lebih baik bagi bangsa dan rakyat kita jika mereka ditempa melalui perjuangan berat yang akan memperkuat ***
Seperti bunga ceri yang mekar
Di musim semi
Biarkan kami gugur
Bersih dan bersinar
Saya percaya bahwa musim semi ini akan membawa kalian dalam kondisi sehat. Saya tidak pernah merasa lebih baik dan sekarang saya sedang bersiap sedia, siap untuk beraksi.
Beberapa hari yang lalu, saya terbang di atas rumah kita dan memberikan salam perpisahan kepada para tetangga dan kalian semua. Terima kasih kepada Bapak yamakawa yang memberi kesempatan minum bersama untuk terakhir kalinya bersama Ayah. Sekarang tidak ada yang dapat saya lakukan kecuali menunggu panggilan bertugas.
Aktivitas sehari-hari saya biasa-biasa saja. Kekhawatiran terbesar saya bukan terhadap kematian, tetapi bagaimana meyakinkan diri bahwa saya dapat menenggelamkan kapal induk musuh. Letnan Dua Miyazaki, Tanaka, dan Kimura yang akan terbang menyerang bersama saya, adalah orang-orang tenang. Perilaku mereka tidak menunjukkan bahwa mereka saat ini sedang menunggu perintah untuk melakukan serangan penabrakan yang terakhir. kami menghabiskan waktu dengan menulis surat, bermain kartu dan membaca.
Saya yakin bahwa rekan-rekan saya akan memimpin Jepang yang kudus untuk menuju kemenangan.
Kata-kata tak dapat mengekspresikan terima kasih saya kepada kedua orang tua yang mencintai, mengasuh dan mengurus saya hingga dewasa. Saya berharap dapat membalas sebagian kecil anugrah yang telah diberikan oleh Yang Mulia Kaisar kepada kita semua.
Mohon saksikan hasil upaya saya yang tidak seberapa ini. Jika upaya saya bagus, berpikirlah yang baik tentang saya dan anggaplah ini keberuntungan saya untuk dapat melakukan sesuatu yang berguna. Yang paling penting, jangan menangis untukku. Walaupun tubuh saya musnah, saya akan kembali dalam bentuk arwah yang akan terus bersama kalian selamanya. Pikiran dan salam saya selalu untuk kalian, teman-teman kita dan para tetangga. Akhir kata, saya selalu mendoakan agar keluarga yang kucintai ini selalu sejahtera
ISAO MATSAO28 Oktober 1944
Kedua Orangtuaku Tersayang :
Ucapkan selamat padaku. Saya telah diberi kesempatan sangat bagus untuk mati. Ini adalah hari terakhir saya. Masa depan tanah air kita tergantung pada pertempuran menentukan yang terjadi di lautan sebelah selatan. Di sanalah saya akan gugur laksana bunga dari pohon ceri yang bersinar.
Saya akan menjadi perisai bagi Yang Mulia dan mati dengan bersih bersama komandan skuadron dan rekan-rekan saya. Saya berharap dapat terlahir kembali sebanyak tujuh kali dan berulang kali menghancurkan musuh.
Saya sangat menghargai kesempatan untuk mati sebagai seorang laki-laki! Dari lubuk hati terdalam saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua yang telah membesarkan saya bersama doa yang terus menerus dan selalu memberikan cinta. Saya berterima kasih kepada komandan skuadron dan para atasan saya yang telah mengurus saya seakan-akan saya adalah anak mereka sendiri.
Terima kasih, kedua orang tuaku, selama 23 tahun ini telah mengurus dan memberikan inspirasi kepadaku. Saya berharap, tindakan saya ini dapat membalas sebagian kecil pemberian kalian kepadaku. Ingatlah tentang diriku dan ketahuilah bahwa Isao mati bagi negara kita. Ini adalah harapan terakhirku dan tiada hal lain yang aku inginkan.
Saya akan kembali sebagai arwah dan menunggu kunjungna kalian di kuil Yasukuni. Tolong jaga diri kalian baik-baik.
Jayalah Unit Giretsu Korps Serangan Khusus yang pesawat pembom Suisei-nya akan menyerang musuh. Kameramen film datang kemari dan mengambil gambar kami. Mungkin kalian dapat melihat kami dalam rangkaian berita di bioskop.
Kami adalah 16 pejuang yang mengawaki pesawat pembom. Semoga kematian kami secepat pecahnya kristal.
Ditulis di Manila sesaat sebelum kami melakukan serangan.
HEIICHI OKABE22 Februari 1945
Akhirnya saya menjadi anggota Korps Serangan Khusus.
Kehidupan saya akan berakhir dalam tiga puluh hari ke depan. Kesemaptan saya akan datang! Kematian dan saya sama-sama menunggu. Pelatihan dan praktek telah dilakukan dengan keras, tetapi tidak masalah jika kita dapat mati dengan indah untuk sebuah tujuan.
Saya akan mati sambil melihat perjuangan menyedihkan bangsa kita. Kehidupan saya akan berlari beberapa minggu ke depan pada saat masa muda dan kehidupan saya akan berakhir...
... Penyerbuan dijadwalkan dalam waktu sepuluh hari ke depan.
Saya hanya manusia biasa, tidak berharap menjadi orang suci atau bajingan, pahlawan atau orang bodoh—hanya manusia biasa. Sebagai seseorang yang menghabiskan hidupnya dalam pengharapan dan pencarian, saya akan mati dengan harapan kehidupanku akan menjadi sebuah "dokumen manusia".
Dunia dimana saya hidup terlalu penuh dengan pertentangan. Sebagai komunitas manusia rasional seharusnya dunia lebih teratur. Tanpa adanya seorang konduktor besar, semua orang akan mengeluarkan suaranya sendiri-sendiri, sehingga menimbulkan kegaduhan dan bukan menghasilkan melodi dan harmoni.
Kami melayani negara dengan rela dalam perjuangannya yang menyakitkan ini. Kami akan terjun menuju kapal-kapal musuh dengan mebawa keyakinan bahwa Jepang telah dan akan selalu menjadi tempat dimana hanya rumah yang cantik, wanita-wanita pemberani dan persahabatan indah yang diperbolehkan ada.
Apakah tugas hari ini? Untuk bertempur.
Apakah tugas esok hari? Untuk menang.
Apakah tugas sehari-hari? Untuk mati.
Kami mati dalam pertempuran tanpa mengeluh. Saya ingin tahu, apakah orang-orang lain, seperti para ilmuwan yang melakukan perjuangan dengan cara mereka masing-masing, juga akan mati seperti kami tanpa mengeluh. Hanya jika ini terjadi maka kesatuan Jepang akan muncul sehingga timbul kemungkinan memenangkan perang.
Jika, karena suatu keajaiban, Jepang tiba-tiba memenangkan perang, ini akan menjadi nasib buruk bagi masa depan bangsa. Lebih baik bagi bangsa dan rakyat kita jika mereka ditempa melalui perjuangan berat yang akan memperkuat ***
Seperti bunga ceri yang mekar
Di musim semi
Biarkan kami gugur
Bersih dan bersinar
Spoiler for PENDIRINYA GAN:

Laksamana Madya Tokijiro Ohnisi
Spoiler for SIMBOL:

Spoiler for SERAGAMNYA GAN,,:

Spoiler for PARA ANGGOTA:

Spoiler for PESAWATNYA GAN:


Spoiler for SIAP TEMPUR:

Spoiler for TEMPUR:







Spoiler for INDO JUGA PUNYA GAN:




Spoiler for buka:
s
Diubah oleh dont.look.me 12-10-2013 21:41


anasabila memberi reputasi
1
13.1K
Kutip
103
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan