Selasa, 22 Oktober 2013, 11:44

Para bintang K-Pop tidak saja menghibur para penggemar di penjuru dunia, Pemerintah Korea Selatan pun turut senang. Berkat popularitas Psy, SNSD, Super Junior dan grup-grup K-Pop lain, Korsel menangguk pendapatan miliaran dolar.

Menurut majalah hiburan Amerika, Billboard, sedikitnya sudah terkumpul US$3,4 miliar (sekitar Rp37,2 triliun) dari pertunjukan lenggak-lenggok para gadis manis Girls' Generation dan goyangan menghentak ala Gangnam Style berikut penjualan pernak-perniknya. Mereka adalah para punggawa K-Pop, sebutan bagi penyanyi maupun band pop Korea.
Aksi mereka tengah digemari para remaja di banyak negara. Walau berbahasa Korea, aksi panggung yang spektakuler dipadu dengan goyangan yang memikat dan gaya yang sensasional mampu menyihir para penggemar mereka untuk membeli tiket dengan harga mahal beserta pernak-pernik, baik dalam bentuk kaos, keping digital hingga topi dan gelang.

Para bintang K-pop ini sangat populer di negara-negara Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia. Mereka sering menggelar konser di dua negara itu dan tiket pertunjukkan mereka laku keras.

"Para bintang K-Pop selalu punya koreografi yang unik dan itu yang membuat lagu-lagu mereka terkenal. Mereka benar-benar bekerja keras untuk menyenangkan para penggemar," kata Azim Shaun bin Hermain Herbert, seorang penggemar K-Pop berusia 25 tahun yang bekerja di suatu firma hukum Malaysia.

Popularitas K-Pop ini sejalan dengan makin populernya pula tayangan sinetron ala Korea, yang kerap disebut K-Drama. Dian Novita adalah seorang penggemar K-Drama di Indonesia.

"Saya mulai mengikuti budaya Korea sejak tiga tahun lalu. Dimulai dengan menonton K-Drama, saya lalu juga mendengar musiknya juga," kata Dian, yang bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan di Jakarta.

Menurut kalangan pengamat, popularitas K-Pop menunjukkan bahwa Korsel sukses menanamkan pengaruh budayanya di mancanegara. K-Pop ini bukan hanya mengekspor budaya Korea, namun juga mengadopsi tren-tren global seperti aksi pertunjukan dan tren berpakaian.

"Ada peningkatan tajam dalam respon positif atas survei citra Korea di mata anak-anak muda [di luar negeri]. Ini disebut sebagai soft power," kata Oh In-gyu, profesor Studi Korea dari Korean University. Dia merujuk pada konsep soft power dari pakar hubungan internasional Joseph Nye, yaitu kemampuan suatu negara dalam mempengaruhi negara lain dengan menggunakan pendekatan budaya dan nilai. (Sumber: Reuters | umi)

sumber http://dunia.news.viva.co.id/news/re...rp37-2-triliun

koment TS= wow, jualan nya Korsel laris manis