- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Di Bawah Bendera Revolusi


TS
novirahma79
Di Bawah Bendera Revolusi

JANGAN LUPA YANG INI YA GAN!


JANGAN YANG INI GAN!



Judul buku : Di Bawah Bendera Revolusi.
Karya : Bung Karno.
Terbitan I : tahun 1959
Terbitan II : tahun 1963
Terbitan III : tahun 1964
Terbitan IV : tahun 1965
Penerbit : Panitia Penerbitan di bawah
pimpinan H. Mualliff Nasution.
Di tangan para kolektor buku antik dan
para pemilik, buku tsb ditawarkan dg
harga jual mulai dari 5 juta hingga diatas
100 juta (sesuai dg kondisi buku dan
tahun terbitan).
Buku Di Bawah Bendera Revolusi (DBR)
yang menghimpun tulisan-tulisan Bung
Karno di masa penjajahan Belanda,
pertama kali diterbitkan pada tahun 1959
oleh sebuah Panitia Penerbitan di bawah
pimpinan H. Mualliff Nasution.
Pada tahun 1963 buku monumental itu
mengalami cetak ulang, yang hanya dalam
waktu dua minggu sudah habis terjual.
Tidak mengherankan setelah itu
pencetakan kembali dilakukan setiap
tahun. Terakhir kali, tahun 1965 buku itu
untuk keempat kalinya dicetak ulang. Ini
menunjukkan bahwa keinginan rakyat
Indonesia untuk memiliki buku itu sangat
besar.
Dalam tulisan-tulisan Bung Karno
tergambarlah Bung Karno sebagai
"pendekar persatuan", sebagai "strateeg",
sebagai "pendidik", sebagai "senopati"
pemegang komando pergerakan
kemerdekaan bangsa, sebagai seorang
"Islam modern", sebagai "realis", sebagai
"humanis" dan sebagai suatu pribadi
tempat perpaduan Nasionalis, Islamis dan
Marxis.
Yayasan Bung Karno mendapat banyak
permintaan dari berbagai kalangan
masyarakat agar mencetak ulang buku-
buku karya Bung Karno, terutama DBR.
Karena berbagai kendala, rencana
mencetak ulang tidak kunjung terlaksana.
Bahkan pada saat diselenggarakan
peringatan 100 tahun Bung Karno,
keinginan itu belum terwujud.
Baru pada tahun 2004, persiapan cetak
ulang buku tersebut dilakukan. Agar
generasi muda dapat memahami pemikiran
Bung Karno, diputuskan cetak ulang
tersebut memakai ejaan baru. Tetapi
perubahan ejaan itu diupayakan tidak
menghilangkan gaya penulisan Bung Karno
serta semangat zaman yang terdapat dalam
tulisan itu. Suatu pekerjaan yang tidak
mudah, tetapi syukurlah penerbit
mendapat bantuan yang tulus dari Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Menyesuaikan dengan arahan Pusat
Bahasa, perubahan ejaan itu tidak
mengikuti seluruh kaidah EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan). Yang diganti hanya “dj”
menjadi “j”; “tj” menjadi “c” dan “j” menjadi
“y”, dsb.
Di pihak lain istilah-istilah yang merupakan
produk dari zamannya, tetap
dipertahankan. Jadi istilah-istilah seperti
“haibat”, “syaitan”, “fatsal”, maupun
“zonder” tidak diubah, tetap seperti
lazimnya penulisan pada sebelum Perang
Dunia II.
Demikian juga penulisan kata-kata seperti
“faham”; “fikiran”; “azas” atau “perjoangan”
dipertahankan seperti sebelum berlaku
EYD, tidak mengikuti kelaziman saat ini.
Sesuai dengan ketentuan EYD, kata-kata
atau istilah asing ditulis miring (italic),
sementara kata-kata yang pada edisi lama
ditulis jarang sebagai tanda penekanan,
pada edisi ini ditulis tebal (bold).
Dibanding dengan edisi terdahulu, secara
substansial tidak ada perubahan dalam
mater isi buku. Hanya ada dua tulisan
tambahan untuk melengkapi sosok Bung
Karno, bagi generasi muda yang belum
banyak mengenalnya.
Yang pertama mengenai riwayat hidup Bung Karno.
Yang kedua, kupasan dari sejarawan, Dr. Asvi Warman Adam, berupa telaah kritis
terhadap tulisan-tulisan Bung Karno yang
dimuat dalam buku ini.
Dan buku ini dapat dicetak ulang karena peran serta Badan Pengelola Gelora Bung Karno.



Sumber : www.yayasanbungkarno.or.id
sekalian gan! kalo bisa

—This Thread Was Original
PostedBy : novirahma79
█║█║▌││█
KASKUS - The Largest Indonesian Community
Copyright © 2013 novirahma79 | All Rights Reserved™
PostedBy : novirahma79
█║█║▌││█
KASKUS - The Largest Indonesian Community
Copyright © 2013 novirahma79 | All Rights Reserved™
follow me @noviandriani
Diubah oleh novirahma79 15-10-2013 19:03
0
2.2K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan