- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Berita Monyet] Monyet-monyet Kudus Turun Gunung, Ada Apa?


TS
semlohkcolrehs.
[Berita Monyet] Monyet-monyet Kudus Turun Gunung, Ada Apa?
![[Berita Monyet] Monyet-monyet Kudus Turun Gunung, Ada Apa?](https://dl.kaskus.id/statik.tempo.co/data/2010/05/11/id_34711/34711_620.jpg)
Semarang -Warga Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, resah dengan meningkatnya populasi kera di wilayahnya.Penduduk yang tinggal di lereng Gunung Muria bagian barat Kudus itu tiap hari direpotkan ratusan kera yang merusak tanaman pangan milik warga. "Jumlahnya mencapai ratusan ekor," kata Sugiyono, Kepala Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kamis, 24 Oktober 2013.
Desa Rahtawu yang terdiri lima dukuh (Krajan, Wetan Kali, Sumliro, Gingsir dan Tumpuk ) berpenduduk 1.420 keluarga atau 4.730 jiwa. Sebanyak 600 keluarga di antaranya tinggal di lereng gunung yang terjal. "Agar tanaman pangan tidak dirusak, kami ronda secara bergiliran," tutur Sungkono, Sekretaris Desa Rahtawu.
Kera biasanya turun ketika petani sedang menanam jagung dan ketela serta padi gogo rancak. Namun, karena anomali cuaca, sejumlah tanaman tersebut belum ditanam. Akhirnya, kera- kera itu merusak tanaman bunga dadap, yang ada di tegalan dan halaman rumah warga. Kera-kera itu turun ke perkampungan pada siang dan sore hari mencari makanan.
Menurut Sudarno, warga Rahtawu yang lain, tidak hanya kera yang turun gunung. Babi hutan juga datang merusak tanaman. Kera dan babi hutan turun gunung disebabkan bagian atas gunung krisis pangan. Kawasan lereng Muria memang sudah lama mengalami gundul dan kondisinya rawan longsor.
"Perubahan ekosistem dan rusaknya habitat pegunungan membuat hewan kurang makanan. Akhirnya berbagai binatang keluar," kata Hendy Hendro, Ketua Forum Daerah Aliran Sungai Muria, yang juga dosen Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus.
Menurut Hendy, di Gunung Muria juga sedang belangsung perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan kopi. Hutan Gunung Muria seluas 63 ribu hektare, sebagian kondisinya kritis. "Kini sudah mulai bagus, sekitar 40-60 persen penghijauannya berhasil," kata Hendy.
Satu bulan sebelumnya, warga Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, yang tinggal di lereng Gunung Muria, menangkap macan tutul (phantera pardus) dengan alat jebakan, yang dimodifikasi seperti perangkap tikus. Macan jantan itu besarnya hampir sama dengan kambing dewasa. "Warga resah ada macan bekeliaran," kata Rujono, warga Desa Tempur RT 01 RW 02, Kecamatan Keling, Jepara.
============
ane kira mau urban ke jakarta



tien212700 memberi reputasi
1
2.6K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan