Pada waktu SBY (RI1) sedang mengunjungi kab Sampang Madura, saat waktu luang ia berkeliling kota naik mobil dengan ditemani seorang sopir. Karena si sopir ingin memberikan service terbaiknya dan juga untuk menunjukkan kebolehannya, ia berkata, “Bapak Presiden apapun yang Bapak inginkan, akan saya penuhi, sebutkan saja.”
“OK”, kata SBY, “Sebenarnya saya sudah lama ingin sekali mengendarai mobil sendiri. Di Jakarta saya tidak kemana-mana, dan kalaupun saya harus keluar, selalu tersedia sopir dan mobil pribadi untuk saya. Saya ingin sekali menyetir sendiri, tapi tidak pernah mendapat kesempatan untuk melakukannya.”
“Wah,” kata si sopir, “Kalau hanya itu saja masalahnya, tidak jadi soal.” dan kemudian merekapun bertukar tempat. SBY menyetir dan si sopir duduk di belakangnya. Tetapi baru saja sampai ke persimpangan pertama, SBY lupa untuk berhenti di lampu merah, dan jalan terus. Segera polisi Sampang mengikuti mobil tersebut dan menghentikannya. Mobil menepi, polisi turun dari motornya, dan menghampiri mobil tersebut.
Tetapi begitu ia mendekat, ia mengenali Presiden, dan ia segera kembali ke motornya dan segera mengontak atasannya.
“Pak”, kata Polisi itu, “Saya baru saja menyetop seorang pembesar.”
“Apa?” kata atasannya, “Kapolres?”
“Bukan Pak, dia malah lebih tinggi dari Bupati.”
“Hei, kamu tidak menyetop Gubernur “kan?”
“Tidak Pak, dia malah lebih tinggi lagi.”
“So, jadi siapa yang kau stop itu?” tanya si atasan bingung.
“Tidak tahu Pak”, jawab Polisi, “tapi siapapun dia, sopirnya saja SBY!”



kalo berkenan kasi ane