Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arhakim11Avatar border
TS
arhakim11
Pakai Batik Berarti Ikuti Jejak Nabi



Bandung, NU Online
Saya pernah menghadiri pengajian Wakil Rais Aam PBNU KH A. Mustofa Bisri di pengajian rutin komunitas Mata Air, di Jl Mangunsarkoro, Mentang, Jakarta, Rabu 26 Oktober 2011. Pengajian yang berlangsung pukul 19.30 ini dihadiri sekitar 40 orang peserta.

Dalam pengajian itu, kiai yang akrab disapa Gus Mus itu memaparkan, dewasa ini, umat Indonesia cenderung mengenakan pakaian gaya Arab; berjubah putih, berserban, dan memelihara jenggot. Mereka menyangka, kata dia, yang demikian itu merupakan salah satu ittiba’ (mengikuti jejak) Nabi Muhammad.

“Mereka kira, pakaian yang mereka pakai itu pakaian Kanjeng Nabi. Padahal, jubah, serban, sekalian jenggotnya, itu bukan pakaian Kanjeng Nabi. Abu Jahal juga begitu, karena itu pakaian nasional (Arab),” ungkap kiai asal Rembang, Jawa Tengah ini.

Kiai kita ini menegaskan bahwa Kanjeng Nabi sangat menghormati tradisi tempat tinggalnya. Buktinya ia memakai pakaian Arab. Nabi tidak membikin pakaian sendiri untuk menunjukkan bahwa dia Rasulullah.

“Seandainya, ini seandainya, kalau Rasulullah itu lahir di Texas, mungkin pake jeans,” ujar kiai yang pelukis dan penyair ini, disambut tawa hadirin, “Makanya Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), saya, make pakaian sini (Jawa); pake batik,” ujarnya sambil menunjuk baju yang dikenakannya: batik coklat motif bunga berbentuk limas berwarna hitam.

“Ini, ittiba’ Kangjeng Nabi. Ya begini ini, bukan pake serban, berjenggot. Itu ittiba’ Abu Jahal juga bisa. Tergantung mukanya,” tegasnya.

Gus Mus menegaskan, jadi, perbedaan antara Abu Jahal, Abu Lahab dengan Kanjeng Nabi adalah air mukanya. Kanjeng Nabi itu wajahnya tersenyum, Abu Jahal wajahnya sangar. Kalau ingin iitiba’ Kanjeng Nabi, pake serban pake jubah, wajah harus tersenyum.

Gus Mus lalu mengisahkan, pada zaman Nabi, kalau ada sahabatnya yang sumpek, mempunyai beban, ketemu Kanjeng Nabi, melihat wajahnya, hilang sumpeknya. “Sekarang ini, nggak. Pakaiannya aja yang sama. Kita nggak sumpek, nggak apa, lihat wajahnya malah sumpek,” pungkasnya.
TuanLi
TuanLi memberi reputasi
1
2K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan