monstersandAvatar border
TS
monstersand
The Great Commie Purge of PKI
Masih ingat adegan dimana Christin Pandjaitan mengusapkan darah bapaknya ke wajahnya? Darah dari hasil bredelan senapan organik ini menembus raga D.I Pandjaitan di malam 30 September 1965. Film pada pre-P4 karya Arifin C. Noer ini bisa dikatakan based on true story dan bisa pula dinobatkan sebagai “iklan” P4 dengan bumbu komunisme. Apapun itu, rangkuman saya masih hambar serta masih jauh dari kata cukup untuk merevisi kurikulum Depdiknas pada buku-buku sejarah di sekolah pada umumnya.

Well, dengan niat look inside saya tidak bermaksud untuk “membenarkan” apa yg sebenarnya terjadi, rangkuman ini hanya literatur yg sayang jika tidak saya collect dalam ranah maya. So, let’s cut the crap!

Ternyata arwah Hegel dan hantu Marxis sampai juga di bumi pertiwi kita, sempat menyentil logika rakyat yg kala itu masih berstatus jongos kolonialisme, even now. Singkatnya PKI sendiri terbentuk dengan nama awal PKH (Perserikatan Komunis Hindia). Yg merupakan turunan dari ISDV-nya Henk Sneevlet yg ia sendiri terinspirasi lewat berbagai macam peristiwa heroik kaum proletar di Rusia, baru pada tahun 1924 partai ini berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia.

Jelas, karena propaganda Orba tentang PKI ini begitu deras maka fakta & tafsir banyak yg melenceng, khususnya peran PKI dalam perjuangan melawan Penjajah. Kehebatan Orba kentara sampai sekarang menyangkut masalah ini, memori masyarakat sudah tergeneralisasi dan interpretasi terhadap kata PKI ini hanya tiga, yaitu : pembunuhan, komunis, dan atheis.

Berdiri tanggal 23 Mei 1920. diketuai oleh Semaoen dengan wakilnya Dursono yg keduanya merupakan anggota SI (Syarekat Islam) cabang Semarang. Perlu dicatat bahwa PKI adalah partai komunis pertama di Asia, dan baru pada tahun 1972 partai komunis Tiongkok pun berdiri. Tafsir umum adalah PKI menginfiltrasi SI sehingga SI akhirnya pecah dan PKI berdiri, namun Semaoen ini telah menjadi anggota SI jauh sebelum PKI berdiri. Jadi, bagaimana bagaimana mau infiltrate jika PKI nya saja belum berdiri?
Pecahnya SI justru karena ruh radikal yg bersemayam, ruh yg dulu dibawa Tjokro yg mulai hilang di dalam tubuh SI. Ruh radikal ini jelas anti barat, setelah SI bekerja sama dengan Belanda ruh ini pun berontak pada diri segenap kader dan anggota SI cabang semarang. Semaoen yg terinspirasi oleh tokoh radikal kiri Belanda, Sneevlet, kian gencar menentang kebijakan SI, ia menantang tokoh senior SI seperti Abdoel Moeis dan Agus Salim.

Semaoen kala itu baru berumur 21 tahun akhirnya mendirikan PKI setelah ia diminta keluar dari SI oleh Abdoel Moeis, namun keretakkan tidak bisa dibendung, SI pun pecah. Semenjak itu pulalah PKI semakin dibanjiri anggota yg di kemudian hari akan melakukan pemberontakan di tahun 1926.

Pemberontakan ini hampir hilang dari sejarah, padahal peristiwa ini adalah trigger bagi bangsa kita waktu itu yg masih diduduki Belanda untuk maju melawan penjajah, kontras dengan apa yg terjadi pada tahun 1948 dan 1965 bukan? Dan Bung Karno yg kala itu masih 25 tahun menjadi saksi terhadap apa yg terjadi pada tahun 1926, dari sini beliau terinspirasi. NASAKOM salah satunya lahir dari peristiwa pemberontakan ini.

Selain terjajah, imperialisme itu sudah pasti, tanam paksa/culturstelsel merajalela. Hindia-Belanda melenggang namun rakyat pribumi nasibnya sangat memprihatinkan, SI yg diharapkan dapat menjadi ujung tombak perlawanan malah melempem, akhirnya rakyat pula yg melawan Belanda secara sporadis. Melihat apa yg terjadi, pimpinan PKI yg dulu pernah mengecap SI sekarang melancarkan pemberontakan terhadap Belanda.

Para pimpinan ini bertemu di Prambanan pada hari natal 1925 dan merencanakan sebuah skema pemberontakan skala nasional di Jawa dan Sumatera. Dalam rapat underground itu mereka bertemu dengan Tan Malaka karena mereka menganggap Tan Malaka adalah perwakilan komunis internasional untuk Asia, pimpinan PKI ini meminta izin kepada Tan Malaka untuk memberontak, namun beliau menolak dengan alasan bahwa rakyat belumlah siap, akan tetapi pimpinan PKI eselon II tetap bersikeras dan tetap akan melancarkan pemberontakan pada November 1926.

Sayang, rencana tsb bocor, para pimpinan PKI ditangkapi Belanda termasuk beberapa ulama besar seperti KH. Achmad Chatib dari Banten, namun pemimpin eselon II PKI tetap memberontak dan pecahlah pemberontakan di jawa tahun 1926 dan 1927 di Sumatera. Sudah pasti aksi di 1926 itu bocor dan gagal, para pelakunya dibunuh atau di buang di Boven Digul Papua oleh Belanda. Walau gagal, peristiwa tsb adalah bukti bahwa rakyat Indonesia dapat melawan Belanda secara terorganisir dengan skala nasional yg sebelumnya baru perlawanan-perlawanan kecil di beberapa daerah. Peristiwa ini pula yg memberi Ilham terhadap aksi dan gerakan-gerakan nasionalis setelahnya hingga kemudian Belanda angkat kaki dari bumi pertiwi.

Nah, itu sejarah pergolakan PKI pada masa penjajahan, lantas bagaimana dengan peristiwa G30 S PKI..? let’s find out!

Dalam kurun waktu NASAKOM (Nasional Agama Komunis) 1959-1965 dorongan konflik politik juga sosial mengakibatkan segresi moral tingkat lanjut, pembantaian massal eks, korban, atau terduga PKI secara terbuka dilancarkan dengan kasar baik itu oleh militer, ormas, dan sipil. Ini merupakan fakta yg berkata lain terhadap sejarah itu sendiri, yg saya lihat sekarang adalah dramatikalisasi super artificial melebihi persitiwa in factum, pemaparan hiperbolis khas sinetron produksi shanker cs. Jelas ini memberikan efek mengerikan di luar nalar, traumatik bagi eks, korban, dan terduga dan para pemirsa yg tidak tahu-menahu seakan ikut andil di dalam hegemoni formalitas potong pita jendral-jendral atau intelijen atau apalah, wtvr.

Singkatnya, Soeharto ini bisa diharapkan dapat menggulingkan Soekarno oleh CIA lewat berbagai bumbu berbau komunis dari timur, ini ada hubungannya antara konflik blok barat dan blok timur. CIA telah menggelontorkan dana lewat agen-agen teri mereka yg berbuah gelar pahlawan revolusi dan juga peristiwa lubang buaya. Pada awalnya CIA sempat bego karena tidak mengetahui siapa itu jendral Soeharto, namun dengan jasa Syam akhirnya “super deal” itu dapat terlaksana meskipun ada isu-isu bahwa Syam telah dihukum mati tapi dilepas dan berganti-ganti nama. Syam disini merupakan orang kepercayaan Soeharto, ia penghubung orang-orang militant di PKI dengan AD.

The Commie Purge of PKI.

Setelah peristiwa itu yg ada hanya rasa takut, mereka beterbangan, berlari dengan derap hening, menusuk, Bakar! Bakar! Bakar!

Simpatisan “terduga” PKI ditahan di gedung KODAM. Sedikit makanan tak jarang tikus pun dikonsumsi demi menyuplai gizi, entah kenapa banyak yg berkata bahwa Brigjen Supardjo ini the right men in the wrong place, mungkin karena ia kebagian apesnya. G30 S PKI sendiri dilihat sebgai buah pikiran Syam sang double agent, Kol. Untung sebagai eksekutor, dan Supardjo fokus pada penyelamatan Bung Karno.

Ternyata hubungan Supardjo dan Soeharto sangat dekat, mengingat ia adalah panglima komando siaga (KOLAGA) yg atasannya adalah Pak Harto sendiri. Agustus 1965 Supardjo telah memberitahukan tentang penculikan jendral AD kepada Bung Karno, mereka lalu bergegas mengungsi ke Halim, dan di komplek Halim pulalah Supardjo dan pasukan Banteng Raiders dari kodam diponegoro diserang oleh RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat). Beliau lalu menyelamatkan diri ke Kramat Pulo, tertangkap dan ditahan di RTM Budi Utomo sampai dieksekusi pada tahun yg sama.

Banteng Raiders merupakan resimen elit pada masa 1960-an, jika kita sekarang mengenal datasemen anti terror nah, pasukan elit macam itu kira-kira. Banteng Raiders yg kala itu diserang oleh RPKAD memilih mundur demi mencegah pertumpahan darah. Tapi jika mereka maju mungkin mereka bisa pukul mundur RPKAD. Letkol Untung pernah menjadi komandan batalyon Banteng Raiders sebelum ia dipromosikan di Cakarabirawa yg cukup memberi impact terhadap anggota sebelumnya di Banteng Raiders. Untung pun dieksekusi di Cimahi setelah pengadilan kilat. Anggota banteng raiders yg dieksekusi sepanjang 65-69 pun banyak, sebagian menjadi tapol yg disiksa sepanjang hari, mayoritas kesalahan mereka hanya karena mereka pernah menjadi anak buah Letkol Untung yg artinya pernah menjadi anak buah Pak Harto juga.

Pasca 65. kamp-kamp interogasi marak berdiri di Jakarta, Bandung, Jogja, Semarang. Tempat itu berdiri dengan tujuan interogasi, penyiksaan, dan penghilangan simpatisan PKI. Setiap hari ada saja anggota keluarga yg datang untuk mengambil jenazah “terduga” simpatisan PKI di kamp-kamp tersebut. Yang dicokok beragam, dari pengurus partai hingga juru ketik di grup-nya LEKRA (Lembaga Kesenian Rakyat), namun mereka tetap disiksa. Banyak eksekusi berantai, terang-terangan terutama di daerah Jawa, Ngawi, Blitar, dsb. Yang konyol adalah kerap kali terjadi salah eksekusi, ada wanita ditanyai oleh tentara “Mbak, saya cari pak kuwu (kades) disini.. tolong tunjukkan!” wanita itu menjawab “kulo gerwane pak..” namun karena tentara sudah gelap mata “gerwane” terdengar seperti GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia), disambitlah pula wanita itu.

Sepanjang 65-69 di beberapa tempat di Jawa banyak di temukan shallow graves korban dan terduga PKI, biasanya keluarga korban mengambil diam-diam mayat tsb untuk kemudian dikuburkan pada malam hari, karena ada ketakutan akan menjadi korban selanjutnya. Kawasan sungai bawah tanah gunung Kidul yg dikelilingi bukit-bukit adalah saksi bisu untuk ratusan bahkan ribuan jasad terduga PKI, bahkan di Jogja ada legenda “drumband setan”, di malam tertentu ada suara drumband misterius, namun bila didekati suaranya menghilang.., konon suara drumband setan itu berasal dari drumband underbouw PKI yg disembelih di sebuah kebun pisang di Sleman. Padahal drumband tsb beranggotakan anak SMA yg memang sering manggung di acara kampanye atau acara keorganisasian PKI.

Bali. Pulau dewata ini menyumbang korban purge PKI yg bukan main, pembantaian begitu banyak karena pengaruh persaingan antar puri yg berafiliasi ke PNI dan yg ke PKI. Tidak heran jika satu puri bisa musnah beserta banjar-banjarnya, kebanyakan korbannya tidak dikubur, tidak ada yg mau mendoakan, arwahnya bergentayangan di sawah dan hutan-hutan di Bali. Pembantaian ini sendiri berbeda dengan yg ada di pusat, Bali menggunakan “Tameng” (Ormas) utk membantai terduga PKI. Tameng sangatlah efektif dalam menciptakan kematian, untouchables, dan jadi raja-raja kecil di Bali. Ormas ini tidak jauh beda dengan yg umum sekarang, ormas berbayar, “you don’t like someone? Just pay the Tameng.”. Dan PKI purge bisa bercampur dan memang seperti itu, tumpang tindih antara masalah syahwat, cemburu, sosial, dan agama, bila komandan Tameng naksir istri orang, maka suaminya hanya tinggal tuduh PKI. Purge PKI lebih terasa dikalangan perempuan (baca: dari kamp ke kamp. Mia Bustam).

Purge of PKI telah terbiasa jika dalam sebuah keluarga terdiri dari seorang kakak yg masuk HMI dan adiknya CGMI (affiliate with PKI) yg sama-sama sholat dan puasa tapi sang adik tetaplah dibantai. Saking banyaknya orang yg dicokok sudah tak terhitung, bahkan benteng Vredenburg di Jogja pernah dijadikan sebagai kamp interogasi plus pembantaian. Sudah jelas, kamp-kamp itu tidak jauh berbeda dengan kamp konsentrasi ala Hitler, suplai makanan terbatas, hanya layak untuk satu tahun dan setelahnya, kelaparan, sakit, dan tewas. Interogasi di tiap waktu, no matter day or night, dan bila ada yg dengan tegas mengaku ia PKI maka eksekusi telah menunggu di halaman belakang atau jawaban lain panti rehab di pulau buru.

Bila sebuah kamp kedatangan prajurit RPKAD ada sebuah prosedur, yaitu pemisahan shaf antara pria dan wanita, pria setelah diinterogasi kadang babak belur kadang pincang dan hampir tidak ada yg keluar dari kamar berdiri tegap, namun bila wanita yg selesai diinterogasi malah RPKAD yg berdiri tegap, know what I mean? Namun ada pula kamp yg sedikit humanis ketimbang di pusat sana yaitu di Ambarawa, ketika BTI (Buruh Tani Indonesia) diinterogasi mereka hanya ditahan setahun dan setelah itu dibebaskan. Tapi nasib BTI di Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian selatan (Kebumen, Gembong dsb.) tidak mengenakkan. Seorang petani yg tidak tahu-menahu, namun karena lurahnya BTI maka ia pun ikut disembelih. Juga di akhir 67 dimana seluruh tapol diberangkatkan ke pulau Buru yg dimana sebelumnya mereka diwajibkan “memilih” agama. Namun bagi kaum hawa lebih baik ditangkap pada tahun 66-67, pasca peristiwa Blitar 68 nasib wanita jauh lebih buruk.

Nah, barusan adalah cerita lain dari “sejarah”, silahkan interpretasikan masing-masing karena semua berhak berfikir independen berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan tentunya. Tidak perlu menjadi Komunis terlebih dahulu untuk mengakui nilai-nilai kemanusiaan yg universal, namun jika menggunakan terminologi tsb utk pembenaran sebuah peristiwa politik yg melibatkan PKI sebagai dalang, hari ini adalah keliru. G30 S PKI yg sebentar lagi diikuti oleh hari Kesaktian Pancasila pd tgl 1 Oktober juga sebuah pertanyaan, dan jawaban anak SMA nya adalah, “karena rezim komunisme PKI ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis, dan mereka gagal menggantinya, maka dari itu Pancasila tetap ada sampai sekarang.”

Jadi, kalian ingin mengibarkan bendera setengah tiang untuk hari Kesaktian Pancasila? Atau tetap berargumen Komunis itu Atheis? Well, its all up to you.

[URL="http://stereofolk.blogspot.com/2011/01/greatS E N S O Rmie-purge-of-pki_29.html"]sumur[/URL]
0
3.3K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan