Malam mulai larut, lalu lalang kendaraan roda dua yang di kampus Unrika Batuaji, Selasa (21/5) malam mulai berangsur meringsut. Hanya beberapa motor saja yang masih nampak di parkiran. Begitu juga di kantin kampus, sudah mulai sepi. Namun di depan Kantor Resimen Mahasiswa (Menwa), beberapa mahasiswa nampak berkumpul.

Satu sama lainnya saling memandang, bahkan ada sebagian dari mereka terlihat cemas dan khawatir dengan kondisi Bunga (nama disamarkan), wanita yang baru saja dianiaya AH yang tak lain sang pacar, yang juga sama-sama anggota Menwa di kampus itu. Bahkan sambil menangis meninggalkan ruangan bermotif loreng itu, Bunga berusaha menahan sakit di wajah dan perutnya.

Rabu (22/5) sekitar pukul 23.00 WIB, usai dimintai keterangan di Kantor Polsek Batuaji, kondisi psikologis Bunga makin tak karuan. Ia pingsan dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah (RSUDEF) Batuaji.

Di lobang hidungnya tertancap dua buah selang kecil yang terhubung ke tabung oksigen untuk membantu pernafasan wanita berkaos merah lengan panjang itu.

Ia sedikit mulai tenang, bekas memar di malam kejadian itu sudah mulai menghilang. Di rumah sakit Bunga didampingi beberapa orang teman sekampusnya.

Bahkan Bunga ogah masalah pribadinya di campur tangan orang lain. Hanya saja, teman-temanya Bunga agak sedikit berang dengan ulah AH yang kelewat batas.

“Memang ini masalah pribadi mereka, tapi ini murni penganiayaan dan sudah masuk ke ranah hukum,” ujar Jurado yang ikut mengantarkan ke rumah sakit.

M temannya Bunga mengaku malam itu ia dihubungi Bunga minta ditemanin ke kantor polisi. “Bunga nelpon sambil nangis minta anterin ke kantor polisi buat laporan kalau dia dianiaya pacarnya (AH),” kata M yang kaget mendapat kabar buruk itu.

Hanya yang disayangkan M, kelakuan AH sudah di luar batas. Pasalnya, kondisi Bunga memang beberapa hari itu habis sakit. “Bunga habis operasi di mata kakinya, jadi sekarang tu dia masih sakit, jalan saja sudah dipaksain,” sebut M.

“Belum jadi istri sudah main tangan, apalagi nanti sudah jadi istrinya, bisa mati la kawan tu kena tangan,” ujar S, teman korban lain.

Sementara, AH enggan berkomentar soal kejadian itu. Bunga menyerahkan sepenuhnya kepada polisi. “Ini sudah kedua kalinya dia mukulin, orang tuanya juga sudah tahu,” ujarnya. Menurut Bunga malam itu ia menanyakan telepon dan SMS yang tak dibalas AH. Tak sanggup menahan marahnya, cek cok mulut pun terjadi hingga berujung penganiayaan..