- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Berebut Tanah, Warga RI dan Timor Leste Saling Serang


TS
jazz007
Berebut Tanah, Warga RI dan Timor Leste Saling Serang

Quote:
KEFAMENANU, KOMPAS.com — Gara-gara berebut tanah di wilayah zona netral, warga Nelu, Desa Sunsea, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, terlibat saling serang dengan warga Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan Kota, Distrik Oekusi, Timor Leste.
Aksi saling serang dengan menggunakan batu dan kayu itu terjadi sudah sejak Senin (14/10/2013) kemarin hingga pagi tadi.
Dua orang warga Nelu, Petrus Oematan dan Marsel Teme, kepada Kompas.com, Rabu (16/10/2013), mengatakan, situasi sampai saat ini belum kondusif karena antara dua warga beda negara ini saling klaim tanah di wilayah zona netral tersebut.
"Mereka (warga Timor Leste, red) melakukan penggusuran untuk pekerjaan jalan raya dengan menggeser garis batas masuk ke wilayah NKRI sepanjang 500 meter, kemudian perusakan pilar batas oleh warga Timor Leste yang dibantu dengan militer Cipol. Padahal, pilar perbatasan itu sudah dibangun sejak tahun 1911," kata Petrus yang diamini Marsel.
"Puncaknya kemarin pada tanggal 10 Oktober 2013 forum koordinasi pemerintah desa bersama warga masyarakat mendesak warga Timor Leste untuk hentikan aktivitas pertanian mereka sehinga menyulut suasana semakin memanas sehingga selama dua hari berturut-turut terjadi saling lempar batu dan kayu antara kami dan warga Timor Leste," sambung Petrus.
Menurut Petrus, sejak kemarin, dua kompi Cipol Timor Leste disiagakan bersama masyarakat mereka dan para Cipol berjaga tidak di wilayahnya, tetapi malah berjaga masuk di wilayah Indonesia.
Dihubungi secara terpisah Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas ) RI-RDTL Batalyon Infantri 743/PSY Mayor (Inf) Budi Prasetyo membenarkan kejadian itu dan dia kini berada di lokasi berlangsungnya pertikaian itu.
"Sebetulnya tidak ada penyerangan, hanya terjadi kesalahpahaman saja dan saat ini situasinya sudah mulai kondusif," ungkap Budi.
link
Aksi saling serang dengan menggunakan batu dan kayu itu terjadi sudah sejak Senin (14/10/2013) kemarin hingga pagi tadi.
Dua orang warga Nelu, Petrus Oematan dan Marsel Teme, kepada Kompas.com, Rabu (16/10/2013), mengatakan, situasi sampai saat ini belum kondusif karena antara dua warga beda negara ini saling klaim tanah di wilayah zona netral tersebut.
"Mereka (warga Timor Leste, red) melakukan penggusuran untuk pekerjaan jalan raya dengan menggeser garis batas masuk ke wilayah NKRI sepanjang 500 meter, kemudian perusakan pilar batas oleh warga Timor Leste yang dibantu dengan militer Cipol. Padahal, pilar perbatasan itu sudah dibangun sejak tahun 1911," kata Petrus yang diamini Marsel.
"Puncaknya kemarin pada tanggal 10 Oktober 2013 forum koordinasi pemerintah desa bersama warga masyarakat mendesak warga Timor Leste untuk hentikan aktivitas pertanian mereka sehinga menyulut suasana semakin memanas sehingga selama dua hari berturut-turut terjadi saling lempar batu dan kayu antara kami dan warga Timor Leste," sambung Petrus.
Menurut Petrus, sejak kemarin, dua kompi Cipol Timor Leste disiagakan bersama masyarakat mereka dan para Cipol berjaga tidak di wilayahnya, tetapi malah berjaga masuk di wilayah Indonesia.
Dihubungi secara terpisah Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas ) RI-RDTL Batalyon Infantri 743/PSY Mayor (Inf) Budi Prasetyo membenarkan kejadian itu dan dia kini berada di lokasi berlangsungnya pertikaian itu.
"Sebetulnya tidak ada penyerangan, hanya terjadi kesalahpahaman saja dan saat ini situasinya sudah mulai kondusif," ungkap Budi.
link
Quote:
Warga Timor Leste Rusak Kuburan Leluhur Warga Indonesia
KEFAMENANU, KOMPAS.com - Salah satu pemicu saling serang antara warga Nelu, Desa Sunsea, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, dan warga Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan kota, Distrik Oekusi, Timor Leste, adalah adanya perusakan belasan kuburan (makam) leluhur warga Nelu.
“Itu kuburan warga Nelu yang dirusak oleh warga Timor Leste yakni dari suku Tua Nono. Mereka pukul pakai hamar (martil), sehingga kebanyakan yang rusak yakni bagian keramik. Perusakan itu lah yang membuat warga marah dan beradu mulut sampai pada saling baku lempar pakai batu,” kata tokoh pemuda Desa Sunsea, Wilem Oki, Rabu (16/10/2013).
Menurut Wilem, perusakan kuburan warga Nelu itu terjadi saat warga Timor Leste melakukan pekerjaan membuka jalan raya baru yang masuk sejauh 500 meter dari zona netral. ”Ini sebenarnya emosi perbatasan saja sehingga merusak kuburan itu. Salah apa sih kuburan itu sampai dirusak begitu,” kata Wilem.
“Sebelumnya memang sudah ada pembicaraan terkait zona netral antara kedua negara soal perbatasan dan disepakati 50 meter itu untuk zona bebas. Dalam zona bebas itu, kesepakatannya adalah, siapapun yang mau mengola lahan zona bebas harus dilakukan atas kesepakatan antara kedua negara, namun kemudian dari warga Timor Leste melakukan pekerjaan tanpa ada kesepakatan dari pemerintah Indonesia. Ini jelas sebuah pelanggaran apalagi sampai merusak kuburan kita,” keluh Wilem.
Diberitakan sebelumnya, karena berebut tanah di wilayah zona netral, warga kedua negara terlibat aksi saling serang dengan menggunakan batu dan kayu itu terjadi sudah sejak Senin (14/10/2013) kemarin hingga pagi tadi.
link
Quote:
KEFAMENANU, KOMPAS.com - Salah satu pemicu saling serang antara warga Nelu, Desa Sunsea, Kecamatan Naibenu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, dan warga Leolbatan, Desa Kosta, Kecamatan kota, Distrik Oekusi, Timor Leste, adalah adanya perusakan belasan kuburan (makam) leluhur warga Nelu.
“Itu kuburan warga Nelu yang dirusak oleh warga Timor Leste yakni dari suku Tua Nono. Mereka pukul pakai hamar (martil), sehingga kebanyakan yang rusak yakni bagian keramik. Perusakan itu lah yang membuat warga marah dan beradu mulut sampai pada saling baku lempar pakai batu,” kata tokoh pemuda Desa Sunsea, Wilem Oki, Rabu (16/10/2013).
Menurut Wilem, perusakan kuburan warga Nelu itu terjadi saat warga Timor Leste melakukan pekerjaan membuka jalan raya baru yang masuk sejauh 500 meter dari zona netral. ”Ini sebenarnya emosi perbatasan saja sehingga merusak kuburan itu. Salah apa sih kuburan itu sampai dirusak begitu,” kata Wilem.
“Sebelumnya memang sudah ada pembicaraan terkait zona netral antara kedua negara soal perbatasan dan disepakati 50 meter itu untuk zona bebas. Dalam zona bebas itu, kesepakatannya adalah, siapapun yang mau mengola lahan zona bebas harus dilakukan atas kesepakatan antara kedua negara, namun kemudian dari warga Timor Leste melakukan pekerjaan tanpa ada kesepakatan dari pemerintah Indonesia. Ini jelas sebuah pelanggaran apalagi sampai merusak kuburan kita,” keluh Wilem.
Diberitakan sebelumnya, karena berebut tanah di wilayah zona netral, warga kedua negara terlibat aksi saling serang dengan menggunakan batu dan kayu itu terjadi sudah sejak Senin (14/10/2013) kemarin hingga pagi tadi.
link
gimana mnrt agan2 kaskuser smua

Diubah oleh jazz007 16-10-2013 18:43
0
4.6K
Kutip
41
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan