Pertama ane ucapkan selamat kepada seluruh pemain Tim nasional Indonesia U-19 serta jajaran pelatih dan kepengurusan atas kemenangannya melawan tim yang lebih diunggulkan yaitu Korea Selatan, sehingga bisa lolos ke Piala Asia U-19,
you're all awesome bro
Jujur, ane suka gaya permainan tim Garuda Muda kali ini, pertama kali melihat permainan mereka di AFF U-19, ane langsung ikut dalam euforianya, deg-degannya ketika pinalti, bangga dan harunya ketika menang, baru kali ini ane benar-benar terhanyut dengan permainan timnas sepakbola Indonesia. Nggak kalah deh dengan nonton tim kesayangan di Liga Champion Eropa..
Tapiii....
Ane mulai nggak suka ketika politik mulai mengganggu passion sepak bola Indonesia (dan olahraga pada umumnya).
Quote:
Jakarta - Indonesia U-19 ternyata tidak hanya menarik minat masyarakat untuk menonton atau pedagang untuk berjualan ketika mereka bermain. Sebuah partai politik (parpol) pun ikut tertarik dan menampangkan posternya di sekitar Gelora Bung Karno.
Kesuksesan Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 beberapa waktu lalu mendatangkan animo besar. Pertandingan kualifikasi Piala Asia U-19 di GBK pun menjadi salah satu yang tidak lepas untuk disaksikan.
Kendati sempat sepi penonton pada laga-laga yang digelar di hari biasa, tiket laga melawan Korea Selatan yang digelar di akhir pekan ini, Sabtu (12/10/2013), ramai diburu masyarakat. Sejak pagi, sudah banyak penonton antre tiket di sekitar Stadion GBK.
Tak hanya suporter atau pedagang jersey atribut timnas, para politisi rupanya juga mulai ikut memunculkan diri pada pertandingan kali ini --dengan menggunakan media spanduk.
Seperti yang tampak di depan Istana Olahraga (Istora) Senayan. Terpasang sebuah spanduk dengan panjang kira-kira tiga meter dan lebar 60 cm berlatar warna kuning.
Menurut pandangan detikSport, spanduk yang terpasang disebuah tembok itu, terlihat jelas sebuah gambar karikatur politisi Golkar Aburizal Bakrie dan anggotanya dari partai yang sama, Fayakhun Andriadi.
Pada karikatur tersebut keduanya mengenakan jersey timnas seraya mengapit bola di bagian lengannya. Sedangkan tangan yang lain memegang sebuah syal berwarna merah bertuliskan 'Indonesia'.
Tak hanya itu, pada kaos tersebut tertulis juga nomor punggung angka satu untuk jersey Fayakhun Andriadi dan angka lima untuk jersey Aburizal. Sementara di bagian kanan dalam spanduk tertulis AFC Cup U-19 Qualification Round, 'Terbang Tinggi Garuda Jaya', Jakarta 8-16 Oktober 2013.
Mengapa ane tidak suka? Karena konsentrasi pemain bisa terganggu. Masih ingat dengan kasus timnas yang dulu?
Quote:
Lagi-lagi konsentrasi Timnas harus diuji ketika Menpora Andi Malarangeng yang sengaja hadir ke Malaysia guna menghadiri partai Timnas menghadapi Malaysia esok hari mengundang seluruh punggawa Timnas untuk makan malam di KBRI Malaysia. Dua orang staf KBRI pun secara khusus dikirim langsung oleh Menpora untuk menjemput seluruh pemain Timnas.
Tidak ingin konsentrasi dan fisik para pemain terganggu, pelatih Timnas Alfred Riedl langsung pasang badan. Ia bersama manajer Andi Darusallam dan Iwan Budianto terlibat pembicaraan serius dengan dua staf KBRI. Riedl bersikeras tidak ingin pemainnya kemana-mana karena harus berkonsentrasi dan focus, sementara dua staf KBRI tersebut sempat memaksa. Namun akhirnya kedunya harus rela pulang dengan tangan hampa karena Riedl yang tetap dengan pendiriannya kalau Timnas asuhannya adalah tanggung jawab dirinya dan ia tidak ingin seluruh anak buahnya pergi kemana-mana. Baginya untuk pertandingan esok, fisik dan konsentrasi seluruh pemain haruslah dijaga betul.
Mendapat penolakan, Menpora tidak berang. Ia pun mengerti penolakan Riedl tersebut adalah untuk kebaikan para pemain juga. Menpora sendiri hanya ingin mengecek kondisi terakhir para pemain saja lewat jamuan makan malam selain itu agar pemain lebih rileks. Selanjutnya Menpora siap berangkat ke Stadion Bukit Jalil untuk menyaksikan langsung perjuangan para pemain Timnas.
Gangguan konsentrasi bukan sekali ini saja dialami seluruh pemain Timnas. Sebelumnya para pemain yang seharusnya berkonsentrasi penuh dengan pertandingan dan menjaga kondisi fisik mereka harus rela menahan rasa letih kala diwajibkan menghadiri undangan Aburizal Bakrie serta sebuah Pondok Pesantren beberapa hari yang lalu. (RH)
Sebenarnya bukan hanya politik saja, media (terutama iklan) pun juga sangat mengganggu passion pemain sepak bola. Lihat si juara yang sekarang jadi bintang iklan? Atau si senior yang sekarang jadi artis? Kemampuannya jauh dibanding dia di masa dulu..
Semoga gangguan-gangguan ini tidak terjadi di Timnas Indonesia U-19 kali ini, semoga mereka benar-benar fokus ke sepak bola.. Semoga nantinya tim masa depan Indonesia ini benar-benar bisa membawa sepak bola Indonesia ke ranah dunia.. Semoga..
