- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Reruntuhan sisa-sisa peninggalan kaum ‘Ad,islam masup..!


TS
User telah dihapus
Reruntuhan sisa-sisa peninggalan kaum ‘Ad,islam masup..!

Reruntuhan yang berhasil digali oleh para peneliti
arkeologi di kawasan Ubar. Mereka meyakini,
bangunan yang berada di bawah tanah ini adalah
sisa-sisa peninggalan kaum ‘Ad.


Hud AS. adalah salah seorang Rasul yang diutus
oleh Allah SWT kepada kaumnya, yakni ‘Ad untuk
menyembah dan beriman kepada Allah serta tidak
menyekutukannya, namun, umatnya justru
menanggapi dengan rasa permusuhan, mereka
menganggap Nabi Hud sebagai manusia biasa
yang tidak mempunyai kemampuan atau kelebihan
apa pun dibandingkan mereka (Kaum ‘Ad).
Umatnya ini menganggap Nabi Hud AS. sebagai
pembohong, bodoh, dan telah mengubah kebiasaan
yang telah dilakukan oleh para leluhurnya
terdahulu.
“Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara
mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah
mengada-adakan saja.” (QS. Hud [11]: 50)
Namun, umatnya tak pernah menerima dakwah
yang disampaikan oleh Hud. Selama bertahun-
tahun Nabi Hud menyampaikan dakwah, kaumnya
tetap saja membangkang dan menolaknya. seperti
yang terdapat dalam AlQuran QS. Al-Mu’minun
[23]: 33-37.
“Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir
di antara kaumnya dan yang mendustakan
akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang
telah Kami mewahkan mereka dalam
kehidupan di dunia: "
(Orang) ini tidak lain Mandala manusia seperti kamu,
dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum
dari apa yang kamu minum. Dan
sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati
manusia yang seperti kamu, niscaya bila
demikian, kamu benar-benar (menjadi)
orang-orang yang merugi. Apakah ia
menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa
bila kamu telah mati dan telah menjadi
tanah dan tulang belulang, kamu
sesungguhnya akan dikeluarkan (dari
kuburmu)? jauh, jauh sekali (dari
kebenaran) apa yang diancamkan kepada
kamu itu, kehidupan itu tidak lain hanyalah
kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan
kita hidup dan sekali-kali tidak akan
dibangkitkan lagi.” (QS. Al-Mu’minun [23]:
33-37)
Karena kaum ‘Ad ini tetap saja enggan menerima
dakwah Nabi Hud, maka Allah menimpakan adzab
kepada mereka. Dalam AlQuran dijelaskan,
kehancuran kaum ‘Ad disebabkan oleh angin topan
yang dahsyat dan berlangsung selama tujuh malam
delapan hari. Lihat ( QSAl-Haaqqah [69]: 6-8 )
Bukti Arkeologis
Setelah sekian ribu tahun akhirnya para
peneliti mencoba melakukan penelitian terhadap
kemungkinan ditemukannya berbagai peninggalan
umat Nabi Hud dan sisa-sia dari bangsa ‘Ad
tersebut. Dalam berbagai upaya penelitian tersebut
akhirnya mulai menemukan tanda-tanda sebagian
umat terdahulu ini. Pada tahun 1990, beberapa
Koran terkemuka di dunia melapokan temuan salah
seorang arkeolog yang bernama Nicholas Clapp.

Hasil temuan itu kemudian dipublikasikan di
sejumlah media dengan headline yang melaporkan
tentang keberadaan kamu ‘Ad ini. Seperti dikutip
www.islamicity.com yang menulis Fabled Lost
Arabian City Found ( Kota Legenda Arabia yang
Hilang Telah Ditemukan ) dan ada juga yang
menuliskan Arabian City of Legend Found, The
Atlantis Of Sands, Ubar dan lain sebagainya.
Dalam penelitian Nicholas Clapp merujuk
pada buku-buku sejarah Arab yang bersumber
pada keterangan AlQuran dan karya peneliti Inggris
bernama Bertram Thomas dengan judul
ArabiaFelix. Arabia Felix adalah sebuah ungkapan
yang diberikan penguasa Romawi bagian selatan
semenanjung Arabia pada kala itu, yang berarti
Arabia yang Beruntung. Dinamakan demikian
karena keberadaan dan letaknya yang sangat
strategis telah menjadi perantara dalam
perdagangan rempah-rempah antara India dengan
tempat di utara semenanjung arab. Dan orang-
orang yang tinggal di daerah ini, mampu
memproduksi dan mendistribusikan ‘frankincense
(seperti gaharu), sejenis getah wangi dari pohon
yang sangat langka, digunakan sebagai dupa dalam
berbagai ritual keagamaan. Dan tanaman ini pada
kala itu harganya sebanding dengan emas.
Dari ayat AlQuran dan buku karangan
Thomas ini, Nicholas Clapp menelusuri jejak
sebuah kota kuno di bagian selatan semenanjung
arab (termasuk Yaman dan Oman), bernama Ubar
yang disebut dalam dongeng Suku Badui.
Dalam AlQuran, kejadian atau peristiwa yang
menghancurkan kaum ‘Ad ini terjadi di kota Iram,
salahsatu kota di semenanjung arab. Setelah lokasi
kota legenda yang menjadi subyek cerita dongeng
Suku Badui ini ditemukan, dilakukan penggalian
untuk mengangkat peninggalan dari sebuah kota
yang terkubur di bawah padang pasir. Irama
Dzaati al-Imaad , bermakna Kota Seribu Pilar.
Menurut Ptolemeus, kota Iram merupakan ibu kota
dari bangsa ‘Ad, kaum penyembah berhala yang
hidup pada masa Nabi Hud AS.
Dari sini kemudian ditemukan sejumlah
bekas reruntuhan yang diyakini merupakan pilar-
pilar dari bangunan menara yang dulunya dimiliki
Kaum ‘Ad dan Iram, sebagaimana yang disebutkan
dalam surat Al-Fajr [89] ayat6-8 .
Berdasarkan keterangan dan data-data empirik
tersebut, Clapp mencoba dua jalan untuk
membuktikan keberadaan Ubar. Ia menemukan
bahwa jalan-jalan yang diakatakan oleh suku Badui
itu benar-benar ada. Ia meminta kepada NASA –
Badan Luar Angkasa Nasional Amerika Serikat,
untuk menyediakan foto atau citra satelit dari
kawasan tersebut. Setelah melalui perjuangan yang
panjang, Clapp berhasil membujuk pihak yang
berwenang untuk memotret daerah tersebut.
Selanjutnya, Clapp mempelajari naskah dan
peta-peta kuno di perpustakaan Huntington di
California untuk menemukan peta dari daerah
tersebut. Ia berhasil menemukan sebuah peta yang
digambar oleh Ptolemeus sendiri, seorang ahli
geografi Yunani – Mesir dari tahun 200 M. dalam
peta ini ditunjukkan letak dari kota tua yang
ditemukan di daerah tersebut dan jalan-jalan yang
menuju kota tersebut. Bahkan, hasil foto satelit
NASA menunjukkan adanya jejak kafilah yang tidak
mungkin dikenali dengan mata telanjang.
Setelah membandingkan gambar dari satelit
dengan peta tua itu, akhirnya Clapp berkesimpulan
bahwa jejak-jejak dalam peta tua itu berhubungan
erat dengan foto yang dihasilkan dari pencitraan
satelit. Ia berkesimpulan kota tua tempat kaum ‘Ad
dalam dongeng suku Badui terdapat di Ubar.
Apalagi, setelah dilakukan penggalian, kota itu
nampak berada di bawah pasir sedalam 12 meter.
Yang lebih mengesankan lagi bagi Clapp, sisa-sisa
peninggalan kaum ‘Ad ini berupa pilar-pilar
bangunan yang tinggi, sebagaimana diisyaratkan
AlQuran.
Dr. Zarins seorang anggota tim penelitian
yang memimpin penggalian, mengatakan bahwa
selama menara-menara itu dianggap sebagai unsur
yang menunjukan kekhasan kota Ubar, dan Iram
disebutkan mempunyai menara-menara atau tiang-
tiang, hal itu merupakan bukti terkuat bahwa
peninggalan sejarah yang mereka gali adalah Iram,
kota kaum ‘Ad yang disebutkan dalam AlQuran.
Foto citra satelit, Ubar hanya bisa dilihat dari luar
angkasa sebelum dilakukan penggalian
Peradaban Modern Kaum ‘Ad
Salah satu jejak ditemukannya keberadaan
peninggalan kaum ‘Ad adalah pilar-pilar bangunan
yang tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa sejak
zaman dahulu, umat manusia, khususnya kaum
‘Ad, sudah memiliki peradaban yang sangat maju.
Ini dibuktikan dengan pendirian bangunan yang
menggunakan pilar sangat tinggi.
Banyak perdebatan mengenai ciri-ciri dari
kaum ‘Ad membangun kota Iram (Ubar), terutama
kemajuan peradaban mereka. Sebab, para ahli
kesulitan menunjukkan bukti sejarah tentang
peradaban lama dari bangsa ‘Ad ini. Menurut
sebuah sumber, tidak adanya catatan mengenai
peradaban bangsa ini dikarenakan kaum yang
berdiam di Arabia Selatan (yaman) ini selalu
menjaga jarak dengan masyarakat lain yang hidup
di Mesopotamia dan Timur Tengah.
AlQuran telah menceritakan kisah kaum
‘Ad ini sejak 14 abad silam. Dalam AlQuran, umat
Nabi Hud AS ini dikenal sebagai umat yang
sombong. Mereka juga tidak percaya dengan
kenabian Hud AS. mereka menyombongkan diri
sebagai kaum yang kuat, perawakan tubuhnya
tinggi besar ( QS 41: 15 ); tinggal di bangunan tinggi,
dengan istana-istana dan benteng-benteng yang
dibangun diatas perbukitan ( QS 26: 128-129 ); suka
menyiksa dengan kejam ( QS 26:130 ); mempunyai
banyak keturunan, serta memiliki banyak hewan
ternak, kebun dan mata air ( QS 26: 133-134 ).
Atlantis di Padang Pasir, begitulah julukan yang
diberikan kepada Kaum ‘Ad. Sebab, sisa-sisa
peninggalan mereka tenggelam ke dalam tanah.
Kaum ‘Ad diperkirakan hidup antara abad
ke 20 sebelum masehi (SM).
AlQuran menyebutkan, kaum ini sebelum kaum Nabi Luth
dan Kaum Tsamud (Nabi Saleh). Kaum Luth hidup
sezaman dengan nabi Ibrahim sekitar abad 17-18
SM. Sedangkan kaum Tsamud sekitar abad ke-8
SM. Kaum ‘Ad diperkirakan hidup pada tahun 2000
SM. Namun ada pula yang menyatakan abad ke-23
SM, dan 13 SM, sebelum masa Nabi Musa AS.
Selain Ubar, ada pula peninggalan kaum ‘Ad yang
ada di Shabwah, dengan ciri-ciri berupa tiang-tiang
yang sangat rumit, unik dan menarik, serta dibuat
model bundar (bulat) dan disusun dalam serambi-
serambi melengkung. Orang-orang di Shabwah,
tampaknya mewarisi gaya arsitektur dari para
leluhurnya kaum ‘Ad. Sedangkan semua situs
(tempat) yang ada di Yaman sejauh ini baru
ditemukan memliki tiang-tiang monolit berbentuk
persegi.
Fotius, dari Konstantinopel pada awal abad
ke-9 masehi, melakukan penelitian tentang orang-
orang Arabia Selatan dan aktifitas perdagangan
yang mereka lakukan. Penelitian ini didasarkan
pada manuskrip Yunani kuno dan karya
Agatharichides (132 M), tentang Laut Eritrea (Laut
Merah). Fotius mengatakan; “Diwartakan bahwa,
mereka (bangsa arab selatan) telah membangun
banyak tiang berlapis emas atau terbuat dari perak.
Ruangan-ruangan di antara tiang-tiang tersebut
sangat mengagumkan untuk dilihat.”
Ia menambahkan, menara-menara itu disebut
sebagai bentuk khas kota Ubar karena Iram
dikatakan mempunyai menara-menara atau tiang-
tiang sebagaimana keterangan AlQuran, Irama
Dzaati al-Imaad.
Orang Hadramaut Keturunan Kaum ‘Ad?
Ada pendapat yang menyatakan, bahwa
orang Hadramaut (Yaman) saat ini merupakan
anak cucu dan keturunan dari kaum ‘Ad. Dugaan
ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan
secara mendalam mengenai peradaban yang
didirikan kaum ‘Ad, di Ubar, Yaman Selatan.
Harun Yahya dalam situsnya
www.harunyahya.com dan www.bangsamusnah.com
menyebutkan, di Yaman Selatan ini terdapat empat
kaum yang hidup sebelum saat ini. Keempat kaum
itu adalah Hadramaut, Sabaean (Saba), Minaean,
dan Qatabaean.
Keempat kaum ini pada waktu yang singkat berada
dalam satu pemerintahan di suatu daerah yang
berdekatan. Banyak ilmuwan kontemporer
mengatakan bahwa kaum ‘Ad telah memasuki satu
periode transformasi dan kemudian muncul
kembali ke dalam panggung sejarah. Dr. Mikhail H.
Rahman, seorang peneliti dari university of Ohio,
merasa yakin bahwa kaum ‘Ad adalah nenek
moyang dari Hadramaut, Saba, dan sejumlah kaum
yang pernah hidup di Yaman Selatan.
Seorang penulis Yunani bernama Pliny,
menghubungkan suku ini sebagai “Adramitai” yang
berarti Hadrami. Akhiran dalam bahasa Yunani
adalah suffix - kata benda. Kata benda “Adram”
mungkin merupakan perubahan dari kata “Ad-I-
Ram” sebagaimana disebutkan dalam AlQuran.
Ptolemeus (150-100 SM) menunjukkan,
bahwa di sebelah selatan Semenanjung Arab
adalah tempat dimana kaum “Adramitai” ini
pernah hidup. Daerah yang sampai sekarang ini
dikenal dengan nama Hadramaut, ibu kota Negara
Hadrami adalah Shabwah, terletak di sebelah barat
lembah Hadramaut. Berdasarkan berbagai legenda
tua yang menyatakan bahwa makam Nabi Hud
yang diutus sebagai nabi kaum ‘Ad terletak di
Hadramaut.
Faktor lain yang cenderung membenarkan
pemikiran bahwa Hadramaut adalah penerus dari
kaum ‘Ad adalah kekayaan mereka. Bangsa Yunani
menegaskan bahwa Hadramites (orang Hadramaut)
sebagai “Suku Bangsa yang Terkaya di dunia”.
Catatan sejarah mengatakan bahwa Hadramites
sangat maju dalam pertanian wewangian, salah
satu tanaman yang paling berharga kala itu,
mereka membangun daerah-daerah baru yang
digunakan untuk menanam dan memperluas
perkebunannya. Kini hasil pertanian Hadramites
lebih banyak daripada produksi wewangian
tersebut.
Apa yang ditemukan dalam penggalian yang
dilakukan di Shabwah yang dulunya dikenal
sebagai ibu kota Hadramites sangat menarik, pada
penggalian yang dimulai pada tahun 1975, sangat
sulit bagi para ahli arkeologi untuk mencapai sisa-
sisa atau reruntuhan dari kota tersebut, sebab
lokasinya terkubur di bawah gurun pasir yang
dalam, tetapi hasil akhir penggalian ternyata
menakjubkan. Kota tua yang digali merupakan
salah satu temuan terbesar dan menarik saat ini.
Kota yang dikelilingi oleh tembok, dinyatakan lebih
luas dari berbagai situs kuno lainnya di Yaman,
dan istananya dikenal sebagai bangunan yang
menakjubkan.
Wa Allahu ‘Alam.
kalo berkenan bagi :bigcendol :bigcendol :bigcendol yg udah ISO
0
12.6K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan