1. Hati-hati memilih sekolah PAUD dan TK untuk si kecil. Setau ane (maap kalo salah ya) sekolah PAUD dan TK ada dua macam yaitu ada yang memperkenalkan calistung dan ada yang tidak memperkenalkan calistung sama sekali. Trus sebaiknya pilih yang mana?

Jujur aja gan, saat ini ane masih pilih sekolah yang memperkenalkan calistung ke anak. Tapi yang perlu diperhatikan adalah seberapa porsi perkenalan calistung tersebut.

Intinya jangan sampai anak merasa ada tuntutan untuk bisa calistung di luar kepala pada masa balitanya. Makanya ane gak masukin anak ane yang TK ikut kelas tambahan bahasa inggris. Ane daftarin anak (perempuan) ane kelas melukis dan menari. Balik lagi ya ke bakat anak masing-masing.

2. Manfaatkan quality time bersama anak. Anak disekolah hanya 2 - 4 jam (masing0masing sekolah pasti beda) dan sisanya anak sama orangtua, kakek-nenek, keluarga atau pengasuhnya. Kita manfaatkan waktu bersama anak dengan cara yang kreatif.
Kadang karena orangtua gak cukup kreatif tapi mau tetap mengajarkan anak, maka anak diajak untuk membaca, menulis dan belajar menghitung. Akhirnya anak mendapat tuntutan untuk bisa calistung.
Saran: jadi orangtua yang kreatif dan bisa jadi teman bermain yang mendidik untuk anak.

Misalnya:

Walau sudah lama gak sekolah tetep update lagu anak-anak. Cari lagu yang bisa menggunakan gerakan. Contohkan, ajarkan, bernari dan bernyanyi bersama-sama dengan si kecil.

Kalau mau mengajarkan anak mengenal angka dan huruf sebaiknya menggunakan lagu. Dengan irama yang enak anak bisa lebih mudah menghafal dan mereka merasa terhibur jadi tidak terasa membebankan.

Dari pada sering-sering mengajak anak belajar calistung, bisa di roling dengan menggambar, mewarna (gambarnya udah disediain), atau membuat suatu kreatifitas.

Suatu kreatifitas seperti melipat kertas, mengelem dan menempel ke kertas (sediakan media yang aman seperti daun kering, kacang hijau atau cangkang telur) dan bisa juga memanfaatkan bekas kotak susu menjadi tas kecil dengan memberi hiasan-hiasan warna-warni.