Sebelumnya ane minta maaf kalau thread ane berantakan

Ane seorang wartawan sebuah majalah wisata biasa disebut DB di Balikpapan. Suatu hari, tepatnya hari rabu (9/10/13) ane dapat tugas untuk meliput Bule Australia yang sedang berlabuh di Balikpapan. Karena bahasa Inggris ane belepotan, ane bawa satu teman ane yang pintar bahasa Inggris untuk wawancara si Bule

Di thread ini ane tulis bahasa Indonesianya aja ya gan biar pada paham dan TS lebih mudah nulisnya

Ane berangkat pagi jam 08.00 wita menuju Pelabuhan Kampung Baru. Kebetuan kantor ane dekat dengan pelabuhan jadi lumayan cepat ane sampai. Menurut informasi yang ane dapat, Bule Australia yang berlabuh di Balikpapan menggunakan 2 kapal dan per-kapal diisi suami istri. Nah, karena ane cek di pelabuhan ga ada kapal yang dimaksud ane kemudian bertanya dengan polisi pelabuhan disana. dan blablabla ane dapat informasi kapal tersebut berada di pos Pak P***I. Nah pos Bapak ini ada di dalam perusahaan minyak dekat pelabuhan. Ane cepat-cepat menuju kesana. Ane tanya-tanya dan benar ternyata ada 2 kapal yang sedang bersandar berpenumpang 2 pasangan suami istri. Saat ane lihat kapal Bule tersebut ane kaget karena kapal tersebut di tempatkan di tempat yang tidak seharusnya. Tidak ada akses menuju darat, limbah sampah dan bahan bakar kapal ada di bawah kapal mereka

Ane sempat bingung menuju kapal mereka karena tidak ada akes kesana. Ane dan teman ane berjalan melewati rongsokan kapal yang sudah hampir seluruhnya tenggelam kurang lebih sepanjang 50 meter



Setelah sampai di samping kapal ane dan teman ane disambut Bule gemuk bernama Bryan Butson. Teman ane sedikit berbicara dengan Bule tersebut dan Bule itu mengajak kami masuk kedalam kapal miliknya. Ane dan teman ane dibantu naik. Ane ga bisa bayangkan kalau bule-bule itu naik ke kapal dengan badannya yang besar dan lanjut usia.



Setelah masuk ane siapkan handphone untuk merekam wawancara teman ane dan Mr. Bryan.

Berikut wawancara kami dengan Mr. Bryan mulai dari awal .
Discover Balikpapan Megazine/ DB
Mr. Bryan Butson/ BB

DB : Selamat siang, boleh kami berkenalan dengan Anda?
BB : Nama saya adalah Bryan Butson dan nama istriku adalah Glee, namun istriku dua hari yang lalu sudah kembali ke Australia untuk menghadiri pernikahan adiknya.

DB : Anda berasal darimana?
BB : Saya warga asli Australia.

DB : Kenapa Anda suka berlayar?
BB : Saya hidup untuk berlayar. Saat muda saya sudah menyukai laut. Saya membeli perahu kecil yang kemudian saya gunakan untuk berlayar sambil memancing ikan. Setelah itu saya menikah dan hidup di Miami. Disana saya menjadi pasukan militer angkatan darat, namun setelah pensiun saya kembali lagi ke laut.

DB : Apakah anda membeli perahu ini dengan uang sendiri?
BB : Iya, saya membelinya dengan uang yang saya kumpulkan sendiri

DB : Sejak kapan Anda memiliki kapal ini?
BB : Saya memiliki kapal ini sejak tahun 1999/2000

DB : Bisa Anda jelaskan spesifikasinya?
BB : Panjangnya 10 meter, kedalamanya (tingginya ruangan dalam) 2 meter, dan luasnya 4 meter. Kapal ini tidak laju/cepat, mungkin 10 knot.

DB : Apa tujuan Anda berlayar? Apakah sedang berbulan madu?
BB : Saya berlayar untuk mencari tantangan yang sebenarnya. Sangat banyak hal menarik yang saya temukan saat berlayar. Saya bertemu dengan masyarakat dengan budaya yang berbeda. Saya mengumpulkan beberapa souvenir dari berbagai macam tempat yang pernah saya kunjungi. Saya dapatkan berbagai barang cantik ini dari berbagai macam budaya dan berbagai macam negara seperti dari Thailand, Vietnam dan Indonesia.

DB : Apakah Anda sudah mendapatkan souvenir di Balikpapan?
BB : Saya belum mendapatkan souvenir di Balikpapan. Saya rasa Balikpapan adalah tempat yang sangat buruk untuk kami menetap. Saya sudah kehabisan air minum, ini sangatlah buruk. Air dan barang-barang di sini sangat mahal dibandingkan dengan Australia. Saat ini saya sudah mengabiskan uang 350 ribu perhari. Saya singgah di Balikpapan karena dua alasan. Pertama, saya mencari bandara untuk istriku pergi ke Australia untuk mengadiri pernikahan saudaranya. Kedua, karena saudara istriku bekerja di Balikpapan, maka dari itu saya hendak berkunjung ke rumahnya, dan saya sangat senang berkunjung dirumah saudaraku disini.

DB : Memangnya berapa lama saudara istri anda bekerja di Balikpapan? Dan bekerja dimana?
BB : Sekitar 2 tahun, dia bekerja di lighten industry sebagai trainer consultan.

DB : Menurut Anda Balikpapan itu seperti apa?
BB : Kehidupan disini sangatlah mahal bagi kami. Saya tidak bisa membeli banyak disini. Coba kamu lihat listrikku, cahayanya kurang stabil. Kota ini penerangannya sangat kurang, air lautnya sangat kotor dan itu sangat sangat berbahaya. Saya akan sangat senang apabila pergi dari Balikpapan. Cuaca yang sangat panas dan tidak ada air, saya tidak betah. Saya membawa air dari kota ke dalam botol, begitu susahnya mencari air minum disini. Di Malaysia air minum sangat mudah didapatkan. Tiap tempat terdapat kran air bersih, listrik tidak pernah mati dan sangat mudah kami menemukan laundry, mall dan restoran. Semuanya mudah kami dapatkan disana, tapi tidak demikian dengan Balikpapan.

Sekedar info dari TS :Kaltim saat ini sedang mengalami krisis listrik, termasuk Balikpapan. Balikpapan merupakan kota ke-2 terbersih di Asia dan Kota terbersih di Indonesia.

DB : Bagaimana kesan Anda tentang berlayar?
BB : Senang dan tidak senangnya? Pengalaman dalam berlayar adalah kita bisa memancing di lautan dan kita juga akan merasa lebih muda. Saya belajar berlayar dari ayah dan pamanku, saya baca buku tentang pelayaran dan saya belajar dari diri saya sendiri. Pengalaman yang tidak menyenangkan adalah suatu saat laut tidak bersahabat dengan kita. Laut sangat ribut dan berubah menjadi sangat menakutkan. Sewaktu petir datang kami merasa takut dan kami selalu berdoa kepada Tuhan. Untunglah kita mempunyai perahu yang kuat sehingga kita bisa berlayar ke berbagai tempat seperti Papua Nugini, Australia, Thailand, Malaysia, dan saya masih ingin mengelilingi Borneo Island.
Ada beberapa tempat yang bagus untuk berlayar seperti di China. Barang-barang disana sangatlah murah, begitupun dengan Malaysia. Saya juga suka Indonesia karena di sebagian kota barang-barangnya sangat murah dan tidak terlalu mahal seperti baju, makanan dan sepatu.

DB : Bagaimana Anda mendapatkan makanan?
BB : Saya menangkap ikan dari laut yang kemudian saya simpan dalam freezer, saya juga membawa beberapa bekal makanan dari negaraku. “mari kesini saya perlihatkan bekal makanan yang saya bawa dari sana, ada makanan, susu, kopi, air minum, daging, ikan, dan masih banyak lainnya". Semuanya tertata rapi disini, kapalku seperti rumahku sendiri, disini saya mempunyai toilet, tempat tidur, semuanya ada diatas kapal ini.”



DB : Berapa banyak biaya yang Anda keluarkan setiap hari?
BB : Saya persiapkan berapapun yang saya punya, mungkin setiap sekali berlayar diatas laut, saya menghabiskan rata-rata 200,000 rupiah perhari, tapi saya juga membeli persediaan bahan bakar untuk mesin. Di Balikpapan saya menghabiskan 350,000 setiap hari, bagi saya sangat mahal, makanya kami ingin pulang ke Australia, dan saya akan menyampaikan ke teman-temanku di Australia untuk tidak datang ke Balikpapan karena biaya hidup yang sangat mahal, kami tidak bisa tinggal disini. Maaf.

DB : Dari banyak negara yang Anda kunjungi, manakah yang terbaik?
BB : Negara terbaik yang pernah saya kunjungi dengan berlayar adalah Solomon Island. Solomon Island adalah pulau dengan pemandangan alami, kemudian Papua Nugini. Papua Nugini adalah pulau yang sangat cantik. Beberapa pulau di Irian Jaya juga sangat cantik, akan tetapi lautan di Indonesia memiliki banyak sampah. Semua orang yang ada di negara Anda suka membuang sampah ke laut, dan ketika hujan datang sampah sampah akan naik dan kembali ke darat. Anda harus menjaga laut karena jika Anda membuang sampah ke laut itu artinya Anda membunuh laut. Anda harus menjaga laut karena laut seperti jantung/ginjalnya bumi. Seharusnya ada diantara warga lokal yang peduli dangan laut. Jika ada yang membuang sampah, katakan kepada mereka yg membuang sampah “Heyy !!… jangan buang sampah, kita harus berhenti membuang sampah di laut!!!”. Lihatlah Singapura, Singapura adalah kota yang sangat bersih. 15 tahun lalu Singapura adalah kota yang sangat kotor, tapi apakah anda tau apa yang mereka lakukan?, mereka harus “membayar polisi” apabila polisi melihat mereka membuang sampah sembarangan, dan apabila semua orang melakukan itu disini, kota ini akan menjadi indah karena masyarakat tidak akan lagi membuang sampah sambarangan. Anda harus belajar sekarang. Masukkan sampah dalam saku Anda jika Anda tidak menemukan tempat sampah. Jika Anda sadar, sebenarnya negara Anda adalah "Negara yang paling indah di dunia dengan segala kekayaan alamnya".

DB : Jadi kota ini sangat buruk bagi Anda untuk singgah?
BB : hahaha .. Balikpapan banyak buruknya dari pada bagusnya. Dulu Saya adalah seorang militer dari Australia dan dalam sejarahku Balikpapan adalah kota yang sangat terkenang karena lebih dari 227 tentara Australia meninggal di Balikpapan. Kami datang untuk membebaskan kota anda dari pasukan Jepang, kami datang melawan pasukan Jepang dan kami membunuh pasukan Jepang di Balikpapan. Tentara Australia mengoperasikan 1-2 devisi untuk mengamankan kota Anda dari tentara Jepang dan kami membebaskan tempat ini dari musuh. Ketika saya melihat memori masa lalu disini ketika berada di Australia, saya sampai menangis tapi saya tidak mau melihat masa lalu.
Kami tidak mau tinggal disini seperti bebek yang mengapung diatas air keruh. Maafkan saya, saya tidak bisa memberikan banyak informasi kepada Anda dan itulah kesan saya selama disini







Ane cuma bisa diam gan
Ane tau yang dia bicarakan, ane juga sedih mendengar cerita beliau

Setelah itu ane diizinkan untuk mengambil beberapa foto. Ane mengambil foto luar kapalnya dan kemudian teman rekan Mr. Bryan berteriak kepada saya dari kapal sebelah. "Apa yang kamu lakukan?!". Mr. Bryan pun menjelaskan kepada rekannya bahwa kami adalah wartawan.
Tetap saja dia marah. "Kami seperti orang bodoh tinggal disini!. Kemarin air laut meluap dan kami harus melewati jalan bodoh itu dengan berenang!. Saat itu air sudah sampai leher saya!" kata rekannya. Mr. Bryan pun menenangkannya, kami pun berpamitan dan turun dari kapal dengan rasa malu




Komentar Juragan :