1015akbarAvatar border
TS
1015akbar
Masih Juga Mencari 'Bad Boys'?
Spoiler for buka gan:

Bukan rahasia lagi kalau banyak perempuan cenderung menyukai bad boys. Mungkin ini efek kebanyakan nonton film dan baca novel, tapi entah kenapa, mau nggak mau, pasti banyak yang mengakui bahwa bad boys itu menarik. Lihat aja berapa banyak film Hollywood yang mengedepankan cowok-cowok bandel dan membuatnya terlihat menarik. Perempuan ingin bersama mereka, dan laki-laki ingin menjadi mereka.

Sebenarnya, saya yakin mayoritas perempuan bisa mengetahui apakah laki-laki di depannya termasuk bad boys atau nggak. Tapi kadang mengetahui hal tersebut nggak membuat perempuan berhenti untuk menyukai si bad boys.

Jawaban dari pertanyaan mengapa perempuan menyukai bad boys, mungkin bisa dibagi menjadi dua: karena mereka menganggap lelaki biasa itu membosankan (makanya mencari tantangan) dan kedua, mungkin ini adalah masalah ego.

Berharap mengalami petualangan
Yang namanya bad boys pasti berani mengambil risiko (risk taker). Nggak ada dalam kamus bad boys menghabiskan malam dengan minum susu cokelat hangat sambil menonton televisi. Mereka mungkin sibuk bergaul di luar, flirting sana-sini, atau bahkan melanggar hukum kecil-kecilan.

Bad boys juga nggak bisa diprediksi, dan sejujurnya akan sangat menyenangkan menghabiskan waktu dengan orang yang sering memberikan kejutan kepada kita. Kalau menghabiskan waktu terus menerus dengan orang yang sikapnya kaku mengikuti aturan, lama kelamaan pasti bosan. Lagi pula, kita cenderung untuk menghargai lebih hal-hal yang susah kita dapatkan dibandingkan yang mudah didapat.

Bersama bad boys itu tantangan, dan bersama mereka rasanya hidup itu kayak main judi. Kalau menang, rasanya hadiahnya luar biasa. Hidup jadi lebih menyenangkan, walaupun emosi seperti sedang naik rollercoaster: naik turun dengan cepat. Safe is no fun.

Ego dan keyakinan bahwa kita bisa ‘menjinakkan’ mereka
Dari semua hal yang menarik dari bad boys, yang terlihat paling menggoda adalah harapan bahwa kita bisa mengubah mereka. Memang sih, pada dasarnya perempuan itu memiliki karakter ‘penyelamat’, bawaannya ingin memperbaiki apa yang menurut kita nggak pada tempatnya dan bisa diubah menjadi lebih baik. Perempuan ingin menjadi game changer, yang bisa berkata kepada setiap orang bahwa, ‘dia berubah karena saya, lho....’ Dan ini adalah masalah ego.

Tapi, tahu nggak, ladies? Orang hanya berubah kalau dia mau berubah. Kita bisa menjadi pemicunya—tapi nggak akan pernah terjadi kalau dia sendiri nggak pernah mau itu untuk terjadi.

Kalau dia nggak berubah namun kita tetap ingin bertahan, mengenyampingkan ketertarikan di awal—lama kelamaan pasti kita akan capek. Percayalah. Siapa juga yang sanggup bertahan dengan kekhawatiran dan kemungkinan konflik/masalah yang terus menerus? Walaupun kita senang naik rollercoaster, kalau nggak berhenti-berhenti pasti akan muak.

Semakin kita dewasa, kita akan semakin sadar bahwa bukan saatnya lagi kita naik rollercoaster, mungkin ini saatnya kita naik komidi putar. Akan tiba saatnya kita butuh laki-laki yang bisa diandalkan. Yang aman. Dan bukan si pembuat masalah. Karena banyak perempuan yang harus belajar dengan cara yang nggak enak untuk menyadari bahwa bad boys yang tidak mau berubah, adalah pasangan buruk.
hidup adalah pilihan gan, jadi apa menurut agan/wati semua?

Spoiler for sedekah:
0
3.1K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan