- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sang "Kupu-Kupu Malam" dibalik APEC 2013


TS
asp-boi
Sang "Kupu-Kupu Malam" dibalik APEC 2013
Quote:
Sebagai peringatan hari ulang tahun kota Jogjakarta ke 237, kali ini ane bakal ngasih sesuatu yang berhubungan sama "kota pelajar" Indonesia ini.

Mungkin kalian mengira mobil tersebut adalah sueprcar dari pabrikan eropa seperti Lamborghini kan? Anda salah.
Mobil ini ternyata adalah karya dari anak bangsa, tepatnya dari Jogjakarta.
Quote:
Selo, Sang Mobil Listrik Sport Indonesia yang "Murah"
Mobil listrik terbaru Indonesia bernama Selo, berhasil memikat pengunjung Konferensi Tingkat Tinggi APEC. Mobil karya Ricky Elson dan tim 'Kupu-Kupu Malam' ini memang dipersiapkan untuk ajang tersebut dan untuk pembuatan mobil ini jauh lebih murah dari Tucuxi, yakni Rp 200 juta.
Dengan desain sporty dan head lamp tajam membuat tampilannya sangat menarik. Di pintu kanan dan kiri mobil ini itu terdapat logo APEC Indonesia 2013 dan tulisan mencolok 'Mobil Listrik Indonesia' persembahan 'Kupu-Kupu Malam' sebutan bengkel Auto Fashion and Auto Custom, 100 persen pengrajin mobil Jogja dan para pioner mobil listrik Indonesia.
Selo juga merupakan inisiasi dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, kemudian Ricky dan tim mewujudkan ide tersebut sebagai pengganti Tucuxi yang mengalami kecelakaan. Secara tampilan mobil sport listrik ini lebih mentereng dan mirip Lamborghini.
Mobil listrik sport Indonesia ini dibekali dengan motor 135 kw dan mampu menghasilkan peforma 180 tenaga kuda. Dengan kemampuan ini, Selo bisa melaju hingga 220 km/h.
Sumber
Mobil listrik terbaru Indonesia bernama Selo, berhasil memikat pengunjung Konferensi Tingkat Tinggi APEC. Mobil karya Ricky Elson dan tim 'Kupu-Kupu Malam' ini memang dipersiapkan untuk ajang tersebut dan untuk pembuatan mobil ini jauh lebih murah dari Tucuxi, yakni Rp 200 juta.
Dengan desain sporty dan head lamp tajam membuat tampilannya sangat menarik. Di pintu kanan dan kiri mobil ini itu terdapat logo APEC Indonesia 2013 dan tulisan mencolok 'Mobil Listrik Indonesia' persembahan 'Kupu-Kupu Malam' sebutan bengkel Auto Fashion and Auto Custom, 100 persen pengrajin mobil Jogja dan para pioner mobil listrik Indonesia.
Selo juga merupakan inisiasi dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, kemudian Ricky dan tim mewujudkan ide tersebut sebagai pengganti Tucuxi yang mengalami kecelakaan. Secara tampilan mobil sport listrik ini lebih mentereng dan mirip Lamborghini.
Mobil listrik sport Indonesia ini dibekali dengan motor 135 kw dan mampu menghasilkan peforma 180 tenaga kuda. Dengan kemampuan ini, Selo bisa melaju hingga 220 km/h.
Sumber
Kalau menurut ane sih, mobil ini desainnya agak lebih mendingan dari Tucuxi yang dulu, yang agak "futuristik" mirip mobilnya Tom Cruise di Minority Report. Dan Tucuxi sendiri juga merupakan karya dari tim Kupu-Kupu Malam ini agan/aganwati... (ya, walau agak "gagal" sih saat percobaannya)
Quote:
Banyak yang Tanya Harga, Bule Ikut Terkagum-kagum
Saat si Sporty Selo dan si Bunglon Gendhis Unjuk Gigi di APEC
Ini saat yang mendebarkan sekaligus membanggakan bagi Ricky Elson dan Tim Kupu-kupu Malam. Selo dan Gendhis, mobil listrik hasil kerja keras mereka selama enam bulan terakhir, kini unjuk gigi dan berhasil memikat pengunjung di ajang Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Nusa Dua, Bali.
AHMAD BAIDHOWI, Nusa Dua
SIANG Kemarin, tempat parkir Bali Collection di kompleks pariwisata Nusa Dua, Bali, mendadak ramai. Panas terik mentari yang menyengat, tak menyurutkan antusiasme puluhan orang untuk berkerumun, berpose, dan berfoto di samping sebuah mobil sedan sport warna kuning. Di pintu kanan dan kiri sedan itu terdapat logo APEC Indonesia 2013 dan tulisan mencolok “MOBIL LISTRIK INDONESIA” Persembahan Kupu-Kupu Malam (Auto Fashion and Auto Custom, 100 Persen Pengrajin Mobil Jogja) dan BPM (Berkah Para Maestro) Pioneer Mobil Listrik Indonesia.
Mobil itu memang bukan sedan sport biasa. Tapi, Selo, mobil listrik karya Ricky Elson, salah satu putra petir yang diinisiasi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. “Sebenarnya, mobil ini adalah karya Pak Dahlan Iskan yang diwujudkan oleh tim para maestro,” ujar Ricky merendah saat ditemui di Nusa Dua, Bali, kemarin (5/10).
Selo, yang namanya terinspirasi dari Ki Ageng Selo, leluhur raja-raja Mataram yang dalam babad tanah Jawa dikisahkan pernah menangkap dan menjinakkan petir, lahir cukup dramatis. Ricky mengisahkan, pada 5 Januari 2013, beberapa jam setelah insiden tabrak tebing saat Dahlan Iskan mengendarai Tucuxi, sedan sport listrik karya Danet Suryatama, dirinya dipanggil Dahlan Iskan untuk membahas penyebab kecelakaan.
Ricky yang ketika itu ikut duduk di samping Dahlan saat mengemudikan Tucuxi akhirnya menyanggupi. Berkolaborasi dengan Rudi Purnomo dari Tim Kupu-Kupu Malan Jogja, Selo pun dibangun dari nol. Mulai dari contoh desain menggunakan tanah liat, hingga rancang bangun mesin bertenaga listrik, semua dikerjakan Ricky dan timnya di Jogja. “Ada seratus lebih orang yang terlibat dalam tim kami,” katanya.
Teknokrat muda kelahiran Padang, Sumatra Barat, 11 Januari 1980 ini pun harus berkejaran dengan waktu ketika pada pertengahan Februari 2013, Dahlan Iskan memutuskan untuk menampilkan mobil listrik karya anak bangsa Indonesia di ajang APEC 2013 di Bali pada awal Oktober ini. Dengan segala pertimbangan, Ricky dan Tim Kupu-Kupu Malam menyanggupi membuat 1 sedan sport dan 4 unit multi purpose vehicle (MPV) dengan kelas VIP.
Sedangkan Putra Petir lainnya, Dasep Ahmadi, menyanggupi pembuatan 10 unit bus listrik dan 10 unit MPV listrik sekelas "Toyota Alphard". September lalu, Ricky pun menunaikan janjinya. Selain sedan sport Selo, dia juga berhasil mengembangkan Gendhis, MPV kelas VIP. Kemarin, dari 4 unit Gendhis yang rencananya mejeng di APEC, tiga di antaranya sudah tiba di Bali, sedangkan satu unit lainnya masih dalam perjalanan via laut ke Bali.
Gendhis pun tak kalah mempesona. Orang yang melihat tentu akan dibuat takjub dengan warna bunglonnya. Mobil enam kursi penumpang ini memang menggunakan teknik pengecatan layaknya bunglon. sehingga jika dilihat dari samping berwarna hitam metalik, maka warnanya bisa berubah menjadi hijau atau cokelat jika dilihat dari depan. Interiornya pun sangat mewah.
Selain minibar tempat berbagai macam minum, ada juga televisi layar datar berukuran sekitar 32 inci. Tapi, bintang mobil listrik tetaplah Selo. Tampilan sporty dan warna kuning mencoloknya langsung menarik mata. Tak mengherankan para pengunjung pun berganti-ganti berpose dan berfoto di sampingnya. Bukan hanya warna Indonesia yang mengagumi Selo, beberapa warga asing delegasi APEC juga tampak kagum.
Empat orang bule delegasi APEC yang lewat di depan Bali Collection yang hendak menuju ke mobil penjemput pun menyempatkan untuk mampir dan berfoto di samping Selo. Salah seorang di antaranya berujar “Ooo Dahlan Islam’s car,” katanya. Rekannya pun menimpali “What, Moslem’s car?”. Pertanyaan itupun segera dijawab. ’’Noo, Dahlan Islam, the Minister,’’ katanya yang lantas buru-buru berfoto dan berlari menuju mobil penjemputnya.
Beberapa pengunjung pun tersenyum melihat itu. Di tengah kesibukan agenda APEC, Dahlan Iskan kemarin juga sempat menengok Selo dan Gendhis. Dahlan yang datang menaiki mobil golf pun langsung dikerumuni pengunjung. Setelah melihat-lihat interior Selo, beberapa pengunjung meminta foto bersama Dahlan di samping Selo. “Bagus enggak mobilnya,?” tanya Dahlan.
Pengunjung pun menyahut. “Bagus Pak, keren.” Dahlan yang tampak sumringah lantas berbincang-bincang dengan Ricky dan timnya. Tidak lama kemudian, Dahlan mohon diri karena harus menghadiri agenda-agenda APEC. Para pengunjung lain banyak mengerubung Ricky Elson, melontarkan berbagai pertanyaan tentang mobil-mobil listriknya. Pria yang 14 temuannya tentang motor listrik sudah dipatenkan di Jepang itu pun menjawab satu-satu pertanyaan.
Mulai spesifikasi mesin 135 kilowatt (kw) berkekuatan 180 tenaga kuda, hingga kapasitas mesin Selo yang bisa melaju hingga 220 kilometer per jam. “Saat uji coba di balai uji, rekor laju tercepat yang dicapai adalah 120 (km per jam), sebab kami tidak ingin memacu terlalu kencang,” ujarnya. Pertanyaan yang juga banyak dilontarkan pengunjung adalah berapa harga Selo.
Apa sampai Rp 1,5 miliar seperti yang ditulis beberapa media? Soal ini, Ricky menjawab diplomatis. Menurutnya, penyebutan besarnya dana yang dikeluarkan Dahlan Iskan untuk pengembangan Selo, bisa diartikan salah kaprah untuk sebuah produk prototipe. Dia pun memberi analogi. Ketika seorang ingin makan bakso dan memasak sendiri, maka dia harus membeli peralatan masak, bahan baku, dan memasak beberapa kali sebelum akhirnya bisa membuat bakso yang enak.
“Tentu, biaya itu akan lebih mahal jika dibandingkan kita membeli satu mangkok bakso di warung. Sama dengan Selo, biaya memang banyak dikeluarkan untuk R and D (research and development atau penelitian dan pengembangan, Red), tapi bukan berarti harganya sebanyak itu,” jelasnya. Pengunjung pun manggut-manggut mendengar itu.
Ricky mengakui, banyak masyarakat lebih melihat mobil-mobil listrik karya anak bangsa Indonesia dan membandingkan harganya dengan mobil-mobil yang sudah ada. Padahal, menurut dia, persoalan spesifikasi dan harga mobil listrik harusnya bukan menjadi perhatian utama. “Mestinya, semua melihat ini sebagai usaha anak bangsa untuk menciptakan mobil yang ramah lingkungan dan bisa menjadi kebanggaan Indonesia,” ucapnya.
Dia pun meminta agar seluruh pihak, baik masyarakat, pengusaha, maupun pemerintah, bersama-sama mendukung pengembangan mobil listrik. Totalitas itulah yang bisa mengantarkan Selo, Gendhis, dan mobil-mobil listrik lainnya menuju tahap komersial dan diproduksi massal. Tapi, Ricky bukan tipe orang yang suka mengeluh.
Gaya bicaranya yang bersemangat dan lugas mencerminkan tekadnya untuk terus mengembangkan mobil listrik. Bahkan, kini dia bersama timnya sudah berencana mengembangkan generasi ke-2 Selo. “Jangan melihat mobil listrik semata-mata proyek seorang Dahlan Iskan. Ini proyek bangsa Indonesia, jadi mari kita support bersama-sama,” katanya.(owi/jpnn/che/k1)
Sumber
Saat si Sporty Selo dan si Bunglon Gendhis Unjuk Gigi di APEC
Ini saat yang mendebarkan sekaligus membanggakan bagi Ricky Elson dan Tim Kupu-kupu Malam. Selo dan Gendhis, mobil listrik hasil kerja keras mereka selama enam bulan terakhir, kini unjuk gigi dan berhasil memikat pengunjung di ajang Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Nusa Dua, Bali.
AHMAD BAIDHOWI, Nusa Dua
SIANG Kemarin, tempat parkir Bali Collection di kompleks pariwisata Nusa Dua, Bali, mendadak ramai. Panas terik mentari yang menyengat, tak menyurutkan antusiasme puluhan orang untuk berkerumun, berpose, dan berfoto di samping sebuah mobil sedan sport warna kuning. Di pintu kanan dan kiri sedan itu terdapat logo APEC Indonesia 2013 dan tulisan mencolok “MOBIL LISTRIK INDONESIA” Persembahan Kupu-Kupu Malam (Auto Fashion and Auto Custom, 100 Persen Pengrajin Mobil Jogja) dan BPM (Berkah Para Maestro) Pioneer Mobil Listrik Indonesia.
Mobil itu memang bukan sedan sport biasa. Tapi, Selo, mobil listrik karya Ricky Elson, salah satu putra petir yang diinisiasi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. “Sebenarnya, mobil ini adalah karya Pak Dahlan Iskan yang diwujudkan oleh tim para maestro,” ujar Ricky merendah saat ditemui di Nusa Dua, Bali, kemarin (5/10).
Selo, yang namanya terinspirasi dari Ki Ageng Selo, leluhur raja-raja Mataram yang dalam babad tanah Jawa dikisahkan pernah menangkap dan menjinakkan petir, lahir cukup dramatis. Ricky mengisahkan, pada 5 Januari 2013, beberapa jam setelah insiden tabrak tebing saat Dahlan Iskan mengendarai Tucuxi, sedan sport listrik karya Danet Suryatama, dirinya dipanggil Dahlan Iskan untuk membahas penyebab kecelakaan.
Ricky yang ketika itu ikut duduk di samping Dahlan saat mengemudikan Tucuxi akhirnya menyanggupi. Berkolaborasi dengan Rudi Purnomo dari Tim Kupu-Kupu Malan Jogja, Selo pun dibangun dari nol. Mulai dari contoh desain menggunakan tanah liat, hingga rancang bangun mesin bertenaga listrik, semua dikerjakan Ricky dan timnya di Jogja. “Ada seratus lebih orang yang terlibat dalam tim kami,” katanya.
Teknokrat muda kelahiran Padang, Sumatra Barat, 11 Januari 1980 ini pun harus berkejaran dengan waktu ketika pada pertengahan Februari 2013, Dahlan Iskan memutuskan untuk menampilkan mobil listrik karya anak bangsa Indonesia di ajang APEC 2013 di Bali pada awal Oktober ini. Dengan segala pertimbangan, Ricky dan Tim Kupu-Kupu Malam menyanggupi membuat 1 sedan sport dan 4 unit multi purpose vehicle (MPV) dengan kelas VIP.
Sedangkan Putra Petir lainnya, Dasep Ahmadi, menyanggupi pembuatan 10 unit bus listrik dan 10 unit MPV listrik sekelas "Toyota Alphard". September lalu, Ricky pun menunaikan janjinya. Selain sedan sport Selo, dia juga berhasil mengembangkan Gendhis, MPV kelas VIP. Kemarin, dari 4 unit Gendhis yang rencananya mejeng di APEC, tiga di antaranya sudah tiba di Bali, sedangkan satu unit lainnya masih dalam perjalanan via laut ke Bali.
Gendhis pun tak kalah mempesona. Orang yang melihat tentu akan dibuat takjub dengan warna bunglonnya. Mobil enam kursi penumpang ini memang menggunakan teknik pengecatan layaknya bunglon. sehingga jika dilihat dari samping berwarna hitam metalik, maka warnanya bisa berubah menjadi hijau atau cokelat jika dilihat dari depan. Interiornya pun sangat mewah.
Selain minibar tempat berbagai macam minum, ada juga televisi layar datar berukuran sekitar 32 inci. Tapi, bintang mobil listrik tetaplah Selo. Tampilan sporty dan warna kuning mencoloknya langsung menarik mata. Tak mengherankan para pengunjung pun berganti-ganti berpose dan berfoto di sampingnya. Bukan hanya warna Indonesia yang mengagumi Selo, beberapa warga asing delegasi APEC juga tampak kagum.
Empat orang bule delegasi APEC yang lewat di depan Bali Collection yang hendak menuju ke mobil penjemput pun menyempatkan untuk mampir dan berfoto di samping Selo. Salah seorang di antaranya berujar “Ooo Dahlan Islam’s car,” katanya. Rekannya pun menimpali “What, Moslem’s car?”. Pertanyaan itupun segera dijawab. ’’Noo, Dahlan Islam, the Minister,’’ katanya yang lantas buru-buru berfoto dan berlari menuju mobil penjemputnya.
Beberapa pengunjung pun tersenyum melihat itu. Di tengah kesibukan agenda APEC, Dahlan Iskan kemarin juga sempat menengok Selo dan Gendhis. Dahlan yang datang menaiki mobil golf pun langsung dikerumuni pengunjung. Setelah melihat-lihat interior Selo, beberapa pengunjung meminta foto bersama Dahlan di samping Selo. “Bagus enggak mobilnya,?” tanya Dahlan.
Pengunjung pun menyahut. “Bagus Pak, keren.” Dahlan yang tampak sumringah lantas berbincang-bincang dengan Ricky dan timnya. Tidak lama kemudian, Dahlan mohon diri karena harus menghadiri agenda-agenda APEC. Para pengunjung lain banyak mengerubung Ricky Elson, melontarkan berbagai pertanyaan tentang mobil-mobil listriknya. Pria yang 14 temuannya tentang motor listrik sudah dipatenkan di Jepang itu pun menjawab satu-satu pertanyaan.
Mulai spesifikasi mesin 135 kilowatt (kw) berkekuatan 180 tenaga kuda, hingga kapasitas mesin Selo yang bisa melaju hingga 220 kilometer per jam. “Saat uji coba di balai uji, rekor laju tercepat yang dicapai adalah 120 (km per jam), sebab kami tidak ingin memacu terlalu kencang,” ujarnya. Pertanyaan yang juga banyak dilontarkan pengunjung adalah berapa harga Selo.
Apa sampai Rp 1,5 miliar seperti yang ditulis beberapa media? Soal ini, Ricky menjawab diplomatis. Menurutnya, penyebutan besarnya dana yang dikeluarkan Dahlan Iskan untuk pengembangan Selo, bisa diartikan salah kaprah untuk sebuah produk prototipe. Dia pun memberi analogi. Ketika seorang ingin makan bakso dan memasak sendiri, maka dia harus membeli peralatan masak, bahan baku, dan memasak beberapa kali sebelum akhirnya bisa membuat bakso yang enak.
“Tentu, biaya itu akan lebih mahal jika dibandingkan kita membeli satu mangkok bakso di warung. Sama dengan Selo, biaya memang banyak dikeluarkan untuk R and D (research and development atau penelitian dan pengembangan, Red), tapi bukan berarti harganya sebanyak itu,” jelasnya. Pengunjung pun manggut-manggut mendengar itu.
Ricky mengakui, banyak masyarakat lebih melihat mobil-mobil listrik karya anak bangsa Indonesia dan membandingkan harganya dengan mobil-mobil yang sudah ada. Padahal, menurut dia, persoalan spesifikasi dan harga mobil listrik harusnya bukan menjadi perhatian utama. “Mestinya, semua melihat ini sebagai usaha anak bangsa untuk menciptakan mobil yang ramah lingkungan dan bisa menjadi kebanggaan Indonesia,” ucapnya.
Dia pun meminta agar seluruh pihak, baik masyarakat, pengusaha, maupun pemerintah, bersama-sama mendukung pengembangan mobil listrik. Totalitas itulah yang bisa mengantarkan Selo, Gendhis, dan mobil-mobil listrik lainnya menuju tahap komersial dan diproduksi massal. Tapi, Ricky bukan tipe orang yang suka mengeluh.
Gaya bicaranya yang bersemangat dan lugas mencerminkan tekadnya untuk terus mengembangkan mobil listrik. Bahkan, kini dia bersama timnya sudah berencana mengembangkan generasi ke-2 Selo. “Jangan melihat mobil listrik semata-mata proyek seorang Dahlan Iskan. Ini proyek bangsa Indonesia, jadi mari kita support bersama-sama,” katanya.(owi/jpnn/che/k1)
Sumber
Spoiler for Foto:

Dan baterai mobil ini pun tidak perlu diimpor lagi, tak seperti Tucuxi dulu.
Quote:
Ricky Senang Tak Harus Impor Baterai Lagi dari China
BOGOR - Salah satu perancang mobil listrik, Ricky Elson ikut senang dengan sukses PT Nippress memproduksi baterai lithium untuk mobil listrik (moblis).
“Ini sangat membantu percepatan proyek mobil listrik,” kata Ricky, saat mendampingi Dahlan Iskan meresmikan produksi baterai lithium PT Nippres di Cileungsi, Bogor, Sabtu (13/7).
Menurut dia, ketersediaan baterai di dalam negeri akan menjadi solusi penting bagi proyek moblis. Pasalnya, baterai adalah 50 persen dari seluruh komponen moblis. “Selama ini kita harus impor dari China,” kata pria Minang yang belajar teknik moblis di Jepang ini.
Apalagi, Ricky mendapat kepastian darI Nippres, bahwa produksi baterai lithium sudah akan siap Juli ini. Dengan kesiapan itu, Ricky pun optimistis pesanan moblis untuk APEC akan bisa selesai sesuai target. Yakni, sebelum Oktober 2013, saat APEC digelar di Bali. (pam/medcen)
Mau tahu siapa tim Kupu-Kupu Malam itu? Ini linknya : Fanpage
Website
Namun, sebenarnya bukan hanya Kupu-Kupu Malam yang jadi tim pengembang moibl listrik ini. Ada juga tim dari Signal Kustom (Bandung) yang pernah sukses menjuarai kompetisi modifikasi Indonesia, Djarum Autoblackthrough 2011, dengan karyanya yang disponsori oleh LIPI, SKEV1.

Quote:
SKEV-1 Mobil Sport Listrik Karya Anak Bangsa
PAMERAN yang digelar bersamaan dengan Hari Teknologi Nasional pada 10 Agustus di Puspitek Serpong ini, salah satunya menampilkan mobil sport listrik SKEV-1 (Signal Kustom Electric Vehicle 1) yang dibuat oleh anak bangsa.
Kendaraan sport listrik ini dibuat atas kerjasama antara coachbuilder Signal Kustom, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan didukung oleh Auto Vision serta Alpine yang masing-masing memasok lampu dan perangkat Audio multimedia.
Kehadiran SKEV-1 merupakan perwakilan salah satu karya teknologi bangsa Indonesia di mana karya ini bisa disejajarkan dengan teknologi buatan bangsa lain. SKEV-1 diharapkan bisa memacu inovasi dan kreatifitas anak bangsa lainnya untuk menjadi pionir teknologi.
Saat Media Indonesia menyoal banyaknya perangkat audio berdaya besar yang diusung SKEV-1, Andre Mulyadi dari Signal Kustom Bandung, menjelaskan bahwa SKEV-1 awalnya diciptakan untuk ikut ajang kontes modifikasi Autoblackthrough 2010.
Oleh karena itu, kendaraan tersebut dibuat seatraktif mungkin lewat kehadiran 4 buah Subwoofer 10 inci, 4 speaker 6 inci berikut tweeter-nya dan 3 unit power plus 7 layar LCD touchscreen yang seluruhnya dipasok oleh PT Multi Mayaka dengan produk Alpine.
Sementara untuk sistem pencahayaan, Andre menyerahkan kepada produk AutoVision. “Cuma AutoVision yang memiliki LED dengan formasi berderet. Dan kami memerlukanny untuk mendukung kesan high-tech yang menjadi tema desain SKEV-1,” jelas Andre.
“Kami juga memanfaatkan produk AutoVision pada headlamp model HID projector dan lampu rem LED. Selain tiga kali lebih terang dan berkesan high-tech, penggunaan lampu LED juga bertujuan mengurangi beban baterai,” ujar Andre di sela-sela pameran, Rabu (10/8).
Menurut Andre SKEV-1 dirancang dan dibangun oleh tim desainer Signal Kustom, mulai dari sasis sistem suspensi hingga bagian bodinya yang terbuat dari perpaduan logam, serat kaca dan serat karbon. “Bisa dibilang 95 persen kita membuatnya sendiri,” ujar Andre.
“Tapi sebagai syarat mengikuti kontes Autoblackthrough, kami harus memiliki basis kendaraan asli yaitu Honda Genio keluaran 1993. Itu bisa dilihat dari sistem transmisinya yang masih menggunakan punya Genio, selebihnya sudah dirombak total,” beber Andre.
Rencana awalnya menggunakan mesin Honda Integra Type-R, namun Andre merasa tidak ada yang baru jika harus menggunakan mesin konvensional. Pasalnya peserta lain pun bisa melakukan hal itu dan Andre pun pergi ke LIPI untuk mengutarakan maksudnya.
Awalnya, Kepala Bidang Peralatan Transportasi di Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI Ir Abdul Hapid yang ditemuinya ketika itu menolak. Namun setelah Andre menjelaskan dan menyodorkan rancangan SKEV-1, Hapid pun bersedia membantu.
Maka jadilah mobil sport yang trinspirasi dari bentuk mobil Formula 1 dan mobil balap ketahanan 24 Jam LeMans ini memiliki sistem penggerak listrik yang pembuatannya digarap oleh tim dari LIPI.
Abdul Hapid mengatakan bahwa SKEV-1 dibekali dengan baterai lithium-ion generasi terbaru dengan kepadatan energi (energy density) yang tinggi. Baterai bertegangan 96 Volt berkapasitas 200 Ah ini hanya butuh 4 jam pengisian agar kembali penuh dari kondisi 30 persen.
Bahkan jika menggunakan sistem pengisian cepat (rapid charger), kendaraan berbobot sekitar 700-800 kg ini hanya butuh 15 hingga 20 menit hingga baterainya penuh terisi.
“Masalahnya untuk membuat perangkat itu membutuhkan biaya dan daya listrik yang besar yaitu sekitar 100 Amper. Jadi saat ini menggunakan sumber kelistrikan rumah 220 volt dengan daya 42 Amper untuk mengisinya,” tutur Hapid.
Dengan motor listrik AC berkekuatan 60 hp, SKEV-1 diperkirakan mampu menempuh jarak 140-150 km sekali isi, namun belum pernah dicoba berapa kecepatan puncaknya. Menurut perkiraan Hapid, SKEV-1 bisa dipacu lebih dari 140 km/jam.
Tampilan kendaraan yang berkesan streamline dan futuristis ini kian sempurna berkat penggunaan ban-ban high performance lansiran Pirelli. Bagian depannya dibekali ukuran 295/30 ZR19 sementara bagian belakangnya memiliki dimensi 355/25 ZR19.
Remnya mengandalkan empat cakram model ventilated & perforated berdiameter lebar yang dijepit oleh caliper piston lansiran Brembo. Dan sebagai kendaraan listrik ia juga memiliki sistem regenerative yang mampu mengembalikan listrik ke baterai saat pengereman dan deselerasi. (OL-07)
Sumber
Sekian dulu trit dari ane, semoga bermanfaat ya


CINTAILAH PRODUK-PRODUK INDONESIA!

Diubah oleh asp-boi 07-10-2013 21:53
0
15.3K
Kutip
74
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan