Aku benci abu-abu karena membuatku menjadi ragu
Kenapa kau harus ragu jika hendak menjadi hitam
Biar aku lenyap dalam pekatmu
Atau kau malu untuk menjadi putih
Putih yang dapat menuntun arahku
Ketahuilah, aku siap untuk keduanya hitam dan putih itu, tapi tidak untuk abu-abu.
Pekanbaru, 26 februari 2012 (dalam keadaan meragu)
Aku telah mempersiapkan puisi ini untuk mu jika;
Abu-abu yang tidak kusukai kau ubah menjadi hitam
Lalu perlahan aku lenyap dalam pekatnya hitam
Tidakkah kau mengerti aku mencintai mu bukan karena paras indahmu
Tapi aku mencintaimu tanpa bisa mengurai alasan mengapa, kenapa.
Tidakkah kau sadar bahwa kau membuat rasa ini mengapung
Jika saja jawabannya sama mengapa aku harus menunggu?
Bila kau hanya mematahkan hatiku kenapa meski datang?
Untuk melihat penderitaanku kah?
37 hari ku tunggu jawabanmu, percayalah itu lebih sakit dari patah hati
Masih pantaskah aku mencintaimu?
Tentu saja karena aku mencintaimu tanpa alasan
Dan jika cintamu bersyarat, katakan saja? Apa?
Agar kau percaya bahwa bukan ambisi yang bicara
Oohh kini aku mengerti bahwa cinta tak sesederhana ini
Dan jika kau enggan untuk kucintai dengan cinta tanpa alasan
Aku mohon izinkan aku untuk mengingat setiap saat bersamamu
Agar ketika kau pergi aku tak pernah sendiri, kenangan itu jadi milikku
Aahhkk tapi tetap saja aku belum puas!!! Kau tak perlu menjawabnya tapi....
Mengapa kau ucapkan rindu jika hanya sembilu???
Mengapa kau katakan bahagia jika itu hanya hampa???
Mengapa kau sebutkan senang jika itu hanya bayang???
Atau mungkin kau sudah lupa dengan apa yang kau lantunkan???
Katakan saja aku sedang egois, menulis ini yang mungkin membuat mu menangis.
pekanbaru, maret 2012