- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[ayo ke semarang] , keindahan masjid agung jawa tengah
TS
agil.nsr
[ayo ke semarang] , keindahan masjid agung jawa tengah
Spoiler for masjid agung jawa tengah:
Keistimewaan Masjid Agung Jawa Tengah.
Luas tanah Masjid Agung Jawa Tengah 10 hektare, luas bangunan induk atau bangunan utama untuk shalat adalah 7.669 m2, bangunan utama terdiri dari dua lantai, lantai satu untuk jama’ah pria, lantai dua untuk jama’ah wanita, kapasitas ruang utama bisa menampung 6.000 jama’ah, di dalam bangunan induk dilengkapi dengan empat buah minaret bagian depan (timur) kanan, kubah utama berbentuk setengah lingkaran dari cor beton dengan garis tengah 20 meter.
Gaya arsitektur masjid, merupakan perpaduan antara jawa, timur tengah (Arab Saudi) dan Yunani. Gaya timur tengah terlihat dari Kubah dan empat minaretnya. Gaya jawa terlihat dari bentuk tajugan di atap di bawah kubah utama. Sedang gaya Yunani terlihat pada 25 pilar-pilar kolasium dipadu dengan kaligrafi Arab yang sangat indah.
Plasa Masjid
Berikutnya memasuki plasa Masjid. Pada plasa ini terdapat banner yang dinamakan Gerbang Al-Qanathir yang artinya “megah dan bernilai”. Tiang pada gerbang Al-Qanathir ini berjumlah 25 buah merupakan simbolisasi 25 Rasul Allah sebagai pembimbing Umat. Pada Banner gerbang ini bertuliskan kalimat Syahadat Rasul, sedangkan pada bidang datar tertulis huruf pegon yang berbunyi “Sucining Guna Gapuraning Gusti”
Plasa Masjid seluas 7.500 m2 ini merupakan perluasan ruang shalat yang dapat menampung kurang lebih 10.000 jama’ah. Dilengkapi dengan enam payung raksasa yang bisa membuka dan menutup secara otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi di Madinah. Konon di dunia hanya ada dua Masjid yang dilengkapi dengan payung elektrik semacam ini. Tiang-tiang payung elektrik masing-masing 20 meter sedangkan bentangan (jari-jari) masing-masing 14 meter.
Mushaf Al-Akbar
Di dalam ruang utama Masjid Agung Jawa Tengah terdapat Al-Qur’an raksasa (Mushaf Al-Akbar) karya santri Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo yang dirikan KH. Muntaha Al-Hafidz), disebut Mushaf Al-Akbar karena ukurannya yang besar yaitu 145 cm x 95 cm.
Bedug Ijo
Di dalam Masjid bagian timur utara terdapat Bedug Raksasa karya KH. Ahmad Shobri, Tinggarjaya, Jatilawang, Purwokerto, Banyumas. Bedug bernama “Bedug Ijo” Mangunsari dibuat pada 20 Sya’ban 1424 H. Panjangnya 310 cm. Garis tengah depan atau belakang 186 cm. Garis tengah bagian tengah 220 cm, keliling depan atau belakang 588 cm. Keliling tengah 683 cm. Jumlah paku 156 buah. Kyai Shobri mengatakan bahwa Dukuh tempat dibuatnya bernama Mangunsari dari bahasa Arab yaitu Maun Syaar yang artinya pertolongan dari kejelekan. Bedug dibuat dari Kayu Waru pilihan dimana orang menganggap pohon tersebut angker, pembuatnya bahkan harus selalu dalam keadaan wudhu dan puasa. Kyai Shobri juga membuat kentongan Ijo yang diletakkan bersebelahan dengan Bedug Ijo.
Di bawah bangunan utama adalah Convention Hall (auditorium) yang mampu menampung 2.000 orang. Sedang bangunan sayap kiri adalah perputakaan yang nantinya di desain menjadi perpustakaan modern “Digital Library” dan Office Space (ruang perkantoran) yang disewakan, di bawah Plasa Masjid adalah tempat parkir yang mampu menampung 680 mobil dan 670 sepeda motor.
Masjid Agung Jawa Tengah juga dilengkapi dengan wisma penginapan GRAHA AGUNG dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas. Para peziarah atau pengunjung yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas tersebut. Wisma ini terletak di bagian Timur utara Masjid.
Menara Al Husna
Alhamdulillah kami bertemu dengan Lila, beliau adalah pemandu yang kami temui di Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah, Lila yang menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan Masjid Agung Jawa Tengah khususnya tentang Menara Al-Husna.
Radio DAIS
Pada hari Sabtu, 23 September 2006, bertepatan dengan Upacara tradisi Dugderan di Masjid Agung Jawa Tengah, Gubernur H. Mardiyanto meresmikan berdirinya “On-Air” Radio Dakwah Islam (DAIS) di frekuensi 107,9 FM. Studio ini terletak di lantai dasar Menara Al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah. Stasiun Radio ini buka jam 08.00 WIB s.d 22.00 WIB.
Teropong Canggih Bosscha
Lantai 19 untuk menara pandang, dilengkapi dengan 5 teropong yang bisa melihat pemandangan Kota Semarang. Pada awal Ramadhan 1427 H, pertama kali dipakai Rukyatul Hilal dari Tim Rukyah Jawa Tengah menggunakan teropong canggih dari Bosca.
Teropong yang digunakan pengunjung untuk melihat pemandangan kota Semarang, kini sedang rusak, kerusakan terjadi karena kesalahan pengunjung memasukkan koin yang tidak sesuai, bahkan ada yang memasukkan kertas.
Cafe Muslim
Pada saat itu, keadaan restoran ramai dengan pengunjung. Kamipun langsung duduk di meja makan yang masih kosong, kemudian salah seorang Petugas Cleaning Service sebut saja namanya Tutik, berusia 24 tahun menghampiri tempat duduk kami untuk membersihkan meja, kami langsung bertanya kepadanya. “Mbak, restoran ini dibuka jam berapa?, “ jam 8 pagi” kata beliau, apa benar retoran ini bisa berputar?. Dia menjawab “maaf Mbak saya tidak tahu”. Kami merasa sedikit kecewa karena ternyata mbak Tutik tidak bisa menjawab pertanyaan dari kami, karena rasa penasaran kami yang belum terobati, akhirnya kami menghampiri kasir di restoran tersebut. Sebut saja namanya Ani, 23 tahun. Kami bertanya : “Mbak, apakah benar restoran ini bisa berputar?. Mbak Ani menjawab : Ya Mbak, bisa, tetapi diputar ketika ada event tertentu saja, atau salah seorang pengunjung bisa meminta untuk di putar dengan membayar uang sebesar Rp 50.000,- selama 45 menit.
Semula kami berpikir, bagaimana keadaan di dalam ruangan bisa berputar?, namun setelah kami berada di dalam restoran, kami mulai memahami bahwa yang di desain dapat berputar hanya di bagian tepi restoran yang juga menjadi penataan tempat duduk bagi para pengunjung, sedangkan di bagian tengah ruangan tersebut di pakai untuk dapur dan tempat kasir. Jumlah kursi yang tersedia di restoran ini sekitar 50 tempat duduk.
Remang-remang dalam Menara
Pencahayaan yang agak remang-remang membuat ruang museum terasa romantis, di dalam kotak kaca ada foto tokoh agama, baik yang sudah wafat maupun masih hidup, beragam kitab kuning, dan relief kayu,. Sebagian barang-barang tersebut, terutama kitab dan sejenis, tampak lusuh tergerus zaman.
Jika ada pengunjung, biasanya satu dua karyawan museum menemani. Mereka tidak memandu pengunjung, melainkan hanya memastikan pengunjung tidak bingung harus kemana setelah puas berkeliling.
Luas tanah Masjid Agung Jawa Tengah 10 hektare, luas bangunan induk atau bangunan utama untuk shalat adalah 7.669 m2, bangunan utama terdiri dari dua lantai, lantai satu untuk jama’ah pria, lantai dua untuk jama’ah wanita, kapasitas ruang utama bisa menampung 6.000 jama’ah, di dalam bangunan induk dilengkapi dengan empat buah minaret bagian depan (timur) kanan, kubah utama berbentuk setengah lingkaran dari cor beton dengan garis tengah 20 meter.
Gaya arsitektur masjid, merupakan perpaduan antara jawa, timur tengah (Arab Saudi) dan Yunani. Gaya timur tengah terlihat dari Kubah dan empat minaretnya. Gaya jawa terlihat dari bentuk tajugan di atap di bawah kubah utama. Sedang gaya Yunani terlihat pada 25 pilar-pilar kolasium dipadu dengan kaligrafi Arab yang sangat indah.
Plasa Masjid
Berikutnya memasuki plasa Masjid. Pada plasa ini terdapat banner yang dinamakan Gerbang Al-Qanathir yang artinya “megah dan bernilai”. Tiang pada gerbang Al-Qanathir ini berjumlah 25 buah merupakan simbolisasi 25 Rasul Allah sebagai pembimbing Umat. Pada Banner gerbang ini bertuliskan kalimat Syahadat Rasul, sedangkan pada bidang datar tertulis huruf pegon yang berbunyi “Sucining Guna Gapuraning Gusti”
Plasa Masjid seluas 7.500 m2 ini merupakan perluasan ruang shalat yang dapat menampung kurang lebih 10.000 jama’ah. Dilengkapi dengan enam payung raksasa yang bisa membuka dan menutup secara otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi di Madinah. Konon di dunia hanya ada dua Masjid yang dilengkapi dengan payung elektrik semacam ini. Tiang-tiang payung elektrik masing-masing 20 meter sedangkan bentangan (jari-jari) masing-masing 14 meter.
Mushaf Al-Akbar
Di dalam ruang utama Masjid Agung Jawa Tengah terdapat Al-Qur’an raksasa (Mushaf Al-Akbar) karya santri Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo yang dirikan KH. Muntaha Al-Hafidz), disebut Mushaf Al-Akbar karena ukurannya yang besar yaitu 145 cm x 95 cm.
Bedug Ijo
Di dalam Masjid bagian timur utara terdapat Bedug Raksasa karya KH. Ahmad Shobri, Tinggarjaya, Jatilawang, Purwokerto, Banyumas. Bedug bernama “Bedug Ijo” Mangunsari dibuat pada 20 Sya’ban 1424 H. Panjangnya 310 cm. Garis tengah depan atau belakang 186 cm. Garis tengah bagian tengah 220 cm, keliling depan atau belakang 588 cm. Keliling tengah 683 cm. Jumlah paku 156 buah. Kyai Shobri mengatakan bahwa Dukuh tempat dibuatnya bernama Mangunsari dari bahasa Arab yaitu Maun Syaar yang artinya pertolongan dari kejelekan. Bedug dibuat dari Kayu Waru pilihan dimana orang menganggap pohon tersebut angker, pembuatnya bahkan harus selalu dalam keadaan wudhu dan puasa. Kyai Shobri juga membuat kentongan Ijo yang diletakkan bersebelahan dengan Bedug Ijo.
Di bawah bangunan utama adalah Convention Hall (auditorium) yang mampu menampung 2.000 orang. Sedang bangunan sayap kiri adalah perputakaan yang nantinya di desain menjadi perpustakaan modern “Digital Library” dan Office Space (ruang perkantoran) yang disewakan, di bawah Plasa Masjid adalah tempat parkir yang mampu menampung 680 mobil dan 670 sepeda motor.
Masjid Agung Jawa Tengah juga dilengkapi dengan wisma penginapan GRAHA AGUNG dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas. Para peziarah atau pengunjung yang ingin bermalam bisa memanfaatkan fasilitas tersebut. Wisma ini terletak di bagian Timur utara Masjid.
Menara Al Husna
Alhamdulillah kami bertemu dengan Lila, beliau adalah pemandu yang kami temui di Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah, Lila yang menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan Masjid Agung Jawa Tengah khususnya tentang Menara Al-Husna.
Radio DAIS
Pada hari Sabtu, 23 September 2006, bertepatan dengan Upacara tradisi Dugderan di Masjid Agung Jawa Tengah, Gubernur H. Mardiyanto meresmikan berdirinya “On-Air” Radio Dakwah Islam (DAIS) di frekuensi 107,9 FM. Studio ini terletak di lantai dasar Menara Al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah. Stasiun Radio ini buka jam 08.00 WIB s.d 22.00 WIB.
Teropong Canggih Bosscha
Lantai 19 untuk menara pandang, dilengkapi dengan 5 teropong yang bisa melihat pemandangan Kota Semarang. Pada awal Ramadhan 1427 H, pertama kali dipakai Rukyatul Hilal dari Tim Rukyah Jawa Tengah menggunakan teropong canggih dari Bosca.
Teropong yang digunakan pengunjung untuk melihat pemandangan kota Semarang, kini sedang rusak, kerusakan terjadi karena kesalahan pengunjung memasukkan koin yang tidak sesuai, bahkan ada yang memasukkan kertas.
Cafe Muslim
Pada saat itu, keadaan restoran ramai dengan pengunjung. Kamipun langsung duduk di meja makan yang masih kosong, kemudian salah seorang Petugas Cleaning Service sebut saja namanya Tutik, berusia 24 tahun menghampiri tempat duduk kami untuk membersihkan meja, kami langsung bertanya kepadanya. “Mbak, restoran ini dibuka jam berapa?, “ jam 8 pagi” kata beliau, apa benar retoran ini bisa berputar?. Dia menjawab “maaf Mbak saya tidak tahu”. Kami merasa sedikit kecewa karena ternyata mbak Tutik tidak bisa menjawab pertanyaan dari kami, karena rasa penasaran kami yang belum terobati, akhirnya kami menghampiri kasir di restoran tersebut. Sebut saja namanya Ani, 23 tahun. Kami bertanya : “Mbak, apakah benar restoran ini bisa berputar?. Mbak Ani menjawab : Ya Mbak, bisa, tetapi diputar ketika ada event tertentu saja, atau salah seorang pengunjung bisa meminta untuk di putar dengan membayar uang sebesar Rp 50.000,- selama 45 menit.
Semula kami berpikir, bagaimana keadaan di dalam ruangan bisa berputar?, namun setelah kami berada di dalam restoran, kami mulai memahami bahwa yang di desain dapat berputar hanya di bagian tepi restoran yang juga menjadi penataan tempat duduk bagi para pengunjung, sedangkan di bagian tengah ruangan tersebut di pakai untuk dapur dan tempat kasir. Jumlah kursi yang tersedia di restoran ini sekitar 50 tempat duduk.
Remang-remang dalam Menara
Pencahayaan yang agak remang-remang membuat ruang museum terasa romantis, di dalam kotak kaca ada foto tokoh agama, baik yang sudah wafat maupun masih hidup, beragam kitab kuning, dan relief kayu,. Sebagian barang-barang tersebut, terutama kitab dan sejenis, tampak lusuh tergerus zaman.
Jika ada pengunjung, biasanya satu dua karyawan museum menemani. Mereka tidak memandu pengunjung, melainkan hanya memastikan pengunjung tidak bingung harus kemana setelah puas berkeliling.
Spoiler for payung elektrik:
konon payung elektrik ini hanya ada 2 di dunia gan . yang satunya di masjid nabawi
masjid nabawi
masjid agung semarang
masjid nabawi
masjid agung semarang
Spoiler for gambar:
gimana gan keren kan
kalo berkenan bagi ane atau bantu . sekian dan terimakasih udah mampir di tread ane gan .
Diubah oleh agil.nsr 04-03-2013 17:14
0
3.7K
Kutip
21
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan