- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Demi Keamanan 3 Anggota FPI, Sidang 10 Oktober 2013 Dipindah dari Kendal ke Semarang
TS
ozombie
Demi Keamanan 3 Anggota FPI, Sidang 10 Oktober 2013 Dipindah dari Kendal ke Semarang
Kasus bentrok Kendal, sidang 3 anggota FPI dipindah ke Semarang
Reporter : Dedi Rahmadi
Minggu, 6 Oktober 2013 20:44:00
Persidangan tujuh tersangka bentrok di Sukorejo, Kabupaten Kendal akan digelar di Semarang. Sidang tujuh tersangka yang terdiri dari tiga anggota FPI dan empat warga Kendal itu dipindahkan dari Kendal ke Semarang atas pertimbangan keamanan.
Kepala Pengadilan Negeri Semarang Gunawan Gusmo mengatakan dokumen kasus itu terbagi dalam lima berkas perkara terpisah. Meski terpisah, kata dia, mereka akan disidang secara bersamaan.
"Mahkamah Agung sudah mengizinkan sidang digelar di Semarang. Sedianya, sidang bentrok yang menewaskan seorang warga itu digelar di Kendal sebagai lokasi terjadinya peristiwa. Namun pertimbangan keamanan dan keselamatan, MA akhirnya mengizinkan sidang digelar di PN Semarang," ujar Gunawan di Semarang seperti dilansir Antara, Minggu (6/10).
Gunawan mengatakan pengadilan negeri telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk pengamanan sidang tersebut.
"Pengamanan tetap jadi prioritas, oleh karena itu kami serahkan ke kepolisian," katanya.
Sidang pertama bentrok massa organisasi kemasyarakatan dengan warga tersebut rencananya pada 10 Oktober 2013.
http://www.merdeka.com/peristiwa/kas...-semarang.html
Anjingnya diamankan ke Semarang.
Reporter : Dedi Rahmadi
Minggu, 6 Oktober 2013 20:44:00
Persidangan tujuh tersangka bentrok di Sukorejo, Kabupaten Kendal akan digelar di Semarang. Sidang tujuh tersangka yang terdiri dari tiga anggota FPI dan empat warga Kendal itu dipindahkan dari Kendal ke Semarang atas pertimbangan keamanan.
Kepala Pengadilan Negeri Semarang Gunawan Gusmo mengatakan dokumen kasus itu terbagi dalam lima berkas perkara terpisah. Meski terpisah, kata dia, mereka akan disidang secara bersamaan.
"Mahkamah Agung sudah mengizinkan sidang digelar di Semarang. Sedianya, sidang bentrok yang menewaskan seorang warga itu digelar di Kendal sebagai lokasi terjadinya peristiwa. Namun pertimbangan keamanan dan keselamatan, MA akhirnya mengizinkan sidang digelar di PN Semarang," ujar Gunawan di Semarang seperti dilansir Antara, Minggu (6/10).
Gunawan mengatakan pengadilan negeri telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk pengamanan sidang tersebut.
"Pengamanan tetap jadi prioritas, oleh karena itu kami serahkan ke kepolisian," katanya.
Sidang pertama bentrok massa organisasi kemasyarakatan dengan warga tersebut rencananya pada 10 Oktober 2013.
http://www.merdeka.com/peristiwa/kas...-semarang.html
Quote:
Original Posted By ozombie►Suami Mendiang Tri Munarti Tolak Santunan FPI
Minggu, 28 Juli 2013 16:19
Starberita-Jakarta, Samsu Eko Yulianto, 50 tahun, suami Tri Munarti, korban meninggal dunia akibat bentrokan antara Front Pembela Islam dengan warga Sukorejo Kendal, Jawa Tengah menyatakan menolak rencana pemberian santunan dari Front Pembela Islam sebagai bantuan biaya pendidikan untuk anak korban.
"Saya tidak bisa menerima santunan itu," kata Yulianto. "Saya tak mau melukai hati masyarakat Sukorejo yang kecewa dengan FPI, khususnya yang menjadi korban".
Sebagai bentuk tali asih, pimpinan FPI pusat akan memberikan santunan Rp 500 ribu tiap bulan hingga anak korban tamat perguruan tinggi. Atas alasan tersebut, kepada pimpinan FPI, guru SD Negeri Tambahrejo, Sukorejo ini meminta maaf tidak bisa menerima santunan, meski sebenarnya keluarganya sangat membutuhkan, terutama untuk pendidikan anaknya, Arif Rahman yang masih duduk di kelas SMA.
Jumat kemarin, Ketua FPI Yogyakarta, Bambang Tedi menjenguk Yulianto di rumahnya, desa Krikil, Pageruyung. Penolakan tersebut juga disampaikan kepada Bambang. Namun Bambang memaksa Yulianto menerima bingkisannya atas nama pribadi sebagai tali silatuttahmi.
Yulianto dan istrinya adalah korban kebrutalan FPI di Sukorejo, 19 Juli lalu. FPI dari Temanggung, Magelang dan Yogyakarta melakukan sweeping di Sukorejo. Aksi tak simpati tersebut mendapat perlawanan warga. Salah satu supir pengendara mobil FPI berusaha melarikan diri, namum menabrak enam warga termasuk anggota polisi yang tengah mengamankan massa. Tri Munarti yang saat itu sedang berboncengan sepeda motor dengan Yulianto, tertabrak dan terseret mobil FPI hingga hampir 100 meter. Munarti meninggal. (ti/YEZ)
http://www.starberita.com/index.php?...nal&Itemid=726
Jumat, 26/07/2013 09:44 WIB
Prahara FPI dan Keluarga Korban Tewas di Kendal
Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) dan keluarga korban tewas insiden di Kendal, Jawa Tengah, sudah bertemu. Permintaan maaf sudah disampaikan Ketum FPI Habib Rizieq dan sudah diterima. Namun ada beberapa hal yang masih menyisakan prahara.
Korban tewas di Kendal itu adalah seorang ibu bernama Tri Munarti. Dia meninggal dunia karena tertabrak mobil Toyota Avanza yang dinaiki rombongan FPI. Mereka sempat dihadang warga, lalu karena panik sang sopir memacu mobilnya hingga menabrak motor yang ditumpangi Tri. Motor tersebut sempat terseret mobil.
Berselang beberapa hari setelah kejadian, suami Tri, Samsu Eko Julianto, bertemu dengan ketum FPI. Di sana, Rizieq menyampaikan beberapa hal, termasuk permintaan maaf dan rencana santunan. Namun tak semua diterima oleh pihak keluarga.
Berikut tiga prahara antara FPI dan keluarga di Kendal:
Permintaan Maaf
Permintaan maaf Rizieq sebagai perwakilan dari FPI kepada keluarga Tri Munarti disampaikan terbuka. Sejumlah orang hadir dalam pertemuan itu, termasuk media.
Menanggapi hal ini, suami almarhumah, Samsu Eko Julianto, mengaku sudah memaafkan FPI secara organisasi. Namun masih ada ganjalan di hatinya. Terutama dari pihak FPI Temanggung.
"Saya bilang begini: Kaitannya bukan dengan Pak Habib, kaitan dengan mereka FPI yang ada di Temanggung, sampai sekarang mereka belum ada yang datang ke saya," kata Samsu.
Pihak FPI Jawa Tengah juga sudah menyampaikan permintaan maaf. "Dari perorangan Temanggung aja yang belum," imbuhnya.
Santunan Beasiswa
Dalam siaran pers yang dikirim ke detikcom, Rabu (24/7), ketum FPI Rizieq Shihab menyampaikan niat untuk memberi beasiswa pada dua putera Tri Munarti hingga sarjana. Biaya yang akan mereka gelontorkan Rp 500 ribu per bulan. Pemberian bakal dilakukan mulai bulan Juli.
Namun ternyata, pihak keluarga menolaknya. Setelah berembuk, mereka menilai bantuan itu lebih baik disalurkan bagi orang lain yang membutuhkan.
"Lebih baik jangan. Alasannya biar bisa dimanfaatkan Pak Habib untuk dipergunakan oleh yang lain," kata Samsu.
Menurut Samsu, penolakan ini sudah disampaikan ke pihak FPI melalui perwakilannya di Jawa Tengah. Namun mereka tetap berusaha meyakinkan Samsu dan keluarga agar menerima bantuan tersebut.
"Niatnya memang baik, saya menghargai. Tapi mungkin ada yang lebih memerlukan," tegasnya.
"Ini sudah jadi keputusan keluarga untuk menolak," sambungnya.
Proses Hukum
Meski sudah memaafkan FPI secara organisasi, keluarga Tri Munarti tetap berharap sopir penabrak diproses hukum. Bila perlu, Samsu, suami Tri meminta agar si pelaku dijerat dengan hukuman berlapis.
"Soalnya itu sudah niat membuat huru-hara. Ada sebab maka bisa terjadi demikian," tegasnya.
Soni, sopir mobil FPI, kini sudah menjadi tersangka. Dia dijerat dengan pasal kelalaian lalu lintas.
[url]http://news.detik..com/read/2013/07/26/094433/2315054/10/prahara-fpi-dan-keluarga-korban-tewas-di-kendal[/url]
Sopir mobil FPI yg tidak diakui sebagai anggota FPI.

Suami Dipenjara, Istri Anggota FPI Penabrak Warga Menangis
Slamet Priyatin
Sabtu, 20 Juli 2013 | 22:19 WIB
KENDAL,KOMPAS.com - Erni Kusrini (38), istri Soni Haryanto, tersangka penabrak warga hingga meninggal dunia dalam bentrok FPI dan warga di Kendal, langsung menangis saat bertemu dengan suaminya di ruang tahanan Polres Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (20/7) sore. Saat menjenguk suaminya, Erni membawa putrinya, Cantika Putri Sonya (9).
Sementara Soni terlihat tabah. Ia meminta agar istri dan anaknya jangan bersedih. Setelah itu, ia mencium istri dan anaknya yang masih terisak tersebut.
Pada kesempatan itu, Erni yang ditemui Kompas.com mengaku dirinya tidak tahu kalau suaminya berangkat di Sukorejo. Sebab izinnya hanya akan mendatangi pengajian akbar, dan suaminya hanya disuruh mengemudikan mobil.
Erni mengakui suaminya adalah anggota FPI yang tidak aktif. Suaminya berkumpul dengan anggota FPI hanya dalam acara pengajian. Sedangkan untuk yang kegiatan lainnya tidak pernah ikut.
“Saya bersama keluarga, pulang ke Muntilan Kabupaten Magelang ini pada tahun 2000-an. Lalu suami saya bertemu kembali dengan beberapa teman sekolahnya yang menjadi anggota FPI,” ceritanya.
Erni mengaku baru tahu suaminya berada di tahanan karena menabrak orang dari salah seorang anggota FPI yang Kamis (18/7/2013) malam menemuinya. Menurutnya, anggota FPI itu memberitahukan kalau suaminya dipenjara. Setelah mendengar kabar tersebut, Erni mengaku tidak bisa tidur. Lalu paginya setelah subuh, ia mengumpulkan 3 anaknya dan memberi tahu kalau ayahnya berada dalam penjara.
“Anak saya yang besar sudah kelas 3 SMP, sedangkan yang kedua kelas 3 SD, dan terakhir masih balita," akunya.
Erni menjelaskan, setelah diberitahu tentang keberadaan ayahnya, anak pertama dan keduanya langsung menangis. Mereka seperti tidak mau terima dengan keadaan tersebut. Namun setelah diberi penjelasan, akhirnya mereka bisa menerimanya.
“Saya berharap semuanya bisa selesai dan suami saya bisa pulang bersama keluarga,” harapnya.
http://regional.kompas.com/read/2013...Warga.Menangis
Jangan percaya berita hoax di situs teroris.
Minggu, 28 Juli 2013 16:19
Starberita-Jakarta, Samsu Eko Yulianto, 50 tahun, suami Tri Munarti, korban meninggal dunia akibat bentrokan antara Front Pembela Islam dengan warga Sukorejo Kendal, Jawa Tengah menyatakan menolak rencana pemberian santunan dari Front Pembela Islam sebagai bantuan biaya pendidikan untuk anak korban.
"Saya tidak bisa menerima santunan itu," kata Yulianto. "Saya tak mau melukai hati masyarakat Sukorejo yang kecewa dengan FPI, khususnya yang menjadi korban".
Sebagai bentuk tali asih, pimpinan FPI pusat akan memberikan santunan Rp 500 ribu tiap bulan hingga anak korban tamat perguruan tinggi. Atas alasan tersebut, kepada pimpinan FPI, guru SD Negeri Tambahrejo, Sukorejo ini meminta maaf tidak bisa menerima santunan, meski sebenarnya keluarganya sangat membutuhkan, terutama untuk pendidikan anaknya, Arif Rahman yang masih duduk di kelas SMA.
Jumat kemarin, Ketua FPI Yogyakarta, Bambang Tedi menjenguk Yulianto di rumahnya, desa Krikil, Pageruyung. Penolakan tersebut juga disampaikan kepada Bambang. Namun Bambang memaksa Yulianto menerima bingkisannya atas nama pribadi sebagai tali silatuttahmi.
Yulianto dan istrinya adalah korban kebrutalan FPI di Sukorejo, 19 Juli lalu. FPI dari Temanggung, Magelang dan Yogyakarta melakukan sweeping di Sukorejo. Aksi tak simpati tersebut mendapat perlawanan warga. Salah satu supir pengendara mobil FPI berusaha melarikan diri, namum menabrak enam warga termasuk anggota polisi yang tengah mengamankan massa. Tri Munarti yang saat itu sedang berboncengan sepeda motor dengan Yulianto, tertabrak dan terseret mobil FPI hingga hampir 100 meter. Munarti meninggal. (ti/YEZ)
http://www.starberita.com/index.php?...nal&Itemid=726
Jumat, 26/07/2013 09:44 WIB
Prahara FPI dan Keluarga Korban Tewas di Kendal
Rachmadin Ismail - detikNews

Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) dan keluarga korban tewas insiden di Kendal, Jawa Tengah, sudah bertemu. Permintaan maaf sudah disampaikan Ketum FPI Habib Rizieq dan sudah diterima. Namun ada beberapa hal yang masih menyisakan prahara.
Korban tewas di Kendal itu adalah seorang ibu bernama Tri Munarti. Dia meninggal dunia karena tertabrak mobil Toyota Avanza yang dinaiki rombongan FPI. Mereka sempat dihadang warga, lalu karena panik sang sopir memacu mobilnya hingga menabrak motor yang ditumpangi Tri. Motor tersebut sempat terseret mobil.
Berselang beberapa hari setelah kejadian, suami Tri, Samsu Eko Julianto, bertemu dengan ketum FPI. Di sana, Rizieq menyampaikan beberapa hal, termasuk permintaan maaf dan rencana santunan. Namun tak semua diterima oleh pihak keluarga.
Berikut tiga prahara antara FPI dan keluarga di Kendal:
Permintaan Maaf
Permintaan maaf Rizieq sebagai perwakilan dari FPI kepada keluarga Tri Munarti disampaikan terbuka. Sejumlah orang hadir dalam pertemuan itu, termasuk media.
Menanggapi hal ini, suami almarhumah, Samsu Eko Julianto, mengaku sudah memaafkan FPI secara organisasi. Namun masih ada ganjalan di hatinya. Terutama dari pihak FPI Temanggung.
"Saya bilang begini: Kaitannya bukan dengan Pak Habib, kaitan dengan mereka FPI yang ada di Temanggung, sampai sekarang mereka belum ada yang datang ke saya," kata Samsu.
Pihak FPI Jawa Tengah juga sudah menyampaikan permintaan maaf. "Dari perorangan Temanggung aja yang belum," imbuhnya.
Santunan Beasiswa
Dalam siaran pers yang dikirim ke detikcom, Rabu (24/7), ketum FPI Rizieq Shihab menyampaikan niat untuk memberi beasiswa pada dua putera Tri Munarti hingga sarjana. Biaya yang akan mereka gelontorkan Rp 500 ribu per bulan. Pemberian bakal dilakukan mulai bulan Juli.
Namun ternyata, pihak keluarga menolaknya. Setelah berembuk, mereka menilai bantuan itu lebih baik disalurkan bagi orang lain yang membutuhkan.
"Lebih baik jangan. Alasannya biar bisa dimanfaatkan Pak Habib untuk dipergunakan oleh yang lain," kata Samsu.
Menurut Samsu, penolakan ini sudah disampaikan ke pihak FPI melalui perwakilannya di Jawa Tengah. Namun mereka tetap berusaha meyakinkan Samsu dan keluarga agar menerima bantuan tersebut.
"Niatnya memang baik, saya menghargai. Tapi mungkin ada yang lebih memerlukan," tegasnya.
"Ini sudah jadi keputusan keluarga untuk menolak," sambungnya.
Proses Hukum
Meski sudah memaafkan FPI secara organisasi, keluarga Tri Munarti tetap berharap sopir penabrak diproses hukum. Bila perlu, Samsu, suami Tri meminta agar si pelaku dijerat dengan hukuman berlapis.
"Soalnya itu sudah niat membuat huru-hara. Ada sebab maka bisa terjadi demikian," tegasnya.
Soni, sopir mobil FPI, kini sudah menjadi tersangka. Dia dijerat dengan pasal kelalaian lalu lintas.
[url]http://news.detik..com/read/2013/07/26/094433/2315054/10/prahara-fpi-dan-keluarga-korban-tewas-di-kendal[/url]
Sopir mobil FPI yg tidak diakui sebagai anggota FPI.


Suami Dipenjara, Istri Anggota FPI Penabrak Warga Menangis
Slamet Priyatin
Sabtu, 20 Juli 2013 | 22:19 WIB
KENDAL,KOMPAS.com - Erni Kusrini (38), istri Soni Haryanto, tersangka penabrak warga hingga meninggal dunia dalam bentrok FPI dan warga di Kendal, langsung menangis saat bertemu dengan suaminya di ruang tahanan Polres Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (20/7) sore. Saat menjenguk suaminya, Erni membawa putrinya, Cantika Putri Sonya (9).
Sementara Soni terlihat tabah. Ia meminta agar istri dan anaknya jangan bersedih. Setelah itu, ia mencium istri dan anaknya yang masih terisak tersebut.
Pada kesempatan itu, Erni yang ditemui Kompas.com mengaku dirinya tidak tahu kalau suaminya berangkat di Sukorejo. Sebab izinnya hanya akan mendatangi pengajian akbar, dan suaminya hanya disuruh mengemudikan mobil.
Erni mengakui suaminya adalah anggota FPI yang tidak aktif. Suaminya berkumpul dengan anggota FPI hanya dalam acara pengajian. Sedangkan untuk yang kegiatan lainnya tidak pernah ikut.
“Saya bersama keluarga, pulang ke Muntilan Kabupaten Magelang ini pada tahun 2000-an. Lalu suami saya bertemu kembali dengan beberapa teman sekolahnya yang menjadi anggota FPI,” ceritanya.
Erni mengaku baru tahu suaminya berada di tahanan karena menabrak orang dari salah seorang anggota FPI yang Kamis (18/7/2013) malam menemuinya. Menurutnya, anggota FPI itu memberitahukan kalau suaminya dipenjara. Setelah mendengar kabar tersebut, Erni mengaku tidak bisa tidur. Lalu paginya setelah subuh, ia mengumpulkan 3 anaknya dan memberi tahu kalau ayahnya berada dalam penjara.
“Anak saya yang besar sudah kelas 3 SMP, sedangkan yang kedua kelas 3 SD, dan terakhir masih balita," akunya.
Erni menjelaskan, setelah diberitahu tentang keberadaan ayahnya, anak pertama dan keduanya langsung menangis. Mereka seperti tidak mau terima dengan keadaan tersebut. Namun setelah diberi penjelasan, akhirnya mereka bisa menerimanya.
“Saya berharap semuanya bisa selesai dan suami saya bisa pulang bersama keluarga,” harapnya.
http://regional.kompas.com/read/2013...Warga.Menangis
Jangan percaya berita hoax di situs teroris.

Quote:
Original Posted By yisrael►
[AWAS FANSBOY TERGUNCANG] Tolak Bantuan FPI, Julianto Mau Dibantu Pihak Lain
Written by Anto Sidharta
Wed,31 July 2013 | 12:11
KBR68H, Jakarta - Uang bukan segalanya bagi Samsu Eko Julianto, suami Tri Munarti, korban tewas akibat insiden tabrakan maut yang melibatkan ormas FPI di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, 18 Juli lalu. Ia menelaah betul asal-usul pemberi bantuan untuknya setelah ia ditinggal mati istrinya.
Setelah pekan lalu (24/7) menolak pemberian beasiswa Rp 500 ribu per bulan untuk kedua anaknya dari Ketua Umum FPI Rizieq Shihab, ia ini bersedia menerima bantuan dari pihak lain. Malah ia menerima dengan senang hati.
“Tanggapan Pak Julianto sangat positif. Bahkan beliau bilang merasa sangat terharu dan merasa malah merepotkan kita-kita yang membuat kegiatan ini,” jelas Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Nong Darol Mahmada ketika dihubungi PortalKBR68H.
Ia mengaku sengaja menelpon Julianto untuk menghindari adanya salah paham dalam kegiatan pemberian bantuan ini.
Lantas bagaimana mekanisme pengumpulan dan pemberian bantuan? Nong menjelaskan, ia telah membuka rekening BCA untuk pengumpulan dana untuk putra-putri Julianto.
“Inilah nomor rekeningnya: 5405057309 atas nama Nong Darol Mahmada. Rekening ini hanya diperuntukkan buat anak-anak Pak Julianto, dan bila dananya udah terkumpul rekening ini akan diserahkan kepada putra putrinya langsung,” jelas Nong.
Rabu (31/7) pagi ini, rekening sudah mulai bisa dipergunakan. “Sudah ada yang transfer tapi belum dicek nominalnya,” ungkap Nong.
Jumlah rekening bantuan, kata dia, akan di update setiap dua hari sekali melalui jejaring sosial.
Kerja Sama dengan Gusdurian
Nong sadar pengumpulan dana publik seorang diri sangat riskan. Untuk itu ia mengajak kerja sama pihak lain untuk mengawasinya yakni penggagas kegiatan ini yakni Lies Marcoes dan Koordinator Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid. Kata dia, sumbangan dari para pengagum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Gusdurian akan dimasukkan ke dalam rekening itu.
Sementara, soal target bantuan, menurut Nong mencapai Rp 300 juta. “Itu sesuai dengan keinginan Mbak Lies Marcoes, karena ini buat dana pendidikan,” jelas Nong. Namun, ia pribadi mengaku tidak mempermasalahkan jika dana tidak mencapai target. Dana tetap akan disalurkan ke Julianto.
“Dana akan diserahkan usai Lebaran,” tambah Nong.
Ia berharap dana yang terkumpul bisa membantu biaya pendidikan dua anak Julianto yang kini menjadi mahasiswa D3 Kebidanan dan siswa SMU.
Komen TS: bukan nominal yang dipermasalahkan disini, tapi tanggung jawab moril
[AWAS FANSBOY TERGUNCANG] Tolak Bantuan FPI, Julianto Mau Dibantu Pihak Lain
Written by Anto Sidharta
Wed,31 July 2013 | 12:11
KBR68H, Jakarta - Uang bukan segalanya bagi Samsu Eko Julianto, suami Tri Munarti, korban tewas akibat insiden tabrakan maut yang melibatkan ormas FPI di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, 18 Juli lalu. Ia menelaah betul asal-usul pemberi bantuan untuknya setelah ia ditinggal mati istrinya.
Setelah pekan lalu (24/7) menolak pemberian beasiswa Rp 500 ribu per bulan untuk kedua anaknya dari Ketua Umum FPI Rizieq Shihab, ia ini bersedia menerima bantuan dari pihak lain. Malah ia menerima dengan senang hati.
“Tanggapan Pak Julianto sangat positif. Bahkan beliau bilang merasa sangat terharu dan merasa malah merepotkan kita-kita yang membuat kegiatan ini,” jelas Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Nong Darol Mahmada ketika dihubungi PortalKBR68H.
Ia mengaku sengaja menelpon Julianto untuk menghindari adanya salah paham dalam kegiatan pemberian bantuan ini.
Lantas bagaimana mekanisme pengumpulan dan pemberian bantuan? Nong menjelaskan, ia telah membuka rekening BCA untuk pengumpulan dana untuk putra-putri Julianto.
“Inilah nomor rekeningnya: 5405057309 atas nama Nong Darol Mahmada. Rekening ini hanya diperuntukkan buat anak-anak Pak Julianto, dan bila dananya udah terkumpul rekening ini akan diserahkan kepada putra putrinya langsung,” jelas Nong.
Rabu (31/7) pagi ini, rekening sudah mulai bisa dipergunakan. “Sudah ada yang transfer tapi belum dicek nominalnya,” ungkap Nong.
Jumlah rekening bantuan, kata dia, akan di update setiap dua hari sekali melalui jejaring sosial.
Kerja Sama dengan Gusdurian
Nong sadar pengumpulan dana publik seorang diri sangat riskan. Untuk itu ia mengajak kerja sama pihak lain untuk mengawasinya yakni penggagas kegiatan ini yakni Lies Marcoes dan Koordinator Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid. Kata dia, sumbangan dari para pengagum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Gusdurian akan dimasukkan ke dalam rekening itu.
Sementara, soal target bantuan, menurut Nong mencapai Rp 300 juta. “Itu sesuai dengan keinginan Mbak Lies Marcoes, karena ini buat dana pendidikan,” jelas Nong. Namun, ia pribadi mengaku tidak mempermasalahkan jika dana tidak mencapai target. Dana tetap akan disalurkan ke Julianto.
“Dana akan diserahkan usai Lebaran,” tambah Nong.
Ia berharap dana yang terkumpul bisa membantu biaya pendidikan dua anak Julianto yang kini menjadi mahasiswa D3 Kebidanan dan siswa SMU.
Spoiler for yang pasti bukan dari arr*hmah dan v*a:
http://www.portalkbr.com/berita/nasional/2871375_4202.html
Komen TS: bukan nominal yang dipermasalahkan disini, tapi tanggung jawab moril

Anjingnya diamankan ke Semarang.

0
2.5K
Kutip
32
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan