- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mohon Dukungan dan Doa Agan - Anak Yatim Piatu - Adopsi - Regulasi


TS
dito_oni
Mohon Dukungan dan Doa Agan - Anak Yatim Piatu - Adopsi - Regulasi
sebelumnya maaf jika thread ini salah kamar atau kurang tepat.
tujuan saya membuat thread ini untuk memohon dukungan dan doa dari agan2 sekalian dalam permasalahan yang sedang keluarga kami hadapi sekarang.
Saat ini ada permasalahan yang sedang keluarga kami hadapi..yaitu keluarga kami sedang ingin mengadopsi seorang anak tetapi terganjal oleh peraturan yang menurut kami tidak relevan untuk diterapkan ke kami..
******************************************************************************************************************

Namaku Dzaky, adalah nama yang telah diberikan untukku oleh keluarga baruku..sebelumnya aku tidak tahu dari mana asalku pastinya, aku juga tidak tahu kenapa ayah ibu kandungku tidak merawat aku.
Yang aku tahu hanyalah aku ditemukan oleh seorang ibu yang mungkin kaget melihat seorang anak bayi berumur 1 satu bulan di tempat sampah dekat terminal bis di jakarta timur. Karena saat itu aku dalam keadaan tidak sehat, kurus, badanku kuning dan suhu tubuhku tinggi, sehingga ibu-ibu yang menemukanku langsung membawaku ke rumah sakit terdekat untuk ditangani, setelah tubuhku sedikit lebih baik, aku dibawa ke kantor polisi untuk diproses dan mencari tahu orangtua kandungku..Namun tidak seorang pun yang mengakui aku sebagai anak, sungguh malang nasibku..
Hari demi hari pun berlalu, lagi - lagi badanku menunjukan gejala tidak sehat, aku harus dilarikan lagi ke rumah sakit, tepatnya Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Kita di daerah Jakarta Barat. Di sini aku dirawat oleh dokter dan suster yang baik selama berhari - hari, dan keadaanku pun membaik, tetapi badanku masih tetap kurus kerempeng, dan kurang bertenaga.
Karena pasien seumuranku banyak sekali di sini dan tidak ada lagi tempat tersisa untukku, akhirnya aku dipisah ke sebuah ruangan kecil agar tidak menyatu dengan anak - anak lucu lainnya yang sedang sakit.
Di ruangan baruku, aku hanya sendiri ditemani barang - barang milik rumah sakit, dan sering kali aku menangis karena kelaparan dan tidak ada yang menjengukku, hanya suster yang ingat kepadaku dan beberapa dokter yang kasihan melihat diriku tidak berdaya di ruangan ini..itu adalah konsekuensi dari ruanganku yang terpisah dan karena tidak ada yang membayar tagihan untukku, ya, aku hidup hanya dari belas kasihan para dokter - suster di sini..umurku baru dua bulan, tetapi berat sekali cobaan hidup yang telah aku alami..
Hari berganti hari, tidak seorang pun yang mencariku, aku masih terbaring di tempat tidurku sendiri, tanpa teman. Aku masih beruntung, setiap hari ada seorang dokter perempuan yang selalu meluangkan waktunya untuk menjengukku, hanya sekedar memberi popok, susu, atau bercanda denganku. Bahkan beliau sering datang malam-malam setelah jam praktek hanya untuk melihat keadaanku..Beliau sangat senang dengan anak-anak, mungkin karena memang seorang dokter anak..hehe.
Akhirnya..pada suatu malam aku pindaaah, aku sudah tidak lagi sendirian di kamar rumah sakit, sekarang aku pindah ke rumah yang cukup besar. Ternyata yang membawaku adalah dokter perempuan yang setiap hari menjengukku..beliau tidak tega mendengar tangisanku setiap malam, dan juga khawatir karena badanku sangat kurus saat itu. Sekarang aku tidur diantara sepasang bapak ibu, meraka adalah sepasang dokter anak dan psikolog, jadi mereka sangat peduli dengan pertumbuhanku baik secara fisik maupun mental, keberuntunganku mulai membaik..hehe..
Setelah beberapa minggu aku dirawat oleh keluarga baruku, ternyata ada seorang dokter lain yang sempat menjengukku beberapa kali, beliau menawarkan kepada temannya untuk mengadopsiku, karena temannya masih belum memiliki keturunan diumur 40an.
Aduuuuh, calon orangtua angkatku itu sepertinya sibuk sekali, keluarga baruku takut melepasku ke calon orang tua angkatku, karena aku pun hanya dijenguk paling sering 1x seminggu, rata - rata 2 minggu sekali aku baru dijenguknya..bisa dibayangkan jika aku jatuh ke tangan mereka, jangan - jangan nanti aku jadi anak "pembantu"..
Hhhhh, untung aku tidak jadi angkat oleh mereka, sekarang aku masih di rumah baruku, badanku sudah tidak kurus lagi, orang tua baruku ini sangat menyayangiku, seolah-olah aku jadi anak keluarga besar, dua generasi yang merawatku..
Mereka adalah sepasang psikolog dan dokter anak yang memiliki dua keturunan, anak pertamanya berumur 24 tahun dan anak keduanya 23 tahun, kini meraka telah mandiri sekarang, mereka lulus dari perguruan tinggi terbaik di Jogja dan Bandung. Mudah - mudahan aku bisa lebih baik dari kedua kakakku jika aku diangkat oleh orangtua baruku. Hanya saja kedua orangtua baruku masih bingung, karena proses adopsiku terbelit regulasi.
Negara ini menetapkan regulasi, tidak boleh mengadopsi jika sudah memiliki dua orang anak, dengan alasan keluarga berencana..keluargaku juga bingung, sebenarnya apa tujuan dari KB? apakah hanya mengincar jumlah kepala saja, atau menumbuhkan generasi yang berkualitas dengan sumber daya (materi, knowledge, skill, dll) yang ada dari orang tuanya..
Padahal, kedua kakak angkatku sudah mandiri, kedua orang tua baruku punya banyak waktu luang untuk menemani pertumbuhanku..aku sering diajak berpergian, wajahku selalu menunjukan senyuman tanda aku sangat senang, banyak sekali stimulus yang mereka berikan untuk pertumbuhanku.
******************************************************************************************************************
...??? ada apa ini..??? besok hari aku harus dipindahkan ke panti sosial, karena aku sudah "diproses" oleh kepolisian, dan statusku saat ini adalah anak negara, yaitu anak yang tidak diketahui bapak - ibunya dan harus ditempatkan di panti sosial. Oooohh tidaakk..mimpi burukku dimulai, keberuntunganku menipis lagi..aku harus dipindahkan ke panti sosial..
Perjalanan yang jauh (40 menit berkendara jika tidak macet) memaksa frekuensi kedatangan orangtua baruku hanya dua hari sekali ke panti sosial, kasihan beliau, kadang menangis sendiri saat terbayang wajahku..
******************************************************************************************************************
"Papa..mama..kenapa aku di sini, kenapa aku tidak tidur bersamamu lagi..??" pesan itulah yang ditangkap oleh kedua orang tua baruku saat memandangi mataku di panti sosial, sambil menangis bapak baruku berkata "nanti kita pulang yaa, nanti papa cari jalan keluarnya, jangan sedih yaa, kamu anak yang kuat.." Kalimat itu langsung memecahkan kesunyian di ruang panti sosial tempat aku tinggal saat ini, air mata bapak ibuku dan pacar kakakku yang pada saat itu ikut menjengukku tidak tertahan lagi, aku sangat merasakan kasih sayang yang tulus dari mereka, sayang sekali negara ini hanyalah boneka, aturan yang berkuasa.
Orangtua baruku sudah mencari jalan keluar, dari negosiasi ke panti, bertemu dengan Kak Seto (kebetulan beliau teman dari bapak baruku), sampai mengirim surat ke kementrian yang belum ada balasan sampai saat ini. Kak Seto pun sangat mendukung orangtua baruku, dan sampai - sampai beliau menjamin dirinya agar pihak panti sosial dapat menyerahkan pengasuhan kepada orangtua baruku..tetapi, lagi - lagi, negara boneka..
Agan - agan, walaupun aku belum tahu kaskus itu apa..mohon doa dari agan - agan semua agar kementrian dapat melunak dengan aturan dan membuat pengecualian dalam hal ini, supaya aku bisa berkumpul dengan keluarga baruku yang sangat mencintai dan menyayangiku..
salam,
Dzaky
******************************************************************************************************************
Agan - agan, jika sudah membaca cerita di atas, mohon dukungan agan - agan sekalian ya..saya hanya meminta doa, karena saya dan keluarga yakin apa yang kami lakukan adalah hal baik, dan kadang hal baik tidak berjalan dengan baik..
*kasus seperti di atas ini tidak hanya terjadi sekali - dua kali, banyak kasus seperti ini yang terganjal oleh regulasi, dimana regulasi itu sendiri mungkin tadinya dibuat untuk membatasi resource/sumber daya (keluarga) agar tidak "kualahan" dalam membesarkan anak, misalnya :
pembatasan dua anak sudah cukup karena dinilai jika lebih dari itu akan kualahan orangtuanya.
Hal seperti itu saya rasa perlu adanya eksepsi atau pengecualian yang dinilai oleh lembaga perlindungan anak agar anak yang akan diadopsi mendapatkan kehidupan lebih baik, karena di panti sosial sangat tidak baik menurut saya pribadi, seperti satu box tempat tidur bayi, diisi tiga anak, satu orang pengasuh menangani enam orang anak (bayangkan jika enam anak menangis sekaligus, bagaimana cara menenangkannya? di panti, caranya adalah MEMBIARKANNYA!)
Sekali lagi, mohon doa agan sekalian ya..semakin lama Dzaky dititipkan di panti, semakin terlambat stimulus yang harusnya diberikan kepadanya dimasa periode emas (golden period) dalam hidupnya ini.
Terima kasih
tujuan saya membuat thread ini untuk memohon dukungan dan doa dari agan2 sekalian dalam permasalahan yang sedang keluarga kami hadapi sekarang.
Saat ini ada permasalahan yang sedang keluarga kami hadapi..yaitu keluarga kami sedang ingin mengadopsi seorang anak tetapi terganjal oleh peraturan yang menurut kami tidak relevan untuk diterapkan ke kami..
******************************************************************************************************************


Namaku Dzaky, adalah nama yang telah diberikan untukku oleh keluarga baruku..sebelumnya aku tidak tahu dari mana asalku pastinya, aku juga tidak tahu kenapa ayah ibu kandungku tidak merawat aku.
Yang aku tahu hanyalah aku ditemukan oleh seorang ibu yang mungkin kaget melihat seorang anak bayi berumur 1 satu bulan di tempat sampah dekat terminal bis di jakarta timur. Karena saat itu aku dalam keadaan tidak sehat, kurus, badanku kuning dan suhu tubuhku tinggi, sehingga ibu-ibu yang menemukanku langsung membawaku ke rumah sakit terdekat untuk ditangani, setelah tubuhku sedikit lebih baik, aku dibawa ke kantor polisi untuk diproses dan mencari tahu orangtua kandungku..Namun tidak seorang pun yang mengakui aku sebagai anak, sungguh malang nasibku..
Hari demi hari pun berlalu, lagi - lagi badanku menunjukan gejala tidak sehat, aku harus dilarikan lagi ke rumah sakit, tepatnya Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Kita di daerah Jakarta Barat. Di sini aku dirawat oleh dokter dan suster yang baik selama berhari - hari, dan keadaanku pun membaik, tetapi badanku masih tetap kurus kerempeng, dan kurang bertenaga.
Karena pasien seumuranku banyak sekali di sini dan tidak ada lagi tempat tersisa untukku, akhirnya aku dipisah ke sebuah ruangan kecil agar tidak menyatu dengan anak - anak lucu lainnya yang sedang sakit.
Di ruangan baruku, aku hanya sendiri ditemani barang - barang milik rumah sakit, dan sering kali aku menangis karena kelaparan dan tidak ada yang menjengukku, hanya suster yang ingat kepadaku dan beberapa dokter yang kasihan melihat diriku tidak berdaya di ruangan ini..itu adalah konsekuensi dari ruanganku yang terpisah dan karena tidak ada yang membayar tagihan untukku, ya, aku hidup hanya dari belas kasihan para dokter - suster di sini..umurku baru dua bulan, tetapi berat sekali cobaan hidup yang telah aku alami..
Hari berganti hari, tidak seorang pun yang mencariku, aku masih terbaring di tempat tidurku sendiri, tanpa teman. Aku masih beruntung, setiap hari ada seorang dokter perempuan yang selalu meluangkan waktunya untuk menjengukku, hanya sekedar memberi popok, susu, atau bercanda denganku. Bahkan beliau sering datang malam-malam setelah jam praktek hanya untuk melihat keadaanku..Beliau sangat senang dengan anak-anak, mungkin karena memang seorang dokter anak..hehe.
Akhirnya..pada suatu malam aku pindaaah, aku sudah tidak lagi sendirian di kamar rumah sakit, sekarang aku pindah ke rumah yang cukup besar. Ternyata yang membawaku adalah dokter perempuan yang setiap hari menjengukku..beliau tidak tega mendengar tangisanku setiap malam, dan juga khawatir karena badanku sangat kurus saat itu. Sekarang aku tidur diantara sepasang bapak ibu, meraka adalah sepasang dokter anak dan psikolog, jadi mereka sangat peduli dengan pertumbuhanku baik secara fisik maupun mental, keberuntunganku mulai membaik..hehe..
Setelah beberapa minggu aku dirawat oleh keluarga baruku, ternyata ada seorang dokter lain yang sempat menjengukku beberapa kali, beliau menawarkan kepada temannya untuk mengadopsiku, karena temannya masih belum memiliki keturunan diumur 40an.
Aduuuuh, calon orangtua angkatku itu sepertinya sibuk sekali, keluarga baruku takut melepasku ke calon orang tua angkatku, karena aku pun hanya dijenguk paling sering 1x seminggu, rata - rata 2 minggu sekali aku baru dijenguknya..bisa dibayangkan jika aku jatuh ke tangan mereka, jangan - jangan nanti aku jadi anak "pembantu"..
Hhhhh, untung aku tidak jadi angkat oleh mereka, sekarang aku masih di rumah baruku, badanku sudah tidak kurus lagi, orang tua baruku ini sangat menyayangiku, seolah-olah aku jadi anak keluarga besar, dua generasi yang merawatku..
Mereka adalah sepasang psikolog dan dokter anak yang memiliki dua keturunan, anak pertamanya berumur 24 tahun dan anak keduanya 23 tahun, kini meraka telah mandiri sekarang, mereka lulus dari perguruan tinggi terbaik di Jogja dan Bandung. Mudah - mudahan aku bisa lebih baik dari kedua kakakku jika aku diangkat oleh orangtua baruku. Hanya saja kedua orangtua baruku masih bingung, karena proses adopsiku terbelit regulasi.
Negara ini menetapkan regulasi, tidak boleh mengadopsi jika sudah memiliki dua orang anak, dengan alasan keluarga berencana..keluargaku juga bingung, sebenarnya apa tujuan dari KB? apakah hanya mengincar jumlah kepala saja, atau menumbuhkan generasi yang berkualitas dengan sumber daya (materi, knowledge, skill, dll) yang ada dari orang tuanya..
Padahal, kedua kakak angkatku sudah mandiri, kedua orang tua baruku punya banyak waktu luang untuk menemani pertumbuhanku..aku sering diajak berpergian, wajahku selalu menunjukan senyuman tanda aku sangat senang, banyak sekali stimulus yang mereka berikan untuk pertumbuhanku.
******************************************************************************************************************
...??? ada apa ini..??? besok hari aku harus dipindahkan ke panti sosial, karena aku sudah "diproses" oleh kepolisian, dan statusku saat ini adalah anak negara, yaitu anak yang tidak diketahui bapak - ibunya dan harus ditempatkan di panti sosial. Oooohh tidaakk..mimpi burukku dimulai, keberuntunganku menipis lagi..aku harus dipindahkan ke panti sosial..
Perjalanan yang jauh (40 menit berkendara jika tidak macet) memaksa frekuensi kedatangan orangtua baruku hanya dua hari sekali ke panti sosial, kasihan beliau, kadang menangis sendiri saat terbayang wajahku..
******************************************************************************************************************
"Papa..mama..kenapa aku di sini, kenapa aku tidak tidur bersamamu lagi..??" pesan itulah yang ditangkap oleh kedua orang tua baruku saat memandangi mataku di panti sosial, sambil menangis bapak baruku berkata "nanti kita pulang yaa, nanti papa cari jalan keluarnya, jangan sedih yaa, kamu anak yang kuat.." Kalimat itu langsung memecahkan kesunyian di ruang panti sosial tempat aku tinggal saat ini, air mata bapak ibuku dan pacar kakakku yang pada saat itu ikut menjengukku tidak tertahan lagi, aku sangat merasakan kasih sayang yang tulus dari mereka, sayang sekali negara ini hanyalah boneka, aturan yang berkuasa.
Orangtua baruku sudah mencari jalan keluar, dari negosiasi ke panti, bertemu dengan Kak Seto (kebetulan beliau teman dari bapak baruku), sampai mengirim surat ke kementrian yang belum ada balasan sampai saat ini. Kak Seto pun sangat mendukung orangtua baruku, dan sampai - sampai beliau menjamin dirinya agar pihak panti sosial dapat menyerahkan pengasuhan kepada orangtua baruku..tetapi, lagi - lagi, negara boneka..
Agan - agan, walaupun aku belum tahu kaskus itu apa..mohon doa dari agan - agan semua agar kementrian dapat melunak dengan aturan dan membuat pengecualian dalam hal ini, supaya aku bisa berkumpul dengan keluarga baruku yang sangat mencintai dan menyayangiku..
salam,
Dzaky
******************************************************************************************************************
Agan - agan, jika sudah membaca cerita di atas, mohon dukungan agan - agan sekalian ya..saya hanya meminta doa, karena saya dan keluarga yakin apa yang kami lakukan adalah hal baik, dan kadang hal baik tidak berjalan dengan baik..
*kasus seperti di atas ini tidak hanya terjadi sekali - dua kali, banyak kasus seperti ini yang terganjal oleh regulasi, dimana regulasi itu sendiri mungkin tadinya dibuat untuk membatasi resource/sumber daya (keluarga) agar tidak "kualahan" dalam membesarkan anak, misalnya :
pembatasan dua anak sudah cukup karena dinilai jika lebih dari itu akan kualahan orangtuanya.
Hal seperti itu saya rasa perlu adanya eksepsi atau pengecualian yang dinilai oleh lembaga perlindungan anak agar anak yang akan diadopsi mendapatkan kehidupan lebih baik, karena di panti sosial sangat tidak baik menurut saya pribadi, seperti satu box tempat tidur bayi, diisi tiga anak, satu orang pengasuh menangani enam orang anak (bayangkan jika enam anak menangis sekaligus, bagaimana cara menenangkannya? di panti, caranya adalah MEMBIARKANNYA!)
Sekali lagi, mohon doa agan sekalian ya..semakin lama Dzaky dititipkan di panti, semakin terlambat stimulus yang harusnya diberikan kepadanya dimasa periode emas (golden period) dalam hidupnya ini.
Terima kasih






tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
11.1K
18


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan