Band2 Pensi Yang Harus Nongol Lagi Buat nge Bantai Rezim Boyband & Band Major Label
TS
zalkovacic27
Band2 Pensi Yang Harus Nongol Lagi Buat nge Bantai Rezim Boyband & Band Major Label
Di awali dengan,,,
Spoiler for Show:
Wah ada tambahan cendol lg nih dr agan gabresta sm 1 lg ga ada namanya,,thanks brat ya gan
Misi agan & Aganwati,,,
Liat perkembangan musik2 indonesa skrang ane liat gak semenarik dulu ya gan,,,bnyak yg udah nge bahas musik2 indo thn 90 an atw 80 an,,,& hampir jd HT smua krena emang bnyak masterpiece yg lahir di tahun2 ntu,,
Tp skrang mah,,musik d penuhin boyband & girlband yg ga penting (klo ane blg sih),klo girlband luar wlaupun ga ngerti lagu nya,,ane ttep setia nnton nya krna bening2,,
trus monopoli band2 yg itu2 aja kaya si ONAH eh NOAH, Ungu, atw yg band2 yg kemayu eh maksudnya ke melayuan.
Jd kurang greget & Variasi di kuping ane dnger nya ..
Ane pngen nya band2 kaya yg di bwah ini balik lg atw yg msh ada muncul ke permukaan lg,,dlu nya mreka di mulai dari Pensi2 ank skolah atw kampus gt,,trus lama2 nongol di TV & lumayan jd trendsetter wktu itu..
sbagian ada yg anggota nya kluar,,jd ane harap mreka gabung lagi & nendang smua musik2 yg ngotorin kuping kaya skarang
Langsung aja nih Band2 nya..
Spoiler for CLUBEIGHTIES:
Clubeighties Berawal pada 1998 di acara tahunan kampus IKJ adalah cikal bakal Club Eighties terbentuk. Kala itu, Desta (Deddy Mahendra Desta) dan Henry 'Batman' Foundation sepakat membentuk band dengan aliran musik 80-an yang masih jarang saat itu. Mereka pun mengajak Vincent (Vincent Ryan Rompies), Lembu (Lembu Wiworo Djati) serta Yton(Sukma Perdana Manaf). Sedangkan Cliff (Cliffton Jesse Rompies) masih berstatus sebagai soundman, belum termasuk player.
Setahun berselang, kesempatan masuk ke dunia rekaman pun menghampiri grup ini. Sekitar pada 1999, Universal Music menawarkan untuk merilis album perdana. Sayangnya, salah satu pendiri, Batman, mengundurkan diri. Posisi ini pun lantas diberikan kepada Cliff. Mereka pun sepakat menggunakan nama Club Eighties.
Akhir tahun 2000, Club Eighties dengan personel Lembu pada vokal, Vincent pada bass, Cliff di bass, Yton pada keyboard dan Desta pada drum merilis single perdana, Gejolak Kawula Muda yang terdapat di albumDISCOGRAPHY. Single yang kental dengan musik era 80-an, terbukti mampu diterima masyarakat. Sejak saat itu, nama Club Eighties semakin dikenal.
Ingin mengulang sukses album perdana, pada 2003 Club Eighties meluncurkan album kedua dengan titel 1982, dengan hit single Sebatas Khayal dan Gita Cinta. Pada 2005, kembali Lembu dkk merilis album ketiga dengan judulSUMMER 83. Hit single pada album ketiga ini adalah Si Om dan Dari Hati.
Selang dua tahun kemudian, pada 2007 album keempat kembali dirilis, SUMMER MOVED ON. Di album ini terdapat beberapa lagu yang telah dirilis di album sebelumnya namun dengan aransemen yang berbeda.
Dua tahun Club Eighties vakum dari dunia musik karena kesibukan masing-masing personelnya, dan di penghujung 2009, mereka memberi kejutan dengan lahirnya album kelima, 80 KEMBALI. Lembu dkk masih setia dengan musik era 80-an ini menjagokan single Tak Mungkin yang terinspirasi dari kekerasan terhadap perempuan. Di album kelima ini, Club Eighties secara resmi telah berpindah dari sebelumnya di Warner Music Indonesia ke Triplepop.
Kalo si Vincent & Desta balik lg trus mreka nongol lg,,beh pasti mantap tuh
Spoiler for The Upstairs:
The Upstairs dibentuk pada bulan Oktober 2001 di Jakarta oleh Jimi Multhazam (vokalis) dan Kubil Idris (gitar) dengan pengaruh musikal dari band-band new wave seperti A Flock Of Seagulls, Devo, Depeche Mode, hingga Joy Division. Menyusul bergabung beberapa bulan kemudian, seorang drummer band metal bernama Beni Adhiantoro dan belakangan bassist Alfi Chaniago. Kebetulan kesemuanya adalah mahasiswa Institut Kesenian Jakarta. Awal 2002 The Upstairs merilis ep bertitel Antahberantah secara do-it-yourself dalam format kaset dan CD yang ludes 300 keping dalam waktu singkat. Ini dilanjutkan dengan serangkaian live performances mereka di Jakarta, Bandung dan Jogjakarta.
Selain karena ciri musikal mereka yang danceable, lirik-lirik lagu yang implisit dan jenial, The Upstairs juga terkenal karena kharisma frontman mereka, Jimi Multhazam yang eksentrik dan pandai bersilat kata jika sedang manggung. Uniknya, style musik yang diusung The Upstairs ini telah jauh lebih dulu muncul sebelum ledakan global new wave revivalist yang dipopulerkan band-band seperti Franz Ferdinand, The Killers, The Bravery, Kaiser Chiefs, Bloc Party dan sebagainya. Pendeknya, The Upstairs memang bukan band yang mengekor trend musik global, mereka justru ikut membidaninya. Sebuah hal yang cukup langka di tanah air ini.
Setelah melalui serangkaian reformasi dalam line-up, kini formasi tersolid The Upstairs adalah Jimi Multhazam (vocals), Kubil Idris (guitar), Beni Adhiantoro (drums), Alfi Chaniago (bass & keyboards), Elta Emmanuella (keyboards & synths) dan Dian Maryana (backing vocal).
The Upstairs merilis debut CD mereka yang bertitel Matraman di bawah independen label Sirkus Rekord pada tanggal 14 Februari 2004. Tepat di malam Valentine tersebut mereka menggelar pula record release party di BBs Bar, Menteng, Jakarta. Acara pesta rilis album itu kemudian tercatat sebagai gig paling ramai yang pernah diselenggarakan di bar sempit namun legendaris tersebut. 100 keping CD Matraman pun ludes dalam hitungan dua jam saja di acara tersebut.
Sebulan kemudian The Upstairs merilis video musik singel pertama mereka Apakah Aku Berada Di Mars atau Mereka Mengundang Orang Mars yang disutradarai The Jadugar (Sutradara Terbaik MTV Indonesia Awards 2003) di MTV Indonesia. Singel ini juga menerima heavy rotation airplay dan sempat menduduki posisi teratas di berbagai charts stasiun radio di pulau Jawa selama beberapa minggu. Begitu pula halnya dengan singel kedua Matraman yang rilis dua bulan kemudian.
Dua singel tersebut menjadi indie hits dan mengakibatkan album Matraman diburu banyak orang. Sayangnya, keterbatasan distribusi indie label membuat album ini sulit didapatkan di pasaran. Untuk menanggulangi permintaan yang meninggi, bulan Agustus 2004 album Matraman dirilis dalam format kaset dengan distribusi nasional via label RNB. Album debut yang menuai banyak pujian dari kritikus lokal ini kemudian oleh majalah MTV Trax ditetapkan sebagai salah satu The Best Indie Album 2004. Majalah HAI di akhir tahun 2004 bahkan memilih The Upstairs sebagai The Best Indie Band 2004.
Seiring dengan demam Matraman di Jakarta, The Upstairs pun makin sering tampil di berbagai pentas seni (pensi) yang digelar SMA-SMA di Jabotabek bersama artis-artis papan atas Indonesia. Nyatanya, semua panggung Pensi SMA bergengsi di Jakarta telah dijelajahi oleh band ini. Akibatnya, Februari 2005 Majalah HAI kemudian memilih The Upstairs sebagai salah satu Band Raja Pensi 2005. Sebuah konser tunggal The Upstairs yang digelar 9 Januari 2005 di De Basic Bar, Jakarta juga menuai sukses besar. 500 tiketnya sold-out hanya dalam waktu 2 jam saja. Fan base The Upstairs pun kian berkembang dan bertambah banyak setiap harinya.
Maret 2005 The Upstairs diminta oleh FFWD Records untuk berpartisipasi di album soundtrack film Catatan Akhir Sekolah bersama Mocca, Seringai, Pure Saturday dan sebagainya. Di album ini The Upstairs menyumbangkan singel terbaru mereka yang berjudul Gadis Gangster. Teramat padatnya jadwal tur konser ke Surabaya, Malang, Jogjakarta, Semarang dan kota-kota lainnya di Jawa mengakibatkan proses penggarapan album baru The Upstairs tersendat-sendat.
Hampir sebagian besar waktu The Upstairs di tahun 2005 dihabiskan di atas panggung. Bermaksud melangkah ke level selanjutnya, The Upstairs menyebarkan demo empat lagu baru mereka ke berbagai label rekaman terkemuka Indonesia untuk membuka kemungkinan bekerjasama. Gayung bersambut, seorang sohib lama yang kemudian bekerja sebagai A&R Warner Music Indonesia, Agus Sasongko, menawarkan kontrak eksklusif bagi The Upstairs.
Akhirnya, pada 19 September 2005 The Upstairs resmi teken kontrak satu album dengan major label Warner Music Indonesia. Proses rekaman album terbaru telah dilakukan sejak Desember 2005 hingga Februari 2006 di Studio Aluna, Kemang yang dimiliki komposer tenar Erwin Gutawa. Proses mixing sendiri dilakukan di Studio A System dengan sound engineer maestro musik elektronik, Andy Ayunir dan mastering oleh Hok Laij di Musica Studio. Album ini rilis Maret 2006.
Keyboardist Elta Emanuella pada tanggal 7 Oktober 2007 secara resmi mengundurkan diri dari band karena ingin melanjutkan studinya di luar negeri. Akhirnya setelah lebih dari setahun menjadi lima sekawan, THE UPSTAIRS pada akhir November 2008 memutuskan untuk melantik additional keyboardist Adink Permana sebagai personel keenam mereka. Mantan gitaris Klarinet sekaligus pianis Tantrum ini mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Elta Emanuella.
Adink pertama kali membantu pementasan The Upstairs pada bulan November 2007 di sebuah program televisi nasional bertajuk “Let’s Dance.” Masih di bulan yang sama Adink juga ikut membantu proses rekaman 12 lagu baru di album penuh ketiga The Upstairs yang bertitel Magnet! Magnet! di dE Studio, Jakarta.
Setelah bergabungnya seorang keyboardist tetap ke dalam band akhirnya line-up The Upstairs selengkapnya sekarang terdiri dari Jimi Multhazam [vocal], Andre Kubil Idris [gitar], Beni Adhiantoro [drums], Alfi Chaniago [bass & synth], Dian Maryana [backing vocal] dan Adink Permana [keyboardist]. Akhir Maret 2009 The Upstairs merilis album penuh terbaru mereka sejak 2006 yang bertitel "Magnet! Magnet!" di bawah label Magnet Music/Demajors.
Video nya :
Spoiler for White Shoes & The Couple Company:
White Shoes & The Couples Company
White Shoes & The Couples Company adalah sebuah band kecil yang sedikit dipengaruhi oleh semangat akustik para musisi classic jazz di tahun 30-an. Dengan classic strings arrangement yang dibubuhi sedikit retro disco, easy listening accoustic ballads & sedikit sentuhan nada dari keyboard mainan anak-anak keluaran akhir 70-an.
Spoiler for Sajama Cut:
Sajama Cut, sebuah band Indie-Rock dari Jakarta yang terdiri dari Marcel Thee, Mario Leman, Aldy Waani, Andry Ruay, dan Budi Marchukunda.
KARIR
Nama Sajama Cut mulai dikenal sejak dirilsnya single mereka, Less Afraid sebagai soundtrack film JANJI JONI.
Pada awal September 2005, Sajama Cut merilis album kedua mereka THE OSAKA JOURNALS di bawah label Universal Music Indonesia. Mereka adalah artis lokal Universal Music Indonesia yang pertama.
Rekaman berisi sebelas lagu ini mengedepankan Fallen Japanese, yang mewakili musik Sajama Cut secara keseluruhan, sebagai single pertamanya. THE OSAKA JOURNALS dirilis dalam bentuk Enhanced CD dan MC (kaset).
Lagu Fallen Japanese sering diputar oleh radio-radio di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan kota-kota lain di Indonesia seperti MTV on Sky, Ardan FM, OZ Fm, Vista FM, Hard Rock, dan Prambors FM.
Fallen Japanese dan Less Afraid yang menjadi salah satu lagu yang paling sering diminta dan menduduki posisi tertinggi chart MTV JAMU dan Prambors Nubuzz di Jakarta dan radio-radio lainnya.
Video klip untuk Fallen Japanese seperti halnya video klip pertama Sajama Cut untuk Less Afraid, juga menjadi salah satu high rotation video di MTV Global, O-Channel, dan TV-TV lokal lainnya.
Awal Agustus 2006, Sajama Cut turut serta mengisi soundtrack untuk sebuah film indie lokal berjudul FOTO, KOTAK, JENDELA. Dalam film tersebut, Sajama Cut melantunkan versi demo dari 4 lagu baru mereka
Spoiler for The Brandals:
Band yang bergerak di jalur indie ini resmi dibentuk pada tahun 2003 walaupun sebelumnya band ini telah lahir pada tahun 2001 di Jakarta dengan nama The Motives. The Brandals digawangi oleh 5 pemuda cerdas nan berandal. Mereka adalah Rully Anash (drummer), Mochammad Bayu Indrasoewarman (gitaris), Tonny Dwi Setiaji (rhythm gitar), Dodi Widyono (bassist), dan yang terakhir adalah Eka Anash yang didaulat menjadi vokalis. Eka Anash adalah saudara kandung dari personel lainnya yaitu Rully Anash.
Musik The Brandals kebanyakan merupakan pengaruh dari band - band old skull seperti The Rolling Stones, The Clash, The Who, bahkan seorang Jimi Hendrix pun juga mempengaruhi proses bermusik mereka.
Spoiler for Pure Saturday:
Pure Saturday, Band berbakat asal kota kembang Bandung. Resminya berdiri pada tahun 1994. Awalnya sih Pure Saturday (PS) terbentuk karena iseng-iseng saja. Mereka ngeband kalo lagi ngga ada kegiatan dan sekalian nunggu hasil UMPTN. Tempat kumpul dan latihan biasanya di rumah Suar, di gudang rumah. Gudang bekas pabrik gitar disulap jadi tempat latihan band dan proses pembuatan lagu-lagu.
Dari keisengan itu pula mereka mencoba membuat lagu dan ternyata satu sama lain menemukan kecocokan. Yah… iseng-iseng berhadiah lah… Lalu dibuatlah kesepakatan untuk ngeband secara serius dan mulai mencari kegiatan musik yang diselenggarakan di Bandung. Tapi waktu itu (tahun 1992) namanya masih Tambal Ban bukan Pure Saturday. Akhirnya nama “Tambal Ban” diganti, soalnya terlalu pasaran dan ngga jelas artinya. Apalagi mau ikutan Festival Musik Unplugged (Tahun 1994), harus punya nama yang keren dong.
Akhirnya terpilihlah nama “Pure Saturday” yang tercetus secara spontan. Nama ini diambil karena hari Sabtu merupakan hari latihan, sejak pagi hingga menjelang subuh. Jadi maksudnya hari Sabtu itu benar-benar merupakan hari kerja buat mereka. Disamping itu, untuk mengisi kekosongan waktu anak-anak PS yang saat itu masih pada jomblo, maka dari pada bengong berhayal yang tidak-tidak mendingan ngeband. Begitulah motto hidup mereka.
Percaya diri mulai tumbuh dan berkembang dan bersemi pada tubuh PS dan mulai membuat komposisi-komposisi musik yang akhirnya cukup kuat untuk sebuah album perdana. Akhirnya Pure Saturday mencoba hadir di blantika musik Indonesia. Mereka banyak mendapat pengaruh dari grup-grup asal Inggris seperti The Cure, Ride, My Bloody Valentine, Wonder Stuff dan lain-lain.
sumber
Sbenernya masih bnyak musisi & Band yg laen Kaya Mocca, The S.I.G.I.T , SORE, Netral, dll dah,, yg harus nya muncul lg ke permukaan biar musik indonesa ber variasi kaya dlu lagi,,,
setuju ga gan??
yg setuju,,,Komeng nya dong!!
Sukur2 di kasih
Apalg klo
Salam KASKUSER...!!!
UPDATE GAN..!!!
Sebener nya musisi2 yg ane sebutin di atas yah kaya ane blg sblom nya, mungkin ada yg masih eksis tp ttep d jalur indie atau di OFF AIR aja,,
kan bkn lbh bagus klo mreka d munculin ke permukaan kaya awal tahun 2000 smpe pertengahan tahun 2000 an,,
Toh waktu ntu d mulai dari radio, trus ke pensi2, smpe sesekali msuk di tv, ya trnyata fans mreka bnyak bgt gan,,produser klo ngorbitin mreka jg ga bkal rugi2 bgt koq krena fans2 mreka bkal loyal untuk nnton live mreka atw beli album mreka (mdah2 an sih he2)...
Ini ane update lg sesuai permintaan agan2,,,
Berhubung Character terbatas ane ga pake description lg yak, gan...
Spoiler for MOCCA:
Spoiler for THE S.I.G.I.T:
Spoiler for SERINGAI:
Spoiler for NAIF:
Spoiler for THE ADAMS:
Spoiler for EFEK RUMAH KACA:
Spoiler for MALIQ & D'Essential:
Spoiler for SUPERGLAD:
beberapa dari mereka emang masih aktif di off air atau jalur indie label,,tp bkal lbh enak klo musik mreka lbh banyak di denger,, kan untuk itu mereka menciptakan lagu & karya yah untuk di denger,,,tul ga gan?