Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

behom82Avatar border
TS
behom82
10000 orang nganggur!!tahu kah kenapa banyak perusahaan di Jakarta pindah ke Kamboja?

Masalah relokasi pabrik di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cakung, Jakarta ke negara lain memang masih terjadi silang pendapat antara pengusaha, pemerintah, dan buruh.

Namun bagi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Tesktil Indonesia (API) Ade Sudrajat, fenomena itu sudah menjadi kenyataan. Setidaknya 3 perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) di KBN Cakung yang merelokasi usahanya ke Kamboja.

Alasannya, beban Upah Minimum Provinsi (UMP) yang besar di Jakarta menjadi faktor pemicu relokasi 3 perusahaan tersebut.

"Mereka sudah relokasi dari Cakung ke Kamboja," kata Ade saat ditemui di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta (6/9/2013).

Perusahaan yang merelokasi usahanya tersebut, lanjut Ade memiliki rata-rata tenaga kerja berjumlah 3.000 orang, karena termasuk dalam sektor industri padat karya.

"Upah di Kamboja US$ 75, sedangkan Jabodetabek berapa, US$ 200. Jelas saja daya saing mereka meningkat," katanya.

Selain soal upan, Ade mengatakan, pemicu kepindahan perusahaan-perusahaan tersebut karena keberpihakan pemerintah dalam menetapkan kebijakan pajak yang memberatkan pengusaha. Padahal, di Vietnam, Kamboja atau Myanmar, pemerintah menetapkan kebijakan pajak yang meringankan pengusaha.

"Perusahaan di luar kawasan berikat yang jumlhanya 700 perusahaan. Per 1 januari harus membayar PPN secara penuh, hanya sebagian saja perusahaan yang sanggup menjadi kawasan berikat," katanya.

Dikatakan Ade, relokasi yang dilakukan satu paket dengan pemutusan hubungan kerja dengan krayawan yang lama. Namun, keseluruhannya diberikan pesangon seperti yang diharuskan.

Dampak dari adanya penutupan operasional pabrik tersebut, Kadin DKI Jakarta mencatat 10.000 karyawan di KBN Cakung telah dirumahkan. Kadin berharap agar ada penataan sistem pemetaan gaji agar pengusaha tidak diberatkan dengan kenaikan UMP yang terjadi setiap tahun.

"Kita mencatat sampai saat ini sudah 10.000 karyawan yang dirumahkan. Kadin terus mengantisipasi kalau kenaikan UMP 2014 terjadi kembali dengan besaran UMP yang tidak terlalu bersahabat maka penutupan operasional pabrik terus tinggi. Kenaikan UMP di DKI Jakarta saja tahun 2011-2012 hanya 28% naik lagi 2013 44%. Semua yang kena dampaknya biasanya perusahaan garmen dan tekstil itu termasuk padat karya," jelasnya.

Spoiler for sumber:
0
7.5K
92
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan