Perselingkuhan sering disebut sebagai biang keladi utama penyebab perceraian pasangan. Namun ternyata penelitian menemukan hal berbeda. Bukan selingkuh yang jadi penyebab utama suami-istri cerai. Lantas apa?

Dalam penelitian yang dilakukan Co-operative Legal Service, pasangan masa kini bercerai karena perbedaan prinsip dan perilaku atau tindakan yang tidak beralasan. Alasan yang membuat pasangan memilih pisah itu semakin meningkat 40 tahun belakangan.

Lembaga hukum tersebut mengungkapkan hasil di atas, setelah mereka membandingkan penyebab perceraian di tahun 70-an, 80-an, 90-an dan 2000 serta masa-masa sekarang ini. Setidaknya peneliti melihat lebih dari 5 juta kasus perceraian di Inggris.

Seperti dikutip The Guardian, dari riset tersebut ditemukan pada tahun 70-an, 29% pasangan mengakhiri pernikahan karena perselingkuhan. Sementara pasangan sekarang ini hanya 15% yang bercerai karena masalah sama.

Riset menemukan juga, pada tahun 70-an, hanya ada 28% pasangan cerai karena perbedaan prinsip dan tindakan yang tak beralasan. Dan di zaman sekarang, jumlah pasangan yang cerai karena masalah sama meningkat menjadi 47%.

Contoh perbedaan prinsip dan perilaku tidak beralasan yang diungkapkan pasangan pada pengacara mereka cukup bervariasi. Di antaranya, suami yang kurang gaul membuat istrinya merasa bersalah ketika sang istri ingin pergi bersama teman-teman wanitanya, ada juga istri yang mengambil semua uang suami, kemudian membakarnya.

Penelitian yang dilakukan firma hukum di London itu juga mengungkapkan, pasangan paling banyak cerai karena perselingkuhan pada tahun 80-an. Pada masa itu, hampir satu dari tiga pasangan berpisah karena ketidaksetiaan. Pada dekade yang sama ditemukan juga, hampir satu dari lima perceraian disebabkan oleh perselingkuhan suami.