Maskapai Garuda Indonesia belum lama ini memboyong
pesawat baru dari Kanada. Bombardier CRJ 1000 Nextgen
ini dipilih oleh GI untuk beroperasional didalam negeri
dengan rute jarak pendek ( density flight ). Awal
pengadaan pesawat ini adalah saat ajang Singapore
Airshow 2012 Februari lalu. Saat itu GI melaksanakan
penandatanganan untuk pengadaan 18 pesawat (serta
option 18 pesawat) jenis CRJ 1000 NextGen dengan
Bombardier Aerospace dari Kanada.
Pesawat dengan 13.630 tenaga kuda itu didatangkan oleh
GI nantinya akan melayani penerbangan dari Makassar ke
beberapa kota di wilayah Indonesia Timur diantaranya rute
Makassar – Ternate, Makassar – Mataram, Makassar –
Kendari, Makassar – Surabaya, dan Surabaya – Denpasar.
Selanjutnya, pesawat tersebut juga akan melakukan
penerbangan dengan rute kota – kota potensial lainnya
dari Medan, Balikpapan dan Surabaya. Hingga akhir tahun
ini Garuda Indonesia akan menerima lima pesawat, sisanya
tujuh pesawat akan diterima pada tahun 2013, dan enam
pesawat lainnya akan tiba pada tahun 2014 dan tahun
2015.
Turut hadir pada inaugural flight tersebut antara lain
Menteri Perhubungan RI, EE Mangindaan, Duta Besar
Kanada untuk RI Mackenzie Clugston, Wakil Menteri
Perhubungan Bambang Susantono, Wakil Menteri BUMN
RI, Mahmudin Yasin, Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Herry Bhakti S. Gumay dan Direktur Utama Garuda
Indonesia Emirsyah Satar. Pengoperasian pesawat
Bombardier CRJ1000 NextGen ini merupakan bagian dari
program Quantum Leap 2011 – 2015. Khususnya
pengembangan armada dan network yang saat ini terus
dilaksanakan Garuda. Melalui program Quantum Leap,
pada tahun 2015 nanti Garuda akan mengoperasikan
sebanyak 194 pesawat dari saat ini 94 pesawat.
Diproyeksikan ada sebanyak 45.4 juta penumpang dari
jumlah saat ini 17,1 juta penumpang. Sedangkan
peningkatan frekuensi penerbangan menjadi 1100 frekuensi
per hari dari sekitar 350 frekuensi penerbangan per hari
saat ini.
Inaugural Flight berjalan dengan sempurna. Bukan hanya
karena dinakhodai pilot andal Garuda, Haryan Taka, dan
pilot asal Bombardier Aircraft asal Kanada, James
Makinen. Tapi juga karena spesifikasi pesawat yang lebih
dinamis. Pesawat yang mampu terbang dengan kecepatan
maksimum 646 mil per jam itu adalah satu dari lima unit
pesawat jenis CRJ1000 NextGen Garuda Indonesia, yang
akan dioperasikan di Bandara Sultan Hasanuddin. Bandara
ini mendapat jatah lima unit, dari 18 pesawat CRJ1000
NextGen yang telah dipesan Garuda Indonesia. Bandara
Makassar sengaja dipilih untuk penerbangan pertama,
karena menjadi satu dari lima Bandara terbesar di
Indonesia. CRJ1000 bukanlah pesawat yang besar.
Kapasitasnya hanya 96 kursi, dengan dual seat, atau
empat jejer kursi dalam satu baris.
Kapasitas terbangnya hanya untuk regional, atau
maksimal dua jam terbang. Namun, pesawat ini diklaim
lebih ramah lingkungan, dan lebih hemat bahan bakar
sampai 30 persen dibandingkan pesawat sekelasnya. Dia
menambahkan, Garuda melakukan penandatanganan
kontrak pembelian 18 pesawat CRJ1000 dari Bombardier
Aerospace, perusahaan pembuat pesawat asal Kanada,
bulan Februari lalu. Selain membeli 18 pesawat, kata dia,
Garuda juga telah memilih “opsi” menambah 18 pesawat
lagi, sehingga, maskapai penerbangan pelat merah tersebut
akan memiliki 36 pesawat CRJ1000. Satu pesawat
CRJ1000, dibanderol dengan harga sekitar 20 hingga 25
juta US$. CRJ1000 ini juga akan menggantikan pesawat
jenis Boeing N737-500. CRJ1000 bukanlah pesawat yang
besar.
Kapasitasnya hanya 96 kursi, dengan dual seat, atau
empat jejer kursi dalam satu baris. Kapasitas terbangnya
hanya untuk regional, atau maksimal dua jam terbang.
Namun, pesawat ini diklaim lebih ramah lingkungan, dan
lebih hemat bahan bakar sampai 30 persen dibandingkan
pesawat sekelasnya. Selain lima pesawat CRJ1000
tersebut, secara keseluruhan di tahun 2012 Garuda akan
menerima 20 pesawat baru terdiri dari 4 boeing
737-800NG, dua unit Airbush A330-200, dan 9 pesawat
Airbush A320 untuk Citilink.

Pesawat CRJ 1000 pada saat upacara water salute di Lanud Hassanudin Makassar