- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]


TS
bayantulla
ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]
PROLOGUE
Banyak dari kita mungkin asing atau sama sekali tak mengenal nama ESTO, bahkan masyarakat muda salatiga kini mungkin mengenal Po.Safari atau yang lainnya sebagai icon Bis di Salatiga. Padahal siapa sangka ESTO atau Eerste Salatigasche Transport Onderneeming lebih dari 80 tahun beroperasi sebagai PO (Perusahaan Organda) di Kota Salatiga. ESTO merupakan salah satu pionir dunia transportasi di jawa tengah. Bahkan mungkin Indonesia. Sekedar informasi tidak banyak perusahaan otobus yang bisa bertahan sangat lama seperti ESTO. Krisis yang berkali-kali menghajar, resesi global tahun 1930-an, hingga krisis moneter tahun 1997 dapat dilalui dengan susah payah. Bayangkan saja. Ibarat manusia perusahaan ini pasti dipenuhi luka yang kita sendiri saja tak mampu membayangkan penderitaanya.
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img853.imageshack.us/img853/7530/frkz.jpg)
ESTO berawal dari sebuah perusahaan perseorangan milik Kwa Tjwan Ing.Dialah sang perintis di Salatiga. Sekitar tahun 1920an, Kwa Tjwan Ing membeli beberapa mobil kecil di Semarang untuk dipoerasikan di Soloscheweg. Ada yang di depan Toko Ralata, ada juga yang didepan rumah Kwa Tjwan Ing sendiri (Kantor ESTO), dan ada juga yang berhenti di beberapa tempat lain tak jauh dari sana.
Saat itu Kwa Tjwan Ing juga memiliki beberapa armada truck angkutan juga. Saat itu salatiga menjadi pemasok bahan pokok ke residen semarang. Hasil bumi seperti sayuran harus diantarkan dengan cepat ke semarang. Mungkin peluang itulah yang mendorong Kwa Tjwan Ing untuk menurunkan armada trucknya. Menurut kabar dulu ada 2 armada truck milik Kwa Tjwan Ing yang digunakan untuk mengangkut hasil bumi, arang, dan sayuran ke semarang. Dan inilah cikal bakal bisnis ekspedisi menggunakan kendaraan truck di jawa tengah. Dan hebatnya Kwa Tjwan Ing adalah perusahaan yang memperhatikan keselamatan. Konon kabarnya truck milik Kwa Tjwan Ing tidak pernah membawa muatan lebih dari beban maksimal yang dapat ditanggung oleh kendaraan. Mungkin ini karena peraturan oleh pihak belanda yang sangat ketat. Dan kedisiplinan sopir juga sangat dituntut. Truck harus masuk garasi dengan jam yang telah ditentukan.
ARMADA ESTO
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img534.imageshack.us/img534/988/dno5.jpg)
Bus Kwa Tjwan Ing,cikal bakal ESTO Salatiga. Trayek Salatiga-Bringin dan Salatiga-Tuntang
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img4.imageshack.us/img4/2938/p5ka.jpg)
Bus ESTO, bus pertama Salatiga sejak 1921
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/imageshack.us/a/img818/8587/74ln.jpg)
Chevrolet Loadmaster 1948. Line Salatiga-Ambarawa, sebenarnya sebuah truk tapi dimodif jadi bus dengan konstruksi kayu
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/imageshack.us/a/img706/6798/il24.jpg)
Chevrolet C 50 1971 Type ini dipakai utk rute salatiga, ambarawa, suruh n bringin.. sedangkan Chevy Loadmasternya discontinued.
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img24.imageshack.us/img24/4045/xo5b.jpg)
Esto Bus (2010) Line Salatiga - Ambarawa
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img38.imageshack.us/img38/2235/4zcs.jpg)
Esto Bus Pariwisata
Tambahan
Bagi agan2 yang mau koreksi sumonggo
Mengharap

Jangan lupa
juga gan....
Quote:
Spoiler for No Repost..:
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img585.imageshack.us/img585/8691/t2wq.jpg)
Spoiler for Prologue:
Banyak dari kita mungkin asing atau sama sekali tak mengenal nama ESTO, bahkan masyarakat muda salatiga kini mungkin mengenal Po.Safari atau yang lainnya sebagai icon Bis di Salatiga. Padahal siapa sangka ESTO atau Eerste Salatigasche Transport Onderneeming lebih dari 80 tahun beroperasi sebagai PO (Perusahaan Organda) di Kota Salatiga. ESTO merupakan salah satu pionir dunia transportasi di jawa tengah. Bahkan mungkin Indonesia. Sekedar informasi tidak banyak perusahaan otobus yang bisa bertahan sangat lama seperti ESTO. Krisis yang berkali-kali menghajar, resesi global tahun 1930-an, hingga krisis moneter tahun 1997 dapat dilalui dengan susah payah. Bayangkan saja. Ibarat manusia perusahaan ini pasti dipenuhi luka yang kita sendiri saja tak mampu membayangkan penderitaanya.
LAHIRNYA SANG LEGENDA
Kwa Tjwan Ing
Kwa Tjwan Ing
Quote:
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img853.imageshack.us/img853/7530/frkz.jpg)
ESTO berawal dari sebuah perusahaan perseorangan milik Kwa Tjwan Ing.Dialah sang perintis di Salatiga. Sekitar tahun 1920an, Kwa Tjwan Ing membeli beberapa mobil kecil di Semarang untuk dipoerasikan di Soloscheweg. Ada yang di depan Toko Ralata, ada juga yang didepan rumah Kwa Tjwan Ing sendiri (Kantor ESTO), dan ada juga yang berhenti di beberapa tempat lain tak jauh dari sana.
Saat itu Kwa Tjwan Ing juga memiliki beberapa armada truck angkutan juga. Saat itu salatiga menjadi pemasok bahan pokok ke residen semarang. Hasil bumi seperti sayuran harus diantarkan dengan cepat ke semarang. Mungkin peluang itulah yang mendorong Kwa Tjwan Ing untuk menurunkan armada trucknya. Menurut kabar dulu ada 2 armada truck milik Kwa Tjwan Ing yang digunakan untuk mengangkut hasil bumi, arang, dan sayuran ke semarang. Dan inilah cikal bakal bisnis ekspedisi menggunakan kendaraan truck di jawa tengah. Dan hebatnya Kwa Tjwan Ing adalah perusahaan yang memperhatikan keselamatan. Konon kabarnya truck milik Kwa Tjwan Ing tidak pernah membawa muatan lebih dari beban maksimal yang dapat ditanggung oleh kendaraan. Mungkin ini karena peraturan oleh pihak belanda yang sangat ketat. Dan kedisiplinan sopir juga sangat dituntut. Truck harus masuk garasi dengan jam yang telah ditentukan.
Transportasi Masal Perdana di Salatiga
Quote:
Spoiler for Buka:
ESTO dengan armada bus hijau (ada yang menjulukinya kodok ijo) adalah bus pertama Salatiga sehingga menjuluki diri “perusahaan angkutan pertama Salatiga” (Eerste Salatigasche Transport Onderneming), beroperasi sejak 1921.
Selanjutnya tahun 1923an. Sang pendiri, Kwa Tjwan Ing, mengembangkan usaha setelah membeli beberapa bus kecil. Bus hanya melayani rute Salatiga-Tuntang dan Salatiga-Bringin. saat itu telephone baru saja masuk ke salatiga. ketika itu di armada Kwa Tjwa Ing (belum berubah menjadi ESTO) tertera jelas no telepone 42. rute salatiga tuntang dipilih karena adanya stasiun kereta di tuntang.
Mungkin kalo bisa disebut seperti jaman sekarang. kala itu sudah bisa disebut shutle. membawa penumpang ke transportasi masal berikutnya. ketika itu penumpang sudah ramai. walau didominasi oleh para pedagang berada dan bangsa belanda. Pioner ini sudah mulai menampakan bentuknya sebagai moda transportasi masal modern yang diperhitungkan. Saat itu, setiap orang yang akan ke Semarang biasanya oper dua kali, sekali untuk perjalanan Salatiga Tuntang dengan menggunakan dokar atau ESTO, (di kemudian hari disediakan oleh Djawatan Kereta Api), lalu naik kereta api ke Semarang via KedungJati. dengan kondisi demikian maka jam keberangkatan bus ESTO disesuaikan dengan jam keberangkatan atau kedatangan kereta api.
Bus ESTO generasi pertama hanya berkapasitas 16 - 18 orang saja. Tempat duduknya dibagi dua. tempat duduk bagian depan diberi jok yang empuk dan menghadap ke depan (untuk orang-orang Belanda). Sementara tempat duduk bagian belakang hanya dari rotan dan menghadap ke belakang untuk kaum pribumi. Karena fasilitas lain, maka ongkosnya pun berbeda. Masih terlihat jelas perbedaan dan diskriminasi di sini.
Di awal usahanya, mobil Kwa Tjwan Ing menggunakan ban mati dengan daya yang terbatas, maka tidaklah mengherankan bila melewati tanjakan tertentu
yang terjal mobil tersebut harus berjalan mundur, bila tidak maka tidak akan kuat naik. Pada 1930, ESTO berganti pemilik, dari Kwa Tjwan Ing kepada anaknya Kwa Hong Po (Winata Budi Dharma). Pada masa ini, ESTO semakin berkembang dan melayani rute Sragen, Purworejo, Kutoarjo, Kendal, Kudus, dan Pati.
Selanjutnya tahun 1923an. Sang pendiri, Kwa Tjwan Ing, mengembangkan usaha setelah membeli beberapa bus kecil. Bus hanya melayani rute Salatiga-Tuntang dan Salatiga-Bringin. saat itu telephone baru saja masuk ke salatiga. ketika itu di armada Kwa Tjwa Ing (belum berubah menjadi ESTO) tertera jelas no telepone 42. rute salatiga tuntang dipilih karena adanya stasiun kereta di tuntang.
Mungkin kalo bisa disebut seperti jaman sekarang. kala itu sudah bisa disebut shutle. membawa penumpang ke transportasi masal berikutnya. ketika itu penumpang sudah ramai. walau didominasi oleh para pedagang berada dan bangsa belanda. Pioner ini sudah mulai menampakan bentuknya sebagai moda transportasi masal modern yang diperhitungkan. Saat itu, setiap orang yang akan ke Semarang biasanya oper dua kali, sekali untuk perjalanan Salatiga Tuntang dengan menggunakan dokar atau ESTO, (di kemudian hari disediakan oleh Djawatan Kereta Api), lalu naik kereta api ke Semarang via KedungJati. dengan kondisi demikian maka jam keberangkatan bus ESTO disesuaikan dengan jam keberangkatan atau kedatangan kereta api.
Bus ESTO generasi pertama hanya berkapasitas 16 - 18 orang saja. Tempat duduknya dibagi dua. tempat duduk bagian depan diberi jok yang empuk dan menghadap ke depan (untuk orang-orang Belanda). Sementara tempat duduk bagian belakang hanya dari rotan dan menghadap ke belakang untuk kaum pribumi. Karena fasilitas lain, maka ongkosnya pun berbeda. Masih terlihat jelas perbedaan dan diskriminasi di sini.
Di awal usahanya, mobil Kwa Tjwan Ing menggunakan ban mati dengan daya yang terbatas, maka tidaklah mengherankan bila melewati tanjakan tertentu
yang terjal mobil tersebut harus berjalan mundur, bila tidak maka tidak akan kuat naik. Pada 1930, ESTO berganti pemilik, dari Kwa Tjwan Ing kepada anaknya Kwa Hong Po (Winata Budi Dharma). Pada masa ini, ESTO semakin berkembang dan melayani rute Sragen, Purworejo, Kutoarjo, Kendal, Kudus, dan Pati.
Masa Sulit ESTO
Quote:
Spoiler for Buka:
Tahun 1930an dunia dilanda krisis ekonomi besar. banyak bidang usaha yang terancam gulung tikar. tak terkecuai ESTO. perusahaan ini mulai kesulitan keuangan. saat itu perusahaan dipimpin dan dijalankan oleh Kwa Hong Po.
Kebangkrutan tersebut membuat sebagian armada ESTO diambil alih BPM Shell karena ESTO memiliki banyak hutang bensin. Sebagian lagi armadanya jatuh ke perusahaan bus NV ADAM, Semarang. Karena armadanya tinggal beberapa saja maka konsekuensinya ESTO kembali hanya melayani Bringin, Suruh, Ambarawa, dan Tuntang saja. Pada 1938, ESTO berganti pemilik lagi dari Winata Budi Dharma ke saudaranya, Kwa Hong Biauw. beliau memiliki istana megah di Salatiga yang sekarang menjadi gedung Institute Roncali.
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img203.imageshack.us/img203/3195/co6m.jpg)
Istana Megah yang sekarang menjadi gedung Institute Roncali, Salatiga
Dibawah kendali Kwa Hong Biauw ESTO sedikit demi sedikit merangkak membenahi diri. badai hutang yang muali mereda membuat kondisi keuangan ESTO menjadi sedikit membaik hingga sebelum tahun 1940an.
Menjelang Jepang masuk ke Indonesia , sebagian armada ESTO diambil alih Belanda untuk menghadapi Jepang di beberapa front pertempuran. Sebagai kompensasinya, pemilik ESTO mendapat " surat sakti" dari pemerintah Belanda. nantinya dengan surat itu, pemilik ESTO dapat membeli bus baru lagi dengan harga yang murah.
Pada jaman Jepang, armada ESTO kembali menjadi rampasan, bahkan truk dan kendaraan jenazah yang dimiliki ESTO pun tidak luput dari incaran Jepang. Pada 1948 dengan menggunakan surat sakti dari pemerintah Belanda, pemilik ESTO membeli bus-bus baru lagi dengan harga yang sangat murah. Bila sebelumnya armadanya menggunakan beberapa merek, maka saat itu armada ESTO hanya menggunakan Chevrolet. Trayeknya saat itu hanya Salatiga, Suruh, Ambarawa, trayek itu tetap bertahan hingga tahun 90an
Kebangkrutan tersebut membuat sebagian armada ESTO diambil alih BPM Shell karena ESTO memiliki banyak hutang bensin. Sebagian lagi armadanya jatuh ke perusahaan bus NV ADAM, Semarang. Karena armadanya tinggal beberapa saja maka konsekuensinya ESTO kembali hanya melayani Bringin, Suruh, Ambarawa, dan Tuntang saja. Pada 1938, ESTO berganti pemilik lagi dari Winata Budi Dharma ke saudaranya, Kwa Hong Biauw. beliau memiliki istana megah di Salatiga yang sekarang menjadi gedung Institute Roncali.
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img203.imageshack.us/img203/3195/co6m.jpg)
Istana Megah yang sekarang menjadi gedung Institute Roncali, Salatiga
Dibawah kendali Kwa Hong Biauw ESTO sedikit demi sedikit merangkak membenahi diri. badai hutang yang muali mereda membuat kondisi keuangan ESTO menjadi sedikit membaik hingga sebelum tahun 1940an.
Menjelang Jepang masuk ke Indonesia , sebagian armada ESTO diambil alih Belanda untuk menghadapi Jepang di beberapa front pertempuran. Sebagai kompensasinya, pemilik ESTO mendapat " surat sakti" dari pemerintah Belanda. nantinya dengan surat itu, pemilik ESTO dapat membeli bus baru lagi dengan harga yang murah.
Pada jaman Jepang, armada ESTO kembali menjadi rampasan, bahkan truk dan kendaraan jenazah yang dimiliki ESTO pun tidak luput dari incaran Jepang. Pada 1948 dengan menggunakan surat sakti dari pemerintah Belanda, pemilik ESTO membeli bus-bus baru lagi dengan harga yang sangat murah. Bila sebelumnya armadanya menggunakan beberapa merek, maka saat itu armada ESTO hanya menggunakan Chevrolet. Trayeknya saat itu hanya Salatiga, Suruh, Ambarawa, trayek itu tetap bertahan hingga tahun 90an
Sejarah BERLALU...
Quote:
Spoiler for Buka:
Dari tahun 60an hingga awal 90 an ESTO masih merajai jalur Suruh - Salatiga - hingga Ambarawa. Tahun - tahun itu masih sedikit armada bus pesaing, jalur salatiga dungjati pun pernah dikuasai ESTO. setelah masa sulit pasca kemerdekaan, perusahaan ini bisa bertahan dan kembali mengukir masa kejayaan sejak 1970 hingga akhir tahun 1990. bahkan tahun 60-70an PO ini menjadi salah satu perusahaan otobus percontohan.
”Waktu krisis moneter, perusahaan masih bagus karena setoran mencukupi. Kami pernah dijadikan contoh karena perusahaan memerhatikan karyawan. Awak bus, selain mendapat komisi harian, juga mendapat gaji tetap. Jamsostek juga dapat sampai akhirnya dihapus,” kenang Slamet salah satu crew ESTO.
Awal tahun 90. saat itu saya masih berumur 3-4tahunan. armada PO ESTO begitu menarik bagi saya. di tengah gencarnya serangan armada baru seperti mercedez benz oh 1113 yang terbilang mewah pada jamanya. bus tua milik ESTO masih melaju kencang menempel para pesaingnya itu. warna hijau tua dengan lambang ESTO melingkar berlari dan bergoyang anggun menempel armada armada kotak mewah di depanya. inilah awal mula jatuh cinta saya terhadap BUS!. bagi alan kecil itu adalah sebuah moment tak terlupakan yang terekam jelas di ingatan saya.
Persaingan ketatpun sudah mulai terasa saat menjamurnya perusahaan otobus di jawa tengah. kehadiran po SAFARI, po TARUNA, po APOLO. yang mendominasi jalur salatiga semarang dengan armada baru makin mempersempit nafas si pejuang tua ini. penumpangnya hanya para pedagang kecil yang berdagang di ambarawa, dan segelintir anak sekolah dari ambarawa. diperparah kenaikan harga BBM di tahun 2005. ESTO berada di titik nadir. Dari 10 bus yang dimiliki, saat ini tersisa enam, tiga masih beroperasi dan tiga lainnya terpaksa dikandangkan karena mesin rusak.
”Empat bus yang sudah dikanibal itu laku Rp 8 juta per unit karena dijual sebagai barang bekas. Hasilnya juga untuk biaya operasional,” kata Slamet yang diserahi tanggung jawab sejak pemilik ESTO, Kwa Liong Siang, sakit tahun 1996.Harga suku cadang yang tinggi diperparah setoran yang turun akibat harga solar meroket dari Rp 1.850 jadi Rp 4.300 per liter. Untuk mengganti suku cadang, per unit bus, memerlukan Rp 5 juta. Setoran harian tidak tentu, kadang Rp 20.000, kadang Rp 50.000 per bus.
Jangankan untuk peremajaan bus, untuk gaji montir saja mulai kesulitan. Satu bulan terakhir, enam montir belum digaji. Mereka tidak banyak menuntut karena mengetahui kondisi perusahaan. Bengkel bus juga sudah lama tak diperbaiki. Selain itu, penghasilan awak bus dan karyawan tak menentu.
Pada 2001, ESTO masih memiliki beberapa armada bus, namun hanya melayani rute Semarang Ambarawa saja. Oleh pemiliknya saat itu, sudah tidak ingin dikembangkan lagi, dan bila tak ada yang berminat meneruskan usaha ini maka akan dinyatakan ditutup samasekali. Kini... ESTO akan menjadi tinggal sejarah. Saya sering ke Salatiga namun hingga kini hanya ada sekitar 2 unit ESTO berada di jalan. Hanya melayani Salatiga Ambarawa saja... NV ADAM yang dulu sempat mengambil alih armada ESTO, kini juga hidup segan mati tak mau. salah satu armada NV ADAM dipakai untuk bus karyawan di Charoen Pokphand di Sayung, Demak.
[dikutip dari artikel Budi NR (jakbus.com)]
”Waktu krisis moneter, perusahaan masih bagus karena setoran mencukupi. Kami pernah dijadikan contoh karena perusahaan memerhatikan karyawan. Awak bus, selain mendapat komisi harian, juga mendapat gaji tetap. Jamsostek juga dapat sampai akhirnya dihapus,” kenang Slamet salah satu crew ESTO.
Awal tahun 90. saat itu saya masih berumur 3-4tahunan. armada PO ESTO begitu menarik bagi saya. di tengah gencarnya serangan armada baru seperti mercedez benz oh 1113 yang terbilang mewah pada jamanya. bus tua milik ESTO masih melaju kencang menempel para pesaingnya itu. warna hijau tua dengan lambang ESTO melingkar berlari dan bergoyang anggun menempel armada armada kotak mewah di depanya. inilah awal mula jatuh cinta saya terhadap BUS!. bagi alan kecil itu adalah sebuah moment tak terlupakan yang terekam jelas di ingatan saya.
Persaingan ketatpun sudah mulai terasa saat menjamurnya perusahaan otobus di jawa tengah. kehadiran po SAFARI, po TARUNA, po APOLO. yang mendominasi jalur salatiga semarang dengan armada baru makin mempersempit nafas si pejuang tua ini. penumpangnya hanya para pedagang kecil yang berdagang di ambarawa, dan segelintir anak sekolah dari ambarawa. diperparah kenaikan harga BBM di tahun 2005. ESTO berada di titik nadir. Dari 10 bus yang dimiliki, saat ini tersisa enam, tiga masih beroperasi dan tiga lainnya terpaksa dikandangkan karena mesin rusak.
”Empat bus yang sudah dikanibal itu laku Rp 8 juta per unit karena dijual sebagai barang bekas. Hasilnya juga untuk biaya operasional,” kata Slamet yang diserahi tanggung jawab sejak pemilik ESTO, Kwa Liong Siang, sakit tahun 1996.Harga suku cadang yang tinggi diperparah setoran yang turun akibat harga solar meroket dari Rp 1.850 jadi Rp 4.300 per liter. Untuk mengganti suku cadang, per unit bus, memerlukan Rp 5 juta. Setoran harian tidak tentu, kadang Rp 20.000, kadang Rp 50.000 per bus.
Jangankan untuk peremajaan bus, untuk gaji montir saja mulai kesulitan. Satu bulan terakhir, enam montir belum digaji. Mereka tidak banyak menuntut karena mengetahui kondisi perusahaan. Bengkel bus juga sudah lama tak diperbaiki. Selain itu, penghasilan awak bus dan karyawan tak menentu.
Pada 2001, ESTO masih memiliki beberapa armada bus, namun hanya melayani rute Semarang Ambarawa saja. Oleh pemiliknya saat itu, sudah tidak ingin dikembangkan lagi, dan bila tak ada yang berminat meneruskan usaha ini maka akan dinyatakan ditutup samasekali. Kini... ESTO akan menjadi tinggal sejarah. Saya sering ke Salatiga namun hingga kini hanya ada sekitar 2 unit ESTO berada di jalan. Hanya melayani Salatiga Ambarawa saja... NV ADAM yang dulu sempat mengambil alih armada ESTO, kini juga hidup segan mati tak mau. salah satu armada NV ADAM dipakai untuk bus karyawan di Charoen Pokphand di Sayung, Demak.
[dikutip dari artikel Budi NR (jakbus.com)]
ARMADA ESTO
Spoiler for Armada:
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img534.imageshack.us/img534/988/dno5.jpg)
Bus Kwa Tjwan Ing,cikal bakal ESTO Salatiga. Trayek Salatiga-Bringin dan Salatiga-Tuntang
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img4.imageshack.us/img4/2938/p5ka.jpg)
Bus ESTO, bus pertama Salatiga sejak 1921
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/imageshack.us/a/img818/8587/74ln.jpg)
Chevrolet Loadmaster 1948. Line Salatiga-Ambarawa, sebenarnya sebuah truk tapi dimodif jadi bus dengan konstruksi kayu
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/imageshack.us/a/img706/6798/il24.jpg)
Chevrolet C 50 1971 Type ini dipakai utk rute salatiga, ambarawa, suruh n bringin.. sedangkan Chevy Loadmasternya discontinued.
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img24.imageshack.us/img24/4045/xo5b.jpg)
Esto Bus (2010) Line Salatiga - Ambarawa
![ESTO, Sang Legenda itu Kini... [Bismania masuk]](https://dl.kaskus.id/img38.imageshack.us/img38/2235/4zcs.jpg)
Esto Bus Pariwisata
Tambahan
Quote:
Bagi agan2 yang mau koreksi sumonggo

Mengharap

Jangan lupa

Diubah oleh bayantulla 23-09-2013 07:01


nona212 memberi reputasi
1
14.3K
Kutip
81
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan