The Tielman Brothers salah satu pelopor musik Indorock yang paling bersejarah di dunia ternyata kurang dikenal di negerinya sendiri yaitu Indonesia.
The Tielman Brothers terdiri dari lima orang bersaudara yaitu Andy Tielman (vokal), Reggy Tielman (gitar, banjo, vokal), Ponthon Tielman (contrabass, gitar, vokal), Loulou Tielman (drum, vokal), dan Jane Tielman (vokal) itu dikenal oleh masyarakat Eropa pada tahun 1950-an. Sebenarnya musik yang dimainkan oleh mereka beraliran rock n roll, namun orang Belanda lebih senang menyebutnya dengan indorock.

Dengan ciri khas-nya, Tielman Brothers memadukan antara musik Indonesia dan barat namun akarnya tetap dari Keroncong. Mereka juga merupakan salah satu perintis rock n roll di Belanda. Band ini cukup terkenal di wilayah Eropa bahkan jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones.

Penampilan The Tielman Brothers juga selalu dikenal atraktif dan memukau. Mereka bisa memainkan alat musik sambil melompat-lompat, berguling-guling serta mahir dalam menggunakan alat musik. Andy Tielman bahkan selalu memainkan gitar dengan gigi-nya, dibelakang kepala atau punggung. Aksi ini dipercaya telah menginspirasi Jimi Hendrix dan Jimmy Page dalam permainan gitarnya.

Sayangnya, nama The Tielman Brothers jarang sekali diketahui oleh masyarakat Indonesia, bahkan mungkin masyarakat tidak tahu jika mereka adalah orang Indonesia asli. (dari berbagai sumber)

Musik kuno era 1970-an yang diusung White Shoes And The Couple Company (WSATCC) mungkin memang kurang digandrungi kebanyakan masyarakat Indonesia. Namun, mereka sukses besar di kalangan penikmat musik indie dan sering tampil di acara festival musik internasional.

WSATCC merupakan band yang didirikan para mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 2002. Musik yang diusung oleh mereka pun tidak jauh dari pop, funk, dan jazz serta menggunakan sound dari era 1930-an sampai 1970-an.

Aprilia Apsari, Saleh, Yusmario Farabi, John Navid, Ricky Virgana, dan Aprimela Prawidyanti, merilis album perdananya di tahun 2005 dengan judul yang sama seperti nama mereka. Album ini, akhir dirilis juga di Amerika Serikat melalui label Minty Fresh. Mereka juga bisa dikatakan sebagai salah satu band indie Indonesia yang sukses menembus pasar di Amerika Serikat.

WSATCC sering mendapat undangan untuk tampil di festival musik internasional seperti San Fransisco, Singapura dan Hongkong. Di Indonesia sendiri, pelantun “Aksi Kucing” ini masuk dalam jajaran 25 band terbaik versi Majalah Rolling Stone. Sedangkan di luar negeri, Allmusic memasukkannya ke dalam deretan Crushworthy band tahun 2006.

Bagi para penggemar musik grindcore pasti tidak asing dengan nama Noxa. Selain disegani di Indonesia, mereka ternyata juga punya nama yang cukup dikagumi di luar negeri.

Band asal Jakarta ini terdiri dari alm Robin Hutagaol (drum) kemudian digantikan Alvin Eka Putra, Ade Himernio (gitar), Tonny Christian Pangemanan (vokal), dan Dipa Biomantara (bass). Noxa lebih sering memainkan lagu yang bertema kritikan sosial dan kemanusian.

Sejak merilis album perdananya, Noxa langsung dilirik banyak orang, termasuk berkesempatan ikut bermain di festival musik internasional Singapura dan Malaysia. Tahun 2006, Noxa merilis album keduanya. Album ini dibuat di Stonedeaf Studio, New York, Amerika. Album tersebut juga diisi olehj seorang vokalis band Gadget dari Swedia. Kemudian lirik lagu disalah satu album tersebut ditulis oleh Keijo Niinimaa, vokalis Rotten Sound dari Finlandia.

Di tahun yang sama, Noxa juga mendapat tawaran untuk bermain di sebuah festival musik metal di Jerman yaitu Fuck The Commerce-X, sayangnya karena tidak berhasil mendapatkan visa mereka jadi batal tampil. Namun di tahun 2008, Noxa tampil di Tuska Open Air Metal Festival, Helsinki, Finlandia dan mereka merupakan grup metal pertama dari Asia yang tampil dalam acara tersebut.

Kehadiran Noxa ini ternyata menarik perhatian publik dan media massa setempat seperti Finlandia SK, Helsingin Sanomat, SK Six Degrees, ILKKA, SK Kirkko ja Kaaupunki, Majalah Pop Inferno dan TV YPE kanal 1. Pada tahun 2010, Noxa berkesempatan tampil di festival Obscene Extreme di Ceko.

Selain itu Noxa juga ikut andil dalam sebuah album kompilasi yang berjudul Obscene Extreme bersama beberapa band lainnya yang tampil di acara festival Obscene Extreme. Album ini didedikasikan Noxa untuk mendiang drummer mereka yaitu Robin Hutagaol.

Nama yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi, meskipun jarang tampil di televisi namun masyarakat sedikit banyak sudah mengenal Superman is Dead (SID).

SID merupakan band punk rock yang terdiri dari dari Bobby Kool, Eka Rock dan Jrx. Diawal kemunculannya, SID lebih banyak memainkan musik-musik yang beraliran sama seperti Green Day dan NOFX.

Album perdana SID yang berjudul Kuta Rock City ini, nama mereka langsung melambung dan meraih penghargaan sebagai band pendatang baru terbaik. Namun masuknya mereka ke mayor label sempat menimbulkan kontroversi dikalangan pecinta punk.

Band asal Bali ini banyak mengandalkan lirik yang bertema sosial, perlawanan terhadap penindasan, kemarahan alam, keserakahan manusia dan politik. Meskipun beraliran punk, namun SID banyak memasukkan unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboard.

Tahun 2009, SID merilis album yang berjudul Angels & The Outsiders, dimana mereka memadukan antara musik punk rock dan rock n’roll. Album ini ternyata membuat nama SID terdengar sampai Amerika. Mereka lalu diundang pada acara bergengsi Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan menjadi band kedua dari Asia yang berhasil manggung disana. SID juga sempat melakukan tur di beberapa kota di Amerika Serikat.

Bukan hanya itu saja, prestasi lain yang juga berhasil diraih oleh SID adalah masuk dalam salah satu chart di Billboard musik yaitu Uncharted Chart dan menempati urutan ke-23.

Segelintir orang pasti sudah mengenal siapa itu The S.I.G.I.T, namun banyak juga yang belum tahu sosok band berprestasi yang satu ini.
The S.I.G.I.T atau singkatan dari The Super Insurgent Group of Intemperance Talent merupakan band rock asal Bandung. Band yang terdiri dari Rektivianto Yoewono, Aditya Bagja Mulyana, Farri Icksan Wibisana, dan Donar Armando Ekana itu sebenarnya tidak ingin dikategorikan pada aliran tertentu. Namun musik mereka digambarkan seperti band rock garasi yang musiknya sering dibandingkan dengan Wolfmother dan The Datsuns.

Pada tahun 2004, mereka merilis mini album yang berjudul The S.I.G.I.T. Sejak merilis album tersebut, nama pelantun “Soul Sister” ini langsung terkenal di Bandung dan Jakarta. Bahkan The S.I.G.I.T sebagai band Rock N Roll terpanas.

Di tahun 2005, nama mereka masuk dalam majalah internasional NME Stereo. Lewat lagu “Black Amplifier”-nya, The S.I.G.I.T mendapat banyak ulasan yang positif. Mereka juga sempat ikut dalam rangkaian tur band asal Australia, Dallas Crane. Setelah itu, mereka menandatangani kontrak bersama salah satu label di Australia dan meluncurkan album perdananya yang berjudul Visible Idea of Perfection.

Tidak berhenti sampai disitu saja, mereka juga pernah tampil di ajang SXSW di Texas dan menggelar tur di California dan Hongkong. Kemudian menggelar sebuah konser tunggal di Bandung dan semua tiketnya terjual habis. lagi paling ane demen : no hook, all the time cobain deh gan ..